Gara-Gara 3 Mangkuk Mi, Kepala Seorang Pria di China Dipenggal

Seorang pria mengklaim, pemilik kedai mi memintanya membayar lebih sebesar 1 yuan per mangkuk. Namun pengakuannya itu diragukan.

oleh Jeannette Kifli diperbarui 21 Feb 2017, 19:20 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2017, 19:20 WIB
Ilustrasi mi ramen
Ilustrasi mi ramen (Live Strong)

Liputan6.com, Beijing - Seorang pria di China mengklaim telah diminta bayaran lebih oleh pemilik warung untuk beberapa mangkuk mi yang dimakannya. Tidak terima dengan permintaan tersebut, keduanya terlibat perkelahian sengit yang berujung tragis: kepala pemilik kedai mi itu dipenggal.

Seperti dikutip dari Shanghaiist, Selasa (21/2/2017), insiden tersebut terjadi pada Sabtu kemarin di Wuhan, Ibu kota Provinsi Hubei.

Setelah memakan tiga mangkok mi, pria bermarga Hu (22), yang merupakan seorang pekerja migran itu mengaku bahwa kedai memintanya untuk membayar lebih sebesar 1 yuan atau setara dengan Rp 2.000 per mangkuk.

Pemilik kedai itu disebut-sebut tak peduli dengan penolakan pria itu. Keduanya pun berkelahi sebelum akhirnya Hu memenggal kepala sang pemilik kedai yang berusia 42 tahun itu dengan pisau.

Ia meletakkan potongan kepala tersebut di dekat tempat sampah.

Tersangka yang berasal dari Provinsi Sichuan telah diamankan pihak kepolisian. Ia dilaporkan memiliki latar belakang penyakit mental dan kekerasan. Selain itu, ia juga dikabarkan menghabiskan waktu selama enam bulan tahun di rumah sakit jiwa pada 2016.

Sepupu Hu mengatakan, Hu sering mengancam keluarganya dengan kekerasan, bahkan memukuli orangtuanya sendiri.

"Saya tidak mendidik anak saya dengan baik. Saya benar-benar minta maaf," tutur ibu Hu kepada wartawan lokal.

Pemilik kedai mi tersebut tinggal bersama putranya yang berusia 13 tahun setelah bercerai dengan istrinya 5 tahun yang lalu. Kerabat sekitar mengenalnya sebagai pria yang jujur dan tidak mungkin meminta pelanggan untuk membayar lebih.

Polisi juga memperingatkan pengguna internet agar tidak membagikan video dan foto perkelahian mengerikan yang sudah tersebar di media sosial China ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya