Liputan6.com, Paris - Dua orang pria Yahudi diserang oleh sekelompok pemuda dengan gergaji besi di Paris. Sebelumnya mereka berteriak, "Yahudi kotor".
Dua pria Yahudi itu adalah kakak beradik berusia 17 dan 29 tahun. Mereka menggunakan kippah, topi khas Yahudi, saat mengendarai mobil dalam perjalanan pulang ke daerah Bondy. Para pemuda itu memandang keduanya dan mengikuti mereka dengan sebuah mobil van.
Baca Juga
Sang kakak mengatakan kepada polisi, ia menurunkan jendelanya untuk bertanya kepada sopir van mengapa ia menyalip dengan tiba-tiba.
Advertisement
Dikutip dari The Independent, pada Minggu (26/2/2017), sopir van itu menjawab sambil berteriak, "Terserah saya mau melakukan apa pun di jalanan ini, dasar Yahudi kotor! Brengsek! Kalian semua akan mati." Insiden terjadi pada Selasa 21 Februari lalu.
Kedua kakak beradik itu takut terjadi kecelakaan dan memutuskan berhenti di seluar sebuah kafe shisha. Rupanya, pengemudi van itu ikut berhenti dan memundurkan mobilnya. Ia kemudian keluar membawa senjata seperti gergaji logam. Ada satu hingga dua orang keluar dari mobil van mendekati kedua saudara yang malang itu.
Kedua kakak beradik mencoba kabur namun gagal. Kemudian mereka dipukuli. Pemuda Yahudi berusia 29 tahun dilaporkan dipukul hingga tersungkur ke tanah dan si penyerang mencoba memotong lehernya dengan gergaji.
Sementara adiknya remaja juga diserang oleh pria lainnya yang ingin menggorok lehernya.
Untungnya aksi brutal itu berhasil dihentikan oleh manajer bar yang melihat insiden itu. Para penyerang berhasil kabur meninggalkan korban yang terluka. Manajer itu sadar, kedua korban memakai atribut Yahudi.
"Tapi saya tak melihat siapa mereka apa itu Yahudi, Kristen atau Muslim bahkan ateis. Ini murni menolong manusia," kata manajer yang enggan dikutip namanya.
Sementara itu, France’s National Bureau for Vigilance Against Anti-Semitism (BNVCA) mengumumkan serangan atas nama keyakinan telah terjadi. Dan mereka memberikan tawaran pendampingan hukum kepada korban.
"BNVCA meminta polisi untuk melakukan sesuatu untuk mencari penyerang anti-yahudi itu. Menurutnya, penyerangnya ada dua hingga tiga orang," lanjutnya.
Sejauh ini belum ada penahanan terkait penyerangan itu. Insiden ini datang setelah kekerasan anti-semit meningkat di Prancis, yang dimulai pada Januari 2015. Kala itu, pengikut ISIS membunuh empat orang di supermarket Yahudi.
Ektremis bernama Mohammed Merah juga menyerang sekolah Yahudi dengan senjata api. Tujuh orang tewas pada insiden tahun 2012 itu.
Prancis memiliki populasi Yahudi terbesar ketiga di dunia. Dalam dua tahun terakhir mengalami peningkatan serangan anti-semit.
Desa Bondy dekat dengan suburb Aulnay-sous-Bois yang sempat diwarnai kerusuhan setelah polisi Prancis diduga melakukam pemerkosaan dengan alat kepada seorang pria kulit hitam.
Serangan terhadap Yahudi juga baru-baru ini terjadi di AS.
Makam Yahudi di St. Louis, Missouri dirusak, lebih dari 150 batu nisan rubuh dan rusak.
Sebagai bentuk solidaritas, dua aktivis Muslim Amerika pun memulai pengumpulan dana untuk perbaikan makam.
"Lewat kampanye ini, kami berharap bisa memberikan pesan persatuan dari komunitas Yahudi dan Muslim bahwa tidak ada tempat buat kebencian, perusakan, hal-hal yang dianggap najis dan kekerasan di Amerika Serikat," kata Tarek El-Messide dan Linda Sarsour seperti dikutip dari Washington Post.