Liputan6.com, Kuala Lumpur - Malaysia menjadi sorotan belakangan ini karena kasus kematian kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, Kim Jong-nam. Kasus tersebut bahkan membuat hubungan Kuala Lumpur dan Pyongyang menjadi tegang.
Selain itu, beberapa kasus lain yang menuai keprihatian dunia juga pernah terjadi di Negeri Jiran. Meski waktu telah bergulir, tetap tak ada jawaban pasti.
Misteri itu masih berusaha dipecahkan para penyidik Malaysia, juga dunia.
Advertisement
Sebut saja kasus kecelakaan pesawat MH370 dan MH17. Berikut ulasan singkat peristiwa yang menyandera Malaysia, Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Rabu (8/3/2017).
1. Kematian Misterius Kim Jong-nam
Kasus terbaru yang menjadi misteri adalah kematian Kim Jong-nam. Kakak tiri Kim Jong-un itu diduga kuat tewas akibat terpapar racun pelumpuh saraf VX nerve agent.
Kim Jong-nam meninggal kurang dari 20 menit setelah ia diserang dua wanita di Bandara Internasional Kuala Lumpur, 13 Februari 2017.
Pihak berwenang Malaysia sudah melakukan penyelidikan. Seorang WNI atas nama Siti Aisyah dan warga Vietnam bernama Don Thi Huang dijadikan terdakwa dalam kasus pembunuhan itu.
Selain mereka, belum ada lagi yang ditahan, tapi polisi sedang memburu tujuh warga Korea Utara. Empat orang tertangkap dalam rekaman CCTV bandara meninggalkan Malaysia pada saat serangan itu, namun tiga lainnya diyakini masih berada di negara itu.
Mereka termasuk seorang pejabat Kedutaan Korea Utara dan karyawan dari Air Koryo, maskapai Korea Utara. Polisi menduga mereka bersembunyi di kedutaan.
Korea Utara membantah klaim racun VX, sejauh ini mereka juga tak mengklaim jasad Kim Jong-nam. Hanya membenarkan bahwa korbannya berasal dari Korea Utara.
2. Ke Mana MH370?
Harapan bahwa misteri penerbangan terbesar di dunia akan segera dipecahkan berakhir pada Januari 2017. Pihak bewenang gabungan menangguhkan pencarian penerbangan MH370.
Sejak 8 Maret 2014, tiga tahun sudah keberadaan pesawat nahas itu tak diketahui. Tak pernah ada jawaban, semuanya misteri.
Pencarian yang menelan dana US$ 160 juta dari bentangan terpencil di Samudra Hindia sebelah barat pantai Australia gagal menemukan jejak Boeing 777 yang menghilang pada 8 Maret 2014, dalam penerbangan dari Kuala Lumpur ke Beijing.
Keluarga dari 239 orang di dalamnya tak setuju dengan keputusan menangguhkan pencarian itu. Mereka bahkan berencana menggalang dana sendiri untuk melanjutkan upaya tersebut melalui cara online maupun sumbangan perusahaan.
Namun, sementara pencarian laut dalam telah berakhir, penyelidikan yang lebih luas dalam hilangnya pesawat itu terus berlanjut. Di Australia, tim pakar internasional mempelajari apakah wilayah utara zona pencarian sebelumnya bisa menjadi tempat peristirahatan terakhir pesawat itu.
Pada Sabtu 4 Maret, Menteri Transportasi Malaysia Liow Tiong Lai mengatakan ada "85 persen" kesempatan diperkirakan pesawat berada di wilayah baru seluas 25.000 kilometer persegi.
Sebuah pencarian dari daerah di utara juga akan membutuhkan dana segar. Australia, Malaysia dan China - negara yang dibayar untuk pencarian asli - telah mengatakan mereka tidak memiliki rencana untuk mendanai yang baru kecuali mereka menerima bukti lokasi yang sebenarnya pesawat itu.
Para peneliti di Australia juga menganalisis cara bagian potongan bagian sayap peswat yang dikenal sebagai flaperon bisa 'berkelana' di laut dan terdampar di Pulau Reunion di lepas pantai Afrika pada bulan Juli 2015 -- potongan pertama dari puing-puing dapat ditemukan.
Malaysia, yang memimpin penyelidikan hilangnya pesawat itu, kata pihak berwenang juga akan meningkatkan upaya untuk mencari bagian-bagian dari pesawat di sepanjang pantai Afrika. Lebih dari dua puluh puing diyakini berasal dari pesawat 370 telah ditemukan sejauh ini.
Menemukan kotak hitam yang merupakan data perekam adalah kunci untuk mengungkap misteri Penerbangan Malaysia Airlines MH370.
Advertisement
3. Siapa yang Merudal MH17?
Pada 17 Juli 2014, sebanyak 298 penumpang dan awak kabin pesawat MH17 jatuh setelah bertolak dari Amsterdam Belanda menuju Kuala Lumpur, Malaysia.
Saat pesawat memasuki wilayah timur Ukraina yang dikuasai oleh separatis pro-Rusia, MH17 ditembak jatuh menggunakan rudal BUK.
Tidak ada yang tahu pasti apa yang menyebabkan pesawat milik maskapai Malaysia itu ditembak jatuh. Dugaan sementara -- berdasarkan bukti yang ada -- rudal tersebut berasal dari Rusia.
Bermacam-macam teori pun bermunculan, mencoba mengupas misteri di balik terpecahnya pesawat itu di udara. Meski tanpa bukti yang kongkret dan hanya berdasarkan pada dugaan tak jelas, banyak teori konspirasi bermunculan.
Beberapa di antaranya menyebutkan bahwa MH17 dirudal karena adanya sangkut paut CIA. Tidak hanya itu saja, beberapa kelompok bahkan juga menyebutkan adanya plot memicu Perang Dunia III.
Spekulasi lainnya yang beredar terkait pembunuhan Presiden Rusia Vladimir Putin, pengalihan isu Gaza, "sinyal" perang dunia kedua hingga untuk menutupi asal-usul penyakit HIV/AIDS.
Hampir 1.500 puing badan pesawat yang jatuh di wilayah Ukraina itu disatukan kembali oleh para penyidik di Belanda.
Dari hasil rakitan ulang puing-puing tersebut, penyidik dapat memperkirakan bagaimana MH17 hancur saat sedang mengudara.
Namun, siapa bertanggung jawab tak kunjung jelas.