Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Jurus Unik Meksiko Lawan Pelecehan Seksual dalam Angkot

Wanita korban pelecehen biasanya enggan melaporkan kejadian itu kepada pihak berwenang yang umumnya dijabat oleh kaum lelaki.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 30 Mar 2017, 15:00 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2017, 15:00 WIB
Penis seat in Mexico (0)
Wanita korban pelecehen biasanya enggan melaporkan kejadian itu kepada pihak berwenang yang umumnya dijabat oleh kaum lelaki. (Sumber Arshad Ali)

Liputan6.com, Mexico City - Kasus pelecehan seksual kerap terjadi di dalam kendaraan umum, termasuk di Indonesia. 

Pelecehan seksual itu bisa beragam. Entah dengan cara yang langsung, misalnya ketika ada penumpang lain yang menempelkan bagian kelamin ke tubuh penumpang wanita, ataupun cara tidak langsung semisal tatapan nakal.

Ternyata, seperti dikutip dari New York Post pada Kamis (30/3/2017), sarana angkutan umum juga menjadi tempat yang bisa mengerikan bagi kaum wanita di Meksiko.

Di ibu kota negara itu, sekitar 65 persen kaum wanita mengungkapkan bahwa mereka pernah diremas bagian tubuhnya, disuiti secara nakal, ataupun bentuk pelecehan lainnya dalam bus atau kereta.

Namun demikian, mereka biasanya enggan melaporkan kejadian itu kepada pihak berwenang yang umumnya dijabat oleh kaum lelaki.

Pemerintah Meksiko meluncurkan beberapa upaya untuk memerangi masalah itu. Dimulai dengan pembentukan kesatuan polisi transportasi yang semua anggotanya adalah kaum wanita.

Tugas mereka adalah berkeliaran di dalam gerbong-gerbong kereta untuk menangkap basah dan meringkus para pelaku peremasan tubuh wanita.

Wanita korban pelecehen biasanya enggan melaporkan kejadian itu kepada pihak berwenang yang umumnya dijabat oleh kaum lelaki. (Sumber Arshad Ali)

Kampanye yang dimulai pada bulan ini lebih gigih lagi, yaitu dengan peluncuran kereta khusus kaum pria yang dirancang agar kaum pria memahami ketidaknyamanan yang dialami kaum wanita di dalam kendaraan umum.

Caranya? Pihak berwenang menciptakan kursi yang berbentuk secara cermat meniru anatomi bagian depan tubuh seorang pria, mulai dari busung dada, perut, dan penis.

Hasilnya dipandang cukup berdampak karena tidak ada satupun pria yang ingin duduk di tempat duduk seperti itu. Jika ada yang mencoba mendudukinya, ia akan segera lompat berdiri lagi seakan sedang terbakar.

Wanita korban pelecehen biasanya enggan melaporkan kejadian itu kepada pihak berwenang yang umumnya dijabat oleh kaum lelaki. (Sumber Arshad Ali)

Melalui cuitan Twitter, pelaku penggagas kesadaran akan pelecehan itu menuliskan, "Tidak nyaman duduk di sini, tapi tidak sebanding dengan kekerasan seksual yang dialami kaum wanita dalam hidup keseharian mereka."

Seperti apa kampanye melawan pelecehan seksual dalam kendaraan umum itu? Simak di sini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya