Tentara Filipina Temukan Rp 21 Miliar Milik Militan di Marawi

Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) menemukan sebundel cek dan nota bank senilai US$ 1,6 juta milik militan di Marawi.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 06 Jun 2017, 19:40 WIB
Diterbitkan 06 Jun 2017, 19:40 WIB
Akibat Serangan Kelompok Militan, Ribuan Warga Marawi Mengungsi
Pasukan pemerintah melakukan operasi militer untuk melawan militan yang mengepung kota Marawi di kota Bal-oi, Filipina selatan (26/5). Militer mengatakan telah menyelamatkan 120 orang dari sebuah sekolah dan rumah sakit. (AP Photo / Bullit Marquez)

Liputan6.com, Marawi - Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) menemukan setumpuk uang serta sebundel cek dan nota bank senilai US$ 1,6 juta (atau setara dengan Rp 21 miliar) di sebuah kompleks bangunan yang ditinggalkan oleh militan pemberontak Maute di Kota Marawi pada Selasa 6 Juni 2017. Menurut AFP, temuan tersebut menjadi bukti bahwa sejumlah militan pemberontak Maute perlahan mulai meninggalkan Kota Marawi.

Militer Filipina juga dilaporkan telah berhasil merebut sejumlah lokasi yang dihuni oleh penembak jitu pemberontak Maute. Lokasi tersebut merupakan beberapa wilayah yang sulit direbut oleh AFP pada beberapa waktu terakhir, demikian seperti yang dilansir oleh Asian Correspondent, Selasa (6/6/2017).

"Penemuan uang jutaan dolar itu mengindikasikan bahwa militan Maute telah melarikan diri karena pasukan pemerintah telah menekan dan menghancurkan kelompok tersebut," kata Perwira Operasi Marinir AFP, Rowan Rimas dalam sebuah konferensi pers di Marawi, seperti yang dikutip oleh Asian Correspondent.

Juru Bicara AFP, Jo-Ar Herrera menjelaskan bahwa penemuan itu merupakan bukti bahwa kemungkinan besar kelompok militan Maute memiliki hubungan dengan kelompok teroris internasional. Namun saat ini, Pemerintah Filipina tengah menyelidiki kemungkinan tersebut.

Kemungkinan lain adalah bahwa uang tersebut berasal dari sebuah bank lokal--bernama Landbank--yang sempat diserang dan dirampok oleh kelompok militan bersenjata.

Pertempuran Marawi telah menimbulkan kekhawatiran bagi sejumlah negara di Asia Tenggara--salah satunya Indonesia--bahwa kelompok yang berafiliasi dengan ISIS akan membentuk sebuah gerakan perlawanan--serupa di Suriah dan Irak--di Mindanao, Filipina. Tak hanya itu, sekitar 40 militan dari ratusan pemberontak Maute berasal dari Indonesia, Malaysia, India, Arab Saudi, Maroko, dan Chechnya.

Militer juga menilai bahwa para militan tampak tengah bersiap untuk melakukan pertempuran jangka panjang. Sejumlah prajurit AFP sempat menemukan tumpukan senjata dan makanan di beberapa titik pertempuran yang kini telah ditinggalkan oleh para militan pemberontak Maute.

Selain itu, proses evakuasi warga Marawi sempat tersendat. Namun perlahan, otoritas Filipina telah berhasil mengevakuasi sedikit demi sedikit warga sipil untuk keluar dari Marawi. Otoritas mengatakan bahwa 1.469 warga sipil telah diselamatkan.

"Dalam beberapa hari, kita akan bisa mendapatkan semuanya, kita akan bisa membersihkan seluruh Kota Marawi," kata Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal Eduaro Ano dalam sebuah wawancara radio.

Menurut Jenderal Ano, kini hanya tersisa sekitar 100 militan Maute yang bertahan di Marawi. Militer Filipina juga tengah mengonfirmasi hasil operasi serangan udara yang dikabarkan berhasil menewaskan salah satu pemimpin militan Maute, yakni Omar Maute.

Saat ini, sekitar 120 militan terbunuh dalam pertempuran. Sementara itu, pemerintah menyebut bahwa 39 personel militer dan 20 hingga 38 warga sipil tewas di Marawi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya