Liputan6.com, Marawi - Pertempuran di Marawi Filipina diprediksi tidak akan selesai dalam waktu dekat. Milisi Maute dikabarkan telah mempersiapkan strategi untuk menghadapi pengepungan jangka panjang yang siap dilakukan militer negara tersebut.
"Milisi yang telah melakukan penyerbuan di salah kota di Filipina, Marawi, telah siap untuk menghadapi pengepungan," sebut salah seorang pejabat Militer Filipina, seperti dikutip dari BBC, Selasa (6/6/2017).
"Mereka mempersiapkan tempat perlindungan dan lorong bawah tanah yang telah diisi dengan makanan dan senjata," ucap dia.
Advertisement
Sampai sekarang, sudah 170 orang tewas dalam pertempuran ini. Dua puluh di antaranya merupakan warga sipil.
Lebih menyedihkan lagi, 180 ribu penduduk Marawi terpaksa mengungsi demi alasan keamanan.
Baca Juga
Saat ini terdapat ratusan warga sipil yang diduga masih terperangkap dalam pertempuran. Mereka diperkirakan kekurangan stok makanan dan obat-obatan.
Kekerasan di Marawi pecah setelah aparat keamanan berusaha menangkap Isnilon Hapilon, veteran militan Filipina yang diyakini sebagai pemimpin ISIS di kawasan itu.
Tak lama, puluhan anggota kelompok militan menyerbu kota itu.
Segera setelahnya, bendera hitam ISIS berkibar dan kelompok militan dilaporkan menculik seorang pendeta dan sejumlah jemaat gereja. Mereka juga membakar sejumlah bangunan.
"Penolakan mereka untuk menyerah membuat kota tersandera. Oleh karena itu, semakin penting untuk menggunakan lebih banyak serangan udara demi membersihkan kota dan mengakhiri pemberontakan ini," kata juru bicara militer Brigadir Jenderal Restituto Padilla.
Presiden Duterte dan pimpinan militer mengatakan, sebagian besar militan berasal dari kelompok Maute yang diperkirakan memiliki sekitar 260 pengikut. Maute telah berikrar setia kepada ISIS.
Duterte menambahkan, penjahat lokal juga turut mendukung kelompok Maute di Marawi.