Liputan6.com, Ramallah - Presiden Palestina Mahmoud Abbas memastikan negaranya akan membekukan semua kontak dengan Israel. Kebijakan itu diambil sebagai bentuk protes atas pengetatan keamanan yang dilakukan Israel di Masjid Al Aqsa.
Langkah Israel ini diketahui berujung masalah. Protes besar yang dilakukan warga Palestina berujung kericuhan yang menelan korban luka dan jiwa.
Dalam pernyataan singkat di televisi lokal, Abbas menyebut kontak akan dibekukan hingga Israel menarik semua detektor logam atau metal detector yang dipasang di pintu masuk Al Aqsa.
Advertisement
"Saya mendeklarasikan penghentian komunikasi dengan semua level di Israel sampai mereka membatalkan langkah keamanan dan mempertahankan status quo yang berlaku," ucap Abbas seperti dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (22/7/2017).
Baca Juga
Pengetatan keamanan di Al Aqsa membuat geram Abbas. Sebelum membekukan seluruh komunikasi, ia telah menyerukan agar rakyatnya memprotes keputusan Israel.
Situasi di sekitar tempat suci umat Islam tersebut memanas usai insiden berdarah Jumat 14 Juli 2017. Pihak Israel menuduh pemuda Palestina membunuh tiga orang polisi yang sedang berjaga di dekat masjid.
Pengetatan keamanan pun memicu demonstrasi besar. Unjuk rasa rakyat Palestina berujung kericuhan yang menyebabkan 50 demonstran terluka.
Empat di antara korban luka merupakan petugas medis. 15 korban lain diketahui terluka karena terkena tembakan peluru karet.
Salah satu korban luka teridentifikasi sebagai mantan Mufti Yerusalem, Sheikh Ikirima Sabri.
Selain di Yerusalem, faksi Hamas yang menguasai Gaza juga menyerukan warga Palestina untuk menggelar protes di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Menurut Mufti Yerusalem saat ini, Mohammed Ahmed Hussein, tindakan Israel memperketat pengamanan di Masjid Al-Aqsa tidak masuk di akal.
"Tindakan baru tersebut akan mengubah status quo," ucap Ahmed.