Mantan Dubes untuk Indonesia Jadi Sekretaris Dephan Australia

Selain pernah menjabat sebagai Duta Besar untuk Indonesia, Moriarty juga sempat menjadi Duta Besar Australia untuk Iran.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 31 Jul 2017, 07:21 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2017, 07:21 WIB
greg-moriarty-131101b.jpg

Liputan6.com, Canberra - Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, telah memilih seorang sekretaris baru di Departemen Pertahanan Australia: kepala stafnya saat ini, yakni Greg Moriarty. Ia juga dikenal dengan mantan Duta Besar Australia untuk Indonesia.

Pengangkatan Moriaty dilakukan sejak birokrat senior Dennis Richardson yang dihormati mengundurkan diri sebagai kepala Departemen Pertahanan Australia, semenjak dua bulan lalu. 

Selain pernah menjabat sebagai Duta Besar untuk Indonesia, Moriarty juga sempat menjadi Duta Besar Australia untuk Iran dan merupakan koordinator anti-terorisme Australia yang pertama. 

Ia pernah bekerja sebagai analis intelijen dan sebagai negosiator senior di Grup Pemantau Perdamaian di Bougainville, Papua Nugini. Demikian seperti dikutip dari AustraliaPlus pada Senin (31/7/2017).

Turnbull mengatakan, menggantikan posisi Greg di kepala staf adalah Peter Woolcott, yang saat ini menjadi komisaris tinggi Australia untuk Selandia Baru.

Ia mengatakan bahwa Moriarty akan membawa "pengalaman mendalam dan beragamnya yang luas untuk peran tersebut".

"Saya berterima kasih kepada Moriarty atas kerja kerasnya di tim saya, di mana ia menunjukkan kepemimpinan dan pemahaman strategisnya seperti yang telah dilakukannya sepanjang karirnya.”

"Saya juga berterima kasih kepada Brendan Sargeant atas dedikasinya saat menjabat sebagai sekretaris Departemen Pertahanan," lanjutnya Turnbull. 

Turnbull meminta saran dari CEO Cricket Australia, David Peever, sebelum mengumumkan penunjukan Moriarty.

Moriarty ditunjuk untuk masa jabatan lima tahun.

Moriarty bertugas sebagai Dubes Australia di Indonesia dari tahun 2010 hingga 2014. Saat menjabat dubes di Indonesia, Moriarty mengemban tugas yang cukup menantang. Di antaranya kebijakan yang meningkatkan perlindungan perbatasan yang membuat pemerintah Indonesia meradang.

Isu lain yang cukup keras menerpa kala insiden penyadapan yang dilakukan Australia terhadap pemerintahan Indonesia yang dimuat oleh Sydney Morning Herald pada 2013. Pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) sampai memanggil Moriarty untuk meminta penjelasan.

Juru bicara Kemenlu Michael Tene sebelumnya menjelaskan, pemanggilan Dubes Australia ini juga untuk menyampaikan protes pemerintah Indonesia soal isu penyadapan.

"Dubes Australia dipanggil untuk minta klarifikasi dan sampaikan sikap pemerintah seperti dalam press release kemarin," kata Tene dalam pesan singkat kepada Liputan6.com.

Dalam siaran pers pada Rabu 30 Oktober 2013, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan Indonesia protes keras atas isu adanya fasilitas penyadapan di Jakarta.

"Indonesia tidak dapat menerima (penyadapan). Dan mengajukan protes keras terhadap berita tentang keberadaan fasilitas penyadapan di Kedubes di Jakarta," ujar Marty

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya