Korut: Dukungan Australia untuk AS Tindakan Bunuh Diri

Kali perdana, Korut melayangkan ancaman terhadap Australia setelah Negeri Kanguru itu menegaskan dukungannya atas AS.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 21 Agu 2017, 17:03 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2017, 17:03 WIB
Pasukan Korsel ketika melakukan latihan militer gabungan dengan AS dan sejumlah negara lain pada 24 Agustus 2016
Pasukan Korsel ketika melakukan latihan militer gabungan dengan AS dan sejumlah negara lain pada 24 Agustus 2016 (AP Photo/Ahn Young-joon, File)

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara memperingatkan, dukungan Australia terhadap Amerika Serikat dalam konflik di Semenanjung Korea adalah "tindakan bunuh diri". Negeri Kanguru ikut bergabung dalam latihan militer yang dilakukan pasukan AS dan Korea Selatan.

Kantor berita Korut, KCNA, yang melansir pernyataan seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Korut memuat bahwa dukungan Perdana Menteri Malcolm Turnbull untuk Washington ditambah dengan partisipasi Australia dalam latihan militer membuat negara itu terbuka untuk mendapat serangan.

"Ini adalah sebuah tindakan bunuh diri dengan mengundang bencana. Ini adalah ilustrasi ketidakdewasaan politik, tidak sadar dengan seriusnya situasi saat ini," tulis KCNA seperti dilansir The Guardian, Senin (21/8/2017).

Pejabat Kemlu Korut tersebut juga mengatakan, "Australia mendukung AS dalam Perang korea, Perang Vietnam, dan perang melawan terorisme, namun pasukan mereka kehilangan banyak nyawa dan aset. Pemerintah Australia lebih baik mencurahkan waktu dan tenaga untuk mempertahankan kedamaian di negaranya sendiri, alih-alih melupakan pelajaran di masa lalu dan bergabung dengan AS dalam perang nuklir".

Ini adalah kali pertama KCNA selaku corong pemerintah Korut melontarkan ancaman terhadap Australia. Laporan KCNA ini dirilis sesaat jelang latihan militer bersama yang melibatkan puluhan ribu tentara Korea Selatan dan AS serta sejumlah kecil pasukan dari Inggris dan Australia.

Terdapat sekitar 17.500 tentara AS yang akan berpartisipasi dalam latihan tersebut -- lebih sedikit dibanding tahun lalu. Laporan media Korsel menyebutkan bahwa AS membatalkan rencana untuk memboyong dua kapal induknya terkait dengan pelaksanaan latihan ini.

Menteri Pertahanan AS, James Mattis, mengatakan bahwa jumlah pasukan yang lebih sedikit "dirancang untuk mencapai tujuan latihan". Ia membantah anggapan bahwa Washington mengurangi jumlah pasukan sebagai upaya untuk meredakan ketegangan dengan Pyongyang.

"Latihan sekarang ini adalah untuk memastikan bahwa kita siap membela Korsel dan sekutu kita di sana," tutur Mattis.

Latihan gabungan tersebut dikenal dengan nama Ulchi Freedom Guardian dan akan berlangsung selama dua pekan. Korut menggambarkan latihan gabungan ini sangat provokatif dan bertujuan invasi.

Sebelumnya, PM Turnbull memang sempat menegaskan bahwa militer Australia akan membantu AS jika Negeri Paman Sam diserang Korut. "Jika terjadi serangan terhadap AS, Perjanjian Anzus akan diterapkan, dan Australia akan datang membantu AS," ucap Turnbull pekan lalu.

 

Saksikan video menarik berikut:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya