Liputan6.com, Ottawa - Beberapa hari belakangan, ratusan ribu pelamar Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Indonesia mendapatkan jawaban atas proses lamaran yang telah dijalani selama ini. Meski, jawaban itu belum final.
Bagi mereka yang dinyatakan lulus, status masih menjadi Calon PNS (CPNS). Pihak pemerintah mengatakan, proses seleksi tidak sembarangan karena gaji dan tunjangan PNS mendapat porsi amat besar dalam anggaran negara.
Laporan Liputan6.com di awal tahun 2016 menyebutkan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengalokasikan pagu anggaran belanja pegawai, termasuk gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebesar Rp 347,5 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016.
Advertisement
Baca Juga
Anggaran tersebut naik dari belanja pegawai di APBN-P 2015 yang dipatok Rp 299,3 triliun.
Lalu, apakah pengeluaran itu efektif jika dibandingkan dengan kinerja para birokrat? Apa ukuran PNS yang efektif dan siapa yang pernah mengukurnya?
Dikutip dari Ottawa Citizen pada Rabu (6/9/2017), penelitian di 31 negara yang dilakukan oleh tim peneliti Inggris menyebutkan bahwa PNS Kanada adalah yang paling efektif sedunia.
Peringkat itu diperoleh berdasarkan skor keseluruhan ukuran kinerja seperti administrasi pajak, pembuatan kebijakan, inklusi, keterbukaan, integritas, manajemen krisis, serta manajemen fiskal dan keuangan.
Selain Kanada, negara-negara yang menduduki peringkat 10 teratas adalah Selandia Baru, Australia, Inggris, Finlandia, Swedia, Estonia, Norwegia, Korea, dan Amerika Serikat (AS).
Beberapa negara yang meraih skor birokrasi terendah adalah Slowakia, Hungaria, Yunani, Cheko, Italia, Portugal, dan Turki.
Penelitian Pertama Kali
Penelitian bertajuk International Civil Service Effectiveness (InCiSE) Index tersebut dilakukan oleh para peneliti dari Oxford University dan suatu think tank Inggris bernama Institute for Government.
Pengujian dilakukan pada 8 fungsi inti dan 4 atribut kunci. Tapi para peneliti memperingatkan bahwa data untuk penelitian awal belum lengkap dan masih harus diperbaiki dalam beberapa tahun ke depan.
Bukan hanya itu. Ketika para peneliti menyesuaikan angka perolehan keseluruhan suatu negara berdasarkan GDP per jumlah penduduk (GDP/capita), maka peringkat PNS Kanada turun ke nomor 5.
Peringkat itu masih di bawah Estonia, Meksiko, Selandia Baru, dan Korea. Estonia berada di puncak karena administrasi pajak kelas dunia dan gencarnya layanan berbasis digital.
Sebagai catatan, indeks ketepatgunaan (effectiveness index) dibiayai oleh Open Society Foundations, yaitu suatu organisasi yang digagas oleh miliarder George Soros untuk mendukung upaya-upaya pembangunan demokrasi di seluruh dunia.
Indeks PNS diciptakan untuk membantu pimpinan-pimpinan pemerintahan mengerti kinerja PNS dibandingkan dengan negara-negara lain. Menurut para peneliti, pengertian itu penting karena PNS memiliki peran penting dalam pembangunan negara.
Tapi, ketika dipelajari lebih lanjut di laman Oxford University, Indonesia tidak termasuk dalam daftar 31 negara yang dilibatkan dalam penelitian.
Namun demikian, laman theglobaleconomy.com menggunakan data Bank Dunia untuk membaca indeks daya guna pemerintah (government effectiveness index) Indonesia.
Menurut indeks itu, angka -2,5 berkiaitan dengan kinerja yang lemah, sedangkan angka 2,5 berkaitan dengan kinerja yang kuat.
Data Bank Dunia yang dipakai membentang dari 1996 hingga 2015. Angka rata-rata Indonesia dalam rentang waktu itu adalah -0,31. Paling rendah di angka -0,6 pada 1998 dan paling tinggi di angka -0,1 pada 2014.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Advertisement