Liputan6.com, Stockholm - Penghargaan Nobel di bidang Kimia diberikan kepada tiga ilmuwan atas karyanya dalam memperbaiki citra molekul biologis. Mereka adalah Jacques Dubochet, Joachim Frank, dan Richard Henderson.
Ketiga ilmuwan itu mengembangkan sebuah teknik yang disebut mikroskop cryo-elektron. Teknik tersebut menyederhanakan proses dalam melihat 'mesin kehidupan'.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari BBC, Rabu (4/10/2017), proses tersebut memungkinkan blok bangunan molekuler makhluk hidup dapat diabadikan di pertengahan pegerakan. Hal itu memungkinkan para ilmuwan untuk memvisualisasikan proses yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Kepada para awak media melalui saluran telepon, Joachim Frank mengatakan bahwa sumbangsih teknik tersebut terhadap penggunaan praktis sangat besar.
Para komite Nobel mengatakan bahwa karya tersebut telah memindahkan biokimia ke era baru.
Joachim Frank adalah ilmuwan asal Jerman. Ia membuat teknologi lebih mudah diterapkan dalam pengaturan umum dalam memproses gambar molekul sedemikian rupa sehingga gambar dua dimensi bisa berubah menjadi struktur tiga dimensi yang tajam.
Ilmuwan kedua, Jacques Dubochet, berhasil mendinginkan air dengan sangat cepat sehingga bisa dipadatkan di sekitar sampel biologis. Dengan teknik tersebut, ilmuwan Swiss itu memungkinkan bentuk alami sampel terawetkan.
Sementara itu ilmuwan kelahiran Edinburgh, Richard Henderson, berhasil menampilkan struktur molekul bakteri dalam resolusi atom.
Â
Peraih Nobel Kedokteran dan Fisika 2017
Sebelum pemenang Nobel Kimia diumumkan, komite Nobel telah mengumumkan peraih penghargaan tersebut di bidang kedokteran dan fisika.
Penghargaan Nobel 2017 di bidang kedokteran diberikan kepada tiga ilmuwan atas penemuannya dalam mekanisme molekuler yang mengendalikan ritme sirkadian atau jam biologis.
Ketiga ilmuwan tersebut, Jeffrey C Hall, Michael Rosbash, dan Michael W Young, mengungkap bagaimana tanaman, hewan, dan manusia menyesuaikan ritme biologisnya dengan menggunakan sinar matahari melalui teknologi khusus di dalam tubuh.
Dilansir dari The Independent, penelitian yang mereka lakukan itu membantu mengungkap salah satu misteri utama kehidupan manusia, yakni mengapa kita perlu tidur dan bagaimana hal itu terjadi.
Sementara itu Nobel Fisika 2017 diberikan kepada tiga ilmuwan AS. Ketiga ilmuwan itu berhasil mendeteksi adanya gelombang gravitasi. Mereka adalah Rainer Weiss, Kip Thorne, dan Barry Barish, peneliti dari observatorium Ligo-Virgo.
Gelombang gravitasi pertama kali diprediksi oleh fisikawan terkemuka, Albert Einstein. Hal tersebut merupakan konsekuensi dasar dari Teori Relativitas Umum.
Meskipun dihasilkan oleh peristiwa besar, seperti penggabungan dua lubang hitam, Einstein memperkirakan bahwa gelombang gravitasi terlalu kecil untuk dapat terdeteksi teknologi.
Namun ketiga penerima Penghargaan Nobel itu berhasil memimpin pengembangan sistem berbasis laser yang bisa mencapai kepekaan yang dibutuhkan untuk mendeteksi gelombang tersebut.
Advertisement