Anak Orang Kaya Asal Ukraina Iseng Tembaki Jalanan

Lewat akun Instagram pribadi miliknya, ia memperlihatkan detik-detik penembakan yang dilakukan ke arah pejalan kaki. Polisi turun tangan.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 02 Nov 2017, 15:00 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2017, 15:00 WIB
Pelaku penembakan di Ukraina ditahan oleh polisi usai video yang diunggah meresahkan banyak orang (Instagram/@damn.sultan)
Pelaku penembakan di Ukraina ditahan oleh polisi usai video yang diunggah meresahkan banyak orang (Instagram/@damn.sultan)

Liputan6.com, Kharkiv - Seorang pemuda asal Kota Kharkiv, Ukraina, menuai kecaman keras dari warganet setelah mengunggah sebuah video yang menunjukkan aksi berbahaya.

Lewat akun Instagram pribadi miliknya, pemuda tersebut memperlihatkan detik-detik penembakan yang ia lakukan ke arah pejalan kaki. Aksi berbahaya itu ia lakukan dari balkon sebuah bangunan.

Dalam rekaman berdurasi 13 detik tersebut, si pelaku yang ternyata anak orang kaya itu melepaskan dua kali tembakan tak terarah ke jalanan. Tak berhenti di situ saja, ia juga melepas tembakan sebanyak tiga kali ke arah langit.

Tak lama setelah melepas tembakan, pemuda itu langsung balik badan dan terlihat melebarkan senyuman yang tertangkap kamera sambil berucap, "Seseorang akan menelepon polisi."

Setelah video beredar dan jadi perbincangan khalayak ramai, tim polisi langsung diterjunkan untuk mengamankan pemuda yang mengaku "iseng" melepaskan beberapa tembakan tersebut.

Pria dengan akun Instagram @damn.sultan itu sendiri tak dapat lagi ditemukan. Ia dilaporkan telah menutup akun media sosial tersebut.

Saat diselidiki, pemuda yang tak disebutkan namanya itu tercatat sebagai mahasiswa di Kharkiv National University. Pihak universitas pun sudah mengonfirmasi soal kebenaran tersebut.

"Kami tak dapat membeberkan nama mahasiswa itu. Identitas pelaku sangat rahasia," ujar pihak Kharkiv National University.

Meski tak ada korban dari insiden penembakan di Ukraina tersebut, polisi tetap menahannya bersama tiga rekan lain yang terlibat.

Jika terbukti bersalah, mereka akan diancam hukuman penjara dengan masa kurungan tiga hingga tujuh tahun.

 

Penembakan Massal Las Vegas

Amerika Serikat sempat menjadi sorotan dunia akibat kasus penembakan massal di Las Vegas, Amerika Serikat.

Di tengah pagelaran festival musik country, seorang pria berusia 64 tahun memberondong para pengunjung dengan peluru. Pensiunan asal Nevada bernama Stephen Paddock itu memberondong peluru dari lantai 32 Mandalay Bay Hotel.

Ucapan dukacita pun membanjiri para korban dan keluarganya. Ucapan juga datang dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan sejumlah pemimpin dunia.

"Rasa dukacita dan simpati saya sampaikan kepada para korban dan keluarga dalam penembakan Las Vegas yang mengerikan. Semoga Tuhan memberkati kalian semua!" tulis Trump dalam Twitter.

Dalam sebuah pernyataan, Trump menyebut bahwa penembakan tersebut adalah aksi kejam.

"Bangsa kita sedang patah hati. Kami berkabung untuk semua orang-orang tercinta kalian yang menjadi korban tewas dan terluka dalam tragedi mengerikan di Las Vegas, Nevada. Saat kita berduka, kita berdoa agar Tuhan memberikan kenyamanan dan kelegaan dari semua penderitaan itu," ujar Trump.

Presiden ke-44 AS, Barack Obama, beserta istrinya juga menyampaikan simpati atas penembakan Las Vegas.

"Michelle dan saya berdoa untuk para korban d Las Vegas. Pikiran kami bersama dengan keluarga dan semua orang yang menghadapi tragedi tak berperikemanusiaan itu," tulis Obama dalam Twitter.

Dikutip dari Asian Correspondent, Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, turut berbelasungkawa. Dalam Twitter, ia menyebut bahwa negaranya mendukung warga Amerika.

"Saya bersedih atas kekerasan tak berperikemanusiaan di Las Vegas. Pikiran dan doa saya kirimkan kepada mereka yang kehilangan orang yang mereka cintai. Malaysia mendukung warga Amerika," tulis Razak.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen. "Saya sangat bersedih mendengar tragedi tak berperikemanusiaan di Las Vegas. Pikiran kami bersama dengan para korban dan keluarga."

Sementara itu, Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull, sedang berada dalam sebuah acara di Sydney saat penembakan massal Las Vegas terjadi. Turnbull menyebut bahwa serangan itu sebagai pengingat untuk terus bertahan menghadapi ancaman apa pun motifnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya