Terkuak, Rahasia di Balik Suara Berdecit Lantai Kastil di Jepang

Sejumlah kastil di Jepang lantainya dibuat dapat berdecit menyerupai kicauan burung jika ada seseorang yang menginjaknya.

oleh Citra Dewi diperbarui 08 Nov 2017, 18:40 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2017, 18:40 WIB
Kastil Nijo di Jepang
Kastil Nijo di Jepang (Public Domain)

Liputan6.com, Kyoto - Tak seperti kastil bergaya Barat yang dibangun di Eropa, istana di Jepang tidak memiliki strukutur seperti benteng. Meski terlihat berbeda, istana di Negeri Sakura itu dibangun dengan tujuan yang sama, yakni sebagai kediaman mewah yang dilengkapi dengan perlindungan.

Istana Jepang pertama dibangun pada Abad ke-15. Pada abad-abad berikutnya, kastil dibangun baik sebagai pusat pemerintahan atau sekedar sebagai rumah bagi tuan tanah yang kaya raya.

Pada puncak tren dibangunnya kastil, diperkirakan lebih dari 5.000 istana dibangun seantero Jepang. Namun, jumlah bangunan yang bertahan hingga saat ini hanya mencapai puluhan.

Salah satu kastil yang paling terkenal adalah Kastil Himeji. Berlokasi di Kobe, bangunan tersebut dikenal akan menara putihnya yang indah.

Dikutip dari The Vintage News, Rabu (8/11/2017), keseluruhan kompleks berlokasi di atas bukit yang terdiri dari 83 bangunan yang berbeda -- banyak dihubungkan dengan koridor. Bangunan utamanya terdiri dari enam tingkat dan dapat terlihat dari hampir semua lokasi di sekitar Kastil Himeji.

Meski Kastil Himeji disebut sebagai salah satu istana terindah di Jepang, tak berarti kastil lain tidak memiliki kelebihan. Salah satunya adalah Kastil Nijo, yang terletak di Kyoto.

Kastil tersebut dikenal karena merupakan contoh terbaik dari pemakaian uguisubari, yakni sistem lantai yang secara khusus dapat mengirim sinyal jika ada 'tamu tak diundang'.

Sistem lantai tersebut berfungsi sebagai alarm jika ada penyusup yang datang. Sistem itu disambut baik selama Periode Edo di Jepang, dimulai dari awal Abad ke-17 sampai akhir tahun 1860-an.

Itu merupakan zaman yang ditandai oleh sistem feodalisme sebagian, di mana penguasa daerah yang dikenal dengan Daimyo memiliki hak istimewa untuk mengelola dan mengendalikan tanahnya sendiri. Mereka juga menggunakan tentara pribadi sebagai perlindungan.

Karena Daimyo adalah orang yang berkuasa, bukan merupakan hal yang mengherankan jika ia memiliki musuh. Pada masa itu, salah satu cara paling efisien untuk mengalahkan musuh adalah dengan menyewa ninja pembunuh.

Ninja adalah sosok yang dikenal sebagai orang yang susah untuk dikalahkan, disebut memiliki kekuatan super untuk menyerang berbagai target, dan kabur dari tempat kejadian dengan sangat cepat.

 

Berdecit Jika Diinjak

Dibuat oleh perajin dan tukang kayu terbaik dari seluruh Jepang, uguisubari didesain untuk membuat suara terdengar mirip dengan kicauan burung jika ada seseorang yang berjalan di atasnya.

Hanya dengan langkah ringan, lantai akan melengkung cukup dalam sehingga membuat paku di lantai tersebut bersinggungan dengan penjepit dan menghasilkan suara yang terdengar jelas.

Suara seperti cuitan burung itu memang tak terlalu keras. Namun tentu saja cukup untuk memecah keheningan malam sehingga membuat penjaga menjadi siaga dan sigap untuk menggagalkan plot ninja pembunuh.

Uguisubari, sistem lantai yang secara khusus dapat mengirim sinyal jika ada 'tamu tak diundang'. (Creative Commons)

Selama Periode Edo, Kastil Njo merupakan tempat kekuasaan di Jepang. Istana itu dikunjungi oleh banyak Daimyo serta komanandan militer terkemuka atau Shogun.

Untuk memastikan bahwa semua tamu merasa aman, uguisubari dipasang di beberapa titik di dalam kastil. Hingga saat ini lantai tersebut masih menghasilkan suara berdecit yang menjadi daya tarik bagi pengunjung dan wisatawan.

Karena itu merupakan metode yang baik untuk membantu penjaga mengetahui tempat kejadian, uguisubari digunakan tak hanya digunakan di kastil tapi untuk kuil-kuil yang menyimpan peninggalan berharga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya