Liputan6.com, Berlin - Aufseherinnen adalah sebutan penjaga perempuan di kamp konsentrasi Nazi selama Holocaust. Dari 55 ribu penjaga di tempat jagal itu, sekitar 3.700 adalah wanita.Â
Para penjaga perempuan Nazi biasanya berasal dari kelas bawah hingga menengah. Mereka tak memiliki pekerjaan yang terkait dengan keamanan atau militer. Biasanya para perempuan itu jadi penjaga karena direkrut. Sebelum perang pecah, kebanyakan dari mereka adalah guru, penata rambut hingga kenek tram.Â
Meski tak memiliki latar belakang militer, tak sedikit dari perempuan itu yang sama keras bahkan keji seperti halnya penjaga laki-laki. Yang paling terkenal jahat adalah Nazi perempuan bernama  Ilse Koch.
Advertisement
Koch dulunya adalah seorang penjaga di kamp konsentrasi Buchenwald. Di tempat itu, ia menyiksa, membunuh, membuat cacat, dan terus menakuti para tawanan.
Ia tersohor karena kekejiannya sehingga mendapat julukan "Si Jahanam dari Buchenwald." Suaminya pun sama kejinya.
Kejahatan wanita itu nyata dan ada catatannya sehingga ia pun akhirnya diganjar hukuman karena perbuatannya setelah usai Perang Dunia II.
Baca Juga
Pengadilan atas dirinya berlangsung pada 1947. Banyak saksi hadir di pengadilan militer Amerika Serikat di Dachau. Semua kesaksian itu sudah cukup untuk menyatakannya bersalah bahkan pada sidang pertama.
Ia diganjar hukuman penjara seumur hidup, tapi kemudian mengaku sedang hamil padahal usianya sudah 41 dan ia ditahan sendirian.
Tidak jelas siapa yang menjadi ayah anaknya, entah dokter yang menjadi temannya, tentara Amerika yang menjaga, atau sesama tahanan.
Pengadilan bersikukuh dan Koch akhirnya melahirkan dalam penjara. Hukumannya dikurangi, tapi sidang ke dua dengan bukti-bukti baru malah mempertegas hukumannya yang seumur hidup.
Setelah sidang kedua pada 1950, ia sering pingsan dan tampak tertekan. Kembali dalam penjara, ia sering dikunjungi seorang putranya yang mengaku ibunya tampak sangat tertekan dan memohon-mohon untuk dibebaskan.
Menurut Koch, para tahanan yang dulu dikurung dan disiksanya mendatanginya dalam sel dan memukulinya pada malam hari.
Delusi itu semakin parah hingga akhirnya pada 1967, saat berusia 60 tahun, ia ditemukan menggantung diri menggunakan seprei tidur.
Ia dikuburkan dalam makam tak bertanda. Hingga sekarang, tidak ada yang tahu tempat pemakamannya.
Diringkas dari ranker.com pada Rabu (8/11/2017), berikut ini adalah sejumlah hal mengerikan yang terkait dengan Ilse Koch:
1. Menikahi Pria Bengis
Pada 1930-an, sebelum bergabung dengan Nazi, Ilse Koch adalah seorang pegawai pembukuan. Setelah bekerja untuk Partai Nazi, ia bertemu dengan seorang pria sadis bernama Karl-Otto Koch.
Komandan yang karirnya melesat itu pernah berdinas di beberapa kamp konsentrasi. Bukannya takut, Ilse malah ikut serta dan mendukung kejahatan yang dilakukan.
Pada 1936, pasangan itu menikah. Kurang dari setahun kemudian, Karl-Otto berdinas menjadi Komandan di kamp konsentrasi Buchenwald.
Kamp itu termasuk yang berukuran besar yang bukan hanya untuk pemenjaraan tapi juga pemusnahan kaum Yahudi, homoseksual dan korban lain.
Di sana, Ilse menyempatkan diri untuk lebih terlibat secara pribadi dan menjadi seorang penjaga. Ia segera meraih reputasi sebagai seseorang yang bahkan lebih sadis daripada suaminya.
Advertisement
2. Koleksi Kulit Bertato
Salah satu bentuk sadisme Ilse adalah kegandrungannya dengan para tahanan yang memiliki tato. Beberapa pengakuan mengatakan bahwa ia melakukan hal itu karena permintaan seorang dokter di kamp.
Si dokter berdalih sedang meneliti kaitan tato dengan kriminalitas dan akan menulis disertasi tentang itu. Tapi, sebagian laporan mengatakan wanita itu melakukannya hanya untuk kesenangan diri.
Dengan menunggang kuda, Koch berkeliling kamp dan, ketika melihat tato yang disukai, ia akan menangkap tahanan itu dan kulit yang bertato dilepas, lalu tahanan itu dibunuh dan dikremasi.
Ilse tidak menyerahkan semua kulit bertato itu kepada para peneliti. Ia menyimpan beberapa sebagai perhiasan di rumahnya. Beberapa contoh kulit bertato itu menjadi bagian dari bukti penting dalam pengadilan.
3. Gemar Menakuti Tahanan yang Akan Disiksa atau Dibunuh
Satu hal yang paling disukai oleh Ilse Koch adalah melihat para tahanan menderita, baik secara fisik maupun mental.
Ia berkuda berkeliling kamp untuk menakut-nakuti tahanan dan jika ada yang berani menatap, maka tahanan itu akan dicambuknya.
Ia mentertawakan para tahanan yang sedang digiring ke kamar-kamar gas. Dari rumahnya ia bisa melihat ke seluruh kamp, sehingga ia seakan selalu melihat ke bawah ke arah para tahanan.
Ketika ia memilih para tahanan yang tatonya akan diambil, Ilse melakukannya dengan santai sehingga meningkatkan kengerian di antara para calon korban.
Yang paling mengerikan, ia tampak menikmati sekali jika ada tahanan anak-anak yang sekarat. Para tahanan yang selamat menceritakan betapa ia selalu bersemangat ketika ada anak-anak yang akan dikirim ke kamar-kamar gas.
Advertisement
4. Perabot dari Kulit Manusia
Ilse Koch sangat dikenal karena kegemarannya dengan kulit manusia dan berbagai karya seni mengerikan yang diciptakannya dari bahan tersebut. Bukan hanya senang mengumpulkan kulit, ia menggemari barang-barang dari bahan kulit.
Setelah para tahanan bertato atau siapapun yang tak disukainya hari itu dibunuh, para penjaga SS akan menyamak kulit korban dan menyimpannya.
Mereka kemudian menyerahkannya kepada Ilse untuk dibuat menjadi sampul buku, sarung tangan, atau tudung lampu baginya atau bagi para perwira lain.
Ia bahkan mencoba menciutkan kepala dan tengkorak untuk dipajang di rumahnya. Dari koleksi benda-benda berhias dari kulit manusia, Ilse memiliki satu yang sangat dia banggakan, yaitu tas wanita berbahan kulit manusia.
Dengan bangga ia memamerkan kepada para perwira lain atau tahanan-tahanan. Beberapa laporan menyebutkan tas itu terbuat dari kulit-kulit bertato.
Banyak di antara benda-benda itu diketahui beberapa orang lain, tapi tidak ada tudung lampu yang berhasil ditemukan.
5. Seks dan Kekerasan Sesama Tahanan
Ketika sedang menginginkannya, Ilse memaksa para tahanan saling menyakiti.
Kalau tidak menemukan tato yang disukai, kadang-kadang ia meminta para tahanan saling membubuhkan tato sesuai kehendaknya. Tahanan yang bertato kemudian dibunuh demi mengambil kulit yang barusan dibubuhi tato.
Salah satu minatnya adalah menghina dan menyiksa para tahanan secara seksual. Dia berkeliling mengenakan celana pendek ketat dan pakaian ketat, lalu berperilaku seksual di sekitar para tahanan pria yang kelaparan dan sedang disiksa.
Ilse menyimak ketika tahanan-tahanan memperagakan kegiatan-kegiatan melelahkan atau bergaya di sekitar mereka seperti seorang bintang film. Bahkan, demi kesenangannya, ia memaksa para tahanan saling melakukan kegiatan seksual.
Inilah salah satu alasan mengapa para tahanan menjulukinya Penyihir dari Buchenwald atau terkadang Pelacur dari Buchenwald.
Advertisement
6. Pajangan Organ Tubuh Manusia
Untuk hiburan, Ilse tidak berhenti hanya pada kulit manusia. Mungkin, karena kedekatannya dengan para dokter dan penjaga di kamp, ia mulai mengumpulkan bagian tubuh dan organ manusia.
Ia melakukan eksperiman menciutkan kepala dan juga mengumpulkan organ-organ yang diawetkan, misalnya paru-paru, otak, jantung, hati, dan yang lain. Semua diawetkan untuk menjadi dekorasi di rumahnya dan rumah para penjaga lain.
Beberapa organ memang sebelumnya menjadi bagian eksperimen, tapi sebagian diambil begitu saja untuk keperluan pembuatan dekorasi.
Karena organ-organ itu terawetkan dengan baik, banyak di antaranya yang ditemuakn dan dipakai sebagai bukti pengadilan.
7. Gelanggang Olahraga dari Uang Curian
Banyak kejahatan Ilse yag memang ketelaluan dan salah satunya berkaitan dengan urusan uang. Koch sangat mencintai berkuda dan ia ingin membangun tempat untuk berkuda maupun olahraga lain.
Ia beralasan bahwa para tahanan di kamp konsentrasi tidak lagi membutuhkan uang, sehingga ia langsung merampas uang para tahanan dan digunakn untuk membangun gelanggang pribadi untuk berkuda.
Jumlah yang dirampasnya sangat besar. Ia telah menggunakan uang rampasan senilai sekitar US$ 62.500, kira-kira setara dengan US$ 1 juta pada masa kini.
Advertisement
8. Tidur dengan Banyak Orang
Reputasi sebagai seorang penyihir seakan tidak cukup baginya. Ia juga tergila-gila seks. Pernikahannya pun dilaporkan sebagai pernikahan terbuka.
Ia mengencani para dokter dan penjaga tanpa ada keluhan dari sang suami. Ia memiliki beberapa anak yang diduga berasal dari beberapa ayah yang berbeda.
Bukannya tidak keberatan, suaminya pun sepertinya cukup terbuka secara seksual. Di rumah dinas, mereka diduga sering menggelar pesta orgy bagi para perwira SS dan para penjaga.
Ada dugaan bahwa sang suami memiliki kecenderungan homoseksual atau setidaknya melakukan kontak seksual dengan pria maupun wanita.
Dugaan itu diperkuat dengan penyakit sipilis yang dideritanya ketika menjadi Komandan, sedangkan Ilse tidak pernah tertular.
9. Keterlaluan, Bahkan Nazi Menangkap Pasangan Itu
Para anggota Nazi dikenal kejam, tapi mereka pun pernah meringkus pasangan Komandan dan istrinya yang bengis. Pada 1941, Ilse dan Karl-Otto diperiksa karena kekejian dan kegiatan di pasar gelap, termasuk penyalahgunaan uang.
Yakin bahwa Koch telah melakukan dua hal tersebut, mereka diringkus pada 1943 terkait dengan penggelapan dan kekejian.
Dr. Hoven yang menjadi kekasih sekaligus asisten pengumpulan kulit bertato juga diringkus karena perawatan yang abai dan pembunuhan.
Melalui pengadilan, Karl-Otto kedapatan bersalah menggelapkan uang dan pembunuhan. Ia dijatuhi hukuman mati dan akhir benar-benar dieksekusi.
Advertisement
10. Membunuh Calon Saksi, Menyembunyikan Bukti
Menakjubkan, ternyata Ilse tidak kedapatan bersalah dalam pengadilan SS karena tidak cukup saksi untuk mendakwa dan hilangnya bukti-bukti fisik.
Hal itu diduga dilakukan dengan bantuan para dokter di kamp. Menurut Laporan Buchenwald, Koch memerintahkan pembunuhan seorang petinggi rumah sakit dan asistennya.
Dua dokter itulah yang merawat sipilis yang diderita oleh Karl-Otto Koch sehingga mengetahui apa yang terjadi di kamp. Mereka dibunuh agar tidak membuka rahasia.
Diduga, Ilse juga membunuh dan mengkremasi para tahanan yang telah menyaksikan segala hal kriminal yang dilakukannya.
Caranya memusnahkan bukti-bukti memang cerdik sehingga ia dibebaskan dan menjadi kengerian bagi banyak orang. Untunglah Nazi Jerman tidak memenangkan perang.