Liputan6.com, Berlin - Seorang ahli sejarah mengungkapkan sebuah fakta masa lalu terkait Adolf Hitler. Menurutnya, Hitler memutuskan bergabung dengan Partai Nazi karena dia ditolak partai sayap kanan Jerman lainnya.
Sejarawan Thomas Weber, dari Aberdeen University menyimpulkan, andai saja Hitler tidak ditolak dari Partai Sosialis -- yang kala itu sudah mapan -- kemungkinan perang dunia dan genosida pembunuhan 6 juta orang Yahudi tidak akan terjadi.
Seperti dikutip dari The Independent pada Rabu (31/10/2017), Weber, yang telah meneliti pemimpin Nazi selama lebih dari 10 tahun, menemukan sebuah dokumen terbaru yang tak pernah dibuka. Dokumen itu mengungkapkan bahwa partai Sosialis Jerman menolak permintaan Hitler untuk bergabung
Advertisement
Dalam dokumen tersebut, pendiri Partai Sosialis Jerman mengatakan kepada Hitler pada 1919, mereka tidak menginginkannya di partai mereka. Bahkan, mereka menolak tulisan Hitler untuk koran partai tersebut.
Weber, seorang profesor sejarah dan urusan internasional, berpendapat bahwa tidak mungkin Hitler akan berkuasa jika ia diizinkan bergabung dengan Partai Sosialis Jerman. Ia mengatakan akan lebih sulit bagi Hitler untuk naik peringkat di partai dengan organisasi yang lebih besar dan lebih sukses daripada Partai Nazi di mana Hitler menjadi pemimpin pada 1921.
"Saya hanya bisa berspekulasi mengapa mereka tidak membolehkan Hilter bergabung, yakni ada kemungkinan berkaitan dengan fakta bahwa Hitler orang yang sangat keras kepala dan mereka (Partai Sosial) tidak ingin ada seseorang di sana yang memberi tahu mereka apa yang harus dilakukan," katanya kepada The Independent.
"Jika dia diterima di Partai Sosialis Jerman, dia pasti akan tetap berada di pinggir lapangan. Hitler berhasil menggulingkan kepemimpinan Partai Nazi kala ia bergabung di situ. Tapi itu pasti tidak mungkin terjadi jika dia jadi anggota partai Sosialis Jerman," imbuh dia.
Pernah ada suatu masa Partai Nazi dan Sosialis diminta bergabung. Itu terjadi antara tahun 1920 dan 1921. Namun, mereka memutuskan untuk tidak melakukannya.
"Itu terjadi karena Hitler menolak untuk bergabung. Ia tidak mau Partai Sosial yang dulu menolaknya digabung dengan Partai Nazi," kata Weber.
"Hitler selalu menaruh dendam terhadap siapa pun yang bertentangan dengannya. Dia mungkin khawatir, jika kedua partai itu bergabung, dia akan terdesak ke pinggir lapangan. Partai Nazi tidak hanya akan menjadi partai yang lebih kecil dari keduanya, tapi orang-orang yang menolak Hitler dahulu akan mengendalikan kedua partai itu," beber Weber.
Weber berpendapat bahwa perjalanan sejarah abad ke-20 kemungkinan besar sangat berbeda jika Hitler diterima di Partai Sosialis Jerman.
"Sulit untuk mengatakan dengan pasti apa yang akan terjadi jika dia tidak dijauhi Partai Sosial, tapi kemungkinan dia tidak akan berada di kursi pengemudi Partai Nazi," katanya.
"Masih ada kemungkinan Hitler akan berbuat radikal dalam partai sayap kanan Jerman itu. Tapi mungkin bukan berupa pencetus perang dunia atau bahkan genosida," kata dia.
Weber mengatakan bahwa dia tidak yakin mengapa dokumen penting yang berasal dari kesaksian Hans Georg Grassinger, ketua pendiri partai Sosialis Jerman, tidak pernah ditemukan mengingat telah tersedia sejak 1961. Ia menambahkan, ada kemungkinan fakta bahwa Hitler pernah ditolak Partai Sosialis telah disembunyikan.
Kepada The Guardian, Weber menjelaskan dokumen tersebut mencatat: "Pada musim gugur 1919, sekitar bulan September, Hitler hadir di kantor penerbit untuk bertemu Grassinger dan menawarkan untuk menulis di terbitan mereka. Selain itu, Hitler ingin bergabung dan bekerja untuk Kaum Sosialis Jerman."
"Hitler tidak punya uang pada saat itu dan dia juga meminjam uang dari Grassinger. Mereka mengatakan, Hilter tidak berguna bagi terbitan atau koran partai itu. Juga, mereka tak ingin ada Hilter dalam partai tersebut," demikian dokumen itu.
Penelitian Dr Weber tentang Hitler diterbitkan dalam bukunya Becoming Hitler: The Making of a Nazi yang akan diterbitkan oleh Universitas Oxford bulan depan.
Bukunya akan mencakup banyak kisah yang belum terungkap dan bagaimana Hilter juga berlaku rasis kepada orang lain selain Yahudi.
Selain itu, akan ada sejumlah fakta yang menyebut Hilter adalah orang oportunis dan pada akhirnya hanya memberikan pembenaran pragmatis untuk perluasan kekuasaan Hitler sendiri.