Liputan6.com, Shanghai - Kementerian Perhubungan China mengatakan, petugas penyelamat menemukan satu jenazah di dekat bangkai kapal tanker Iran.
Jenazah ditemukan dua hari setelah kapal tersebut bertabrakan dengan sebuah kapal kargo di lepas pantai timur China.
Baca Juga
Akan tetapi, identitas jenazah tersebut belum diketahui, menurut laporan VOA Indonesia, Selasa (9/1/2018). Kantor berita resmi China, Xinhua, mengutip Kementerian Transportasi mengatakan bahwa jasad ditemukan di dekat puing-puing kapal yang diyakini sebagai salah satu dari 32 awak kapal yang hilang.
Advertisement
Sebanyak 32 orang dilaporkan hilang dalam insiden tersebut. Para korban terdiri dari 30 orang asal Iran dan dua orang warga Bangladesh.
Mereka merupakan awak kapal tanker Sanchi milik perusahaan Iran National Iranian Tanker Company (NITC) yang mengangkut muatan 136.000 ton -- atau sekitar 1 juta barel -- bahan bakar minyak (BBM) kondensat. Pascaledakan, pejabat melaporkan tak ada tanda-tanda korban selamat.
Hingga kini kobaran api masih terlihat di sekitar bangkai kapal Sanchi dan lokasi ledakan, di mana minyak tersebut tumpah dan membanjiri pantai timur China.
Udara panas menyelimuti lingkungan sekitar kapal dan asap hitam tebal mengepul dari lokasi kejadian. Kementerian Transportasi China menyebut, tim penyelamat dari tiga negara terpaksa menunda pencarian korban.
Mereka dipukul mundur oleh asap beracun yang berasal dari terbakarnya minyak mentah di laut lepas.
Penjaga pantai Korea sempat mengirimkan sebuah kapal ke lokasi kejadian, tapi saat itu kondisi cuaca sedang buruk sehingga menghambat upaya penyelamatan.
Sebuah pesawat angkatan laut Amerika Serikat juga turut dikerahkan. Pesawat tersebut menjelajahi area ledakan sebelum kembali ke pangkalan udara Kadena di Okinawa, Jepang.
Pencemaran Laut
Dikutip dari The Guardian, Senin (8/1/2018), kecelakaan maut tersebut menyebabkan kerusakan serius terhadap lingkungan sekitar, mengingat kapal Sanchi membawa kondensat, yakni versi ultralight dari minyak mentah yang dikonversi dari gas ke cairan selama ekstraksi.
Kondensat hanya berbentuk cair ketika dalam kondisi tertentu. Pejabat penjaga pantai Korea mengatakan, sebagian besar kondensat mungkin telah menguap atau terbakar setelah kecelakaan.
Satu hal paling berbahaya dari peristiwa nahas itu adalah minyak yang bocor ke laut. Minyak ini akan lebih sulit dibersihkan, karena kondensat lebih mudah menyatu dengan air dibandingkan minyak mentah tradisional.
Kapal tanker nahas tersebut sedang berlayar menuju Korea Selatan sebelum bertabrakan dengan sebuah kapal kargo berbendera Hong Kong, CF Crystal, yang membawa 64.000 ton gandum.
Sanchi merupakan kapal tanker panjang berbendera Panama yang dioperasikan oleh Glory Shipping, sebuah perusahaan pelayaran asal Iran.
Akibat kecelakaan itu, sepuluh kapal pemerintah dan kapal nelayan diterjunkan untuk membantu upaya penyelamatan dan pembersihan laut.
Kementerian Minyak Iran mengatakan, kapal tanker Sanchi dioperasikan oleh National Iranian Tanker Company (NITC) dan sedang mengirimkan muatannya ke Hanwha Total di Korea Selatan.
Kapal dan muatannya diasuransikan, sedangkan harga minyak yang diangkut berkisar 45 miliar pound sterling.
Advertisement