Gunung Berapi Teraktif di Filipina Erupsi, 1000 Orang Dievakuasi

Pemerintah Filipina menetapkan status siaga 3 terhadap aktivitas gunung Mayon yang berpotensi sebabkan erupsi besar.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 15 Jan 2018, 14:25 WIB
Diterbitkan 15 Jan 2018, 14:25 WIB
Gunung Mayon di Filipina dilaporkan tengah aktif - AFP
Gunung Mayon di Filipina dilaporkan tengah aktif - AFP

Liputan6.com, Manila - Gunung berapi teraktif di Filipina, Gunung Mayon, dilaporkan menunjukkan tanda-tanda aktif, setelah luapan lava muncul dari kawah pada erupsi ringan yang terjadi di hari Minggu, 14 Januari 2018.

Erupsi tersebut membuat otoritas setempat memerintahkan proses evakuasi terhadap ribuan penduduk desa yang tinggal di sekitarnya.

Dilansir dalam laman Guardian, pada Senin (15/1/2018), pemerintah Filipina telah menaikkan status Gunung Mayon menjadi waspada 'tingkat 3' setelah mendapati laporan muncul aliran lava yang berpotensi picu erupsi magma.

 

Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Phivolcs) mengeluarkan peringatan bahwa erupsi Gunung Mayon yang lebih besar sangat mungkin terjadi dalam hitungan minggu dan bahkan beberapa hari ke depan.

"Kawah puncak Mayon tengah diselimuti pijar cahaya yang menandakan tengah terbentuknya kubah lava dan kemungkinan aliran lava besar di lereng selatan," ujar perwakilan Phivolcs.

Tanda-tanda aktifnya Gunung Mayon sendiri sudah mulau terdeteksi sejak menjelang akhir tahun lalu. Saat itu, status gunung Mayon berada di tingkat 2 yang berarti sedang terjad proses pembentukan magma.

Status tersebut berpotensi tidak lebih dari gempa seismik, sehingga pemerintah setempat belum memerintah proses evakuasi. Baru setelah aktivitas vukanik meningkat pada Sabtu lalu, status siaga pun ditingkatkan menjadi tingkat 3.

Renato Solidum, salah satu petugas institut terkait, mengatakan telah terjadi tiga ledakan uap sejak Sabtu lalu. Ledakan tersebut memuntahkan abu ke desa-desa sekitarnya, dan juga membentuk timbunan padat yang mendorong keluarnya lahar dari mulut kawah.

Sebanyak lebih dari 1.000 orang dilaporkan telah dipindahkan menjauh dari gunung berapi setinggi 2.460 meter yang berlokasi di provinsi Albay di timur laut Filipina.

Bersamaan dengan proses evakuasi, otoritas kesehatan Filipina menyarankan warga untuk menutup mulut dan hidung dengan kain basah, baju bersih, atau masker antidebu saat berada di luar rumah. Beberapa jalur penerbangan juga telah dialihkan menjauhi sekitar kwasan puncak Gunung Mayon.

 

 

158 Longsoran Batu Sejak Akhir Pekan

Pergeseran kutub (6)
Ilustrasi letusan gunung berapi. (Sumber Wikipedia)

 

Menurut Philvocs, tercatat sebanyak 158 kali longsoran batu terjadi di seluruh bagian lereng sejak Sabtu. Hal ini membuat warga diperintahkan menjauh dari zona bahaya yang berjarak 6 kilometer, dan khusus ditambah 7 kilometer lagi di sisi selatan yang sangat berpotensi menjadi jalur aliran lava dan abu panas.

Erupsi terburuk gunung Mayon tercatat terjadi pada bulan Februari 1841 silam. Saat itu, aliran lava paans menimbun kawasan pemukiman yang berada di sekitarnya, dan menewaskan hampir 1.200 orang.

Adapun erupsi terakhir gunung Mayon terjadi pada 2014 yang memuntahkan lava di jalur lereng selatan dan tenggara. Ribuan orang kala itu berhasil dievakuasi dengan selamat, namun ratusan hektar lahan pertanian dilaporkan rusak akibat hempasan abu dan lava.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya