Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara diduga akan menggelar parade yang menampilkan belasan rudal balistik lintas benua (ICBM) mereka pada 8 Februari 2018 mendatang, atau sehari sebelum Olimpiade Musim Dingin PyeongChang, Korea Selatan diselenggarakan.
Hal itu dikabarkan oleh dua narasumber diplomatik yang sangat memahami isu Korea Utara.
Gelaran yang juga akan menampilkan ratusan misil dan roket itu ditujukan untuk 'menakut-nakuti Amerika (Serikat)', kata salah satu narasumber seperti dikutip dari CNN (31/1/2018).
Advertisement
Para narasumber juga mengatakan bahwa ICBM yang akan ditampilkan merupakan jenis Hwasong-15 -- yang sempat diujicobakan pada November 2017 silam.
Baca Juga
Lebih lanjut, kedua narasumber itu juga mengatakan bahwa Korea Utara mungkin akan kembali melakukan tes rudal 'beberapa waktu mendatang', untuk mengirim pesan kuat kepada pasukan AS yang ditempatkan di kawasan dekat Korea Utara -- seperti di Korea Selatan dan Jepang.
Hingga berita ini turun, belum ada keterangan resmi dari pemerintah negara-negara yang terlibat -- seperti Amerika Serikat, Korea Utara, Korea Selatan, atau Jepang -- terkait kabar itu.
Selepas Pidato State of the Union Donald Trump
Kabar Kabar yang diutarakan oleh kedua narasumber itu muncul beberapa saat usai Presiden Amerika Serikat Donald trump menyampaikan pidato State of the Union di Kongres AS pada 30Januari 2018.
Dalam pidatonya, Trump mengatakan bahwa ada tiga isu krusial yang menjadi perhatian utama kebijakan luar negeri Amerika Serikat saat ini, yakni soal ISIS, Yerusalem, dan denuklirisasi Korea Utara.
Melanjutkan soal Korea Utara, Trump juga mengkritik The Hermit State seputar penyalahgunaan kekuatan dan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh Kim Jong-un, demi mengejar ambisi untuk membuat senjata nuklir juga rudal balistik.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Korut Menarik Diri dari Seremoni Pembukaan PyeongChang 2018
Kabar yang diutarakan oleh kedua narasumber itu juga muncul setelah Korea Utara membatalkan tampil bersama dengan Korea Selatan dalam pagelaran budaya seremoni pembukaan PyeongChang 2018.
Melalui telegram, Korea Utara menyatakan pembatalan disebabkan adanya pemberitaan yang bias dan menghina Korea Utara yang dilakukan oleh media-media Korea Selatan.
Menurut laporan BBC, Senin 29 Januari 2018, Kementerian unifikasi Korea Selatan mengatakan, Korea Utara juga marah atas pemberitaan media lokal yang mengisukan adanya parade militer pada 8 Februari, sehari menjelang pembukaan Olimpiade.
Atas sikap Korea Utara tersebut, Korea Selatan menyatakan kecewa. Mereka menegaskan bahwa Korea Utara harus menjunjung tinggi semua kesepakatan yang telah dibuat.
Padahal, seluruh kegiatan dan aktivitas yang berkaitan dengan Olimpiade telah dipandang sebagai bentuk penguatan kedua negara.
Advertisement