Liputan6.com, Kanzaki - Sebuah helikopter milik self defence force dilaporkan jatuh menimpa sebuah rumah di kota Kanzaki, Jepang, pada Minggu sore, 4 Februari 2018. Insiden tersebut memicu ledakan di rumah yang tertimpa, dan kerusakan di beberapa bangunan di sekitarnya.
Dilansir dari laman Express.co.uk pada Selasa (6/2/2018), helikopter perang Boeing AH-64 jatuh menimpa sebuah titik pemukiman di kota Kanzaki di perfektur Saga, Jepang.
Otoritas setempat menyebut penghuni rumah selamat dari insiden karena sedang beraktivitas di luar. Sementara itu, dua orang awak helikopter dilaporkan mengalami luka serius, terutama pada fungsi hati dan paru-paru.
Advertisement
Baca Juga
Diketahui bahwa helikopter nahas tersebut merupakan bagian dari armada kamp latihan militer Pertahanan Jepang di Metabaru, yang berjarak tidak jauh dari lokasi kejadian.
Menteria Pertahanan Jepang, Istunori Onodera, mengatakan helikopter hilang kontak dengan menara pengawas udara, beberapa saat sebelum kecelakaan terjadi.
Evakuasi terhadap Bangka helikopter selesai dilakukan pada Senin malam, dan seluruh korban luka kini menjalani perawatan intensif di rumah sakit kota Kanzaki.
Sementara investigasi masih berlanjut, Perdana Menteri Shinzo Abe menginstruksikan seluruh helikopter pertahanan untuk tidak menjalani operasi terbang.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan resmi dari pemerintah Jepang mengenai kronologi insiden terkait.
Anggaran Pertahanan Jepang Terus Meningkat
Anggaran pertahanan Jepang telah memecahkan rekor tertingginya pada akhir 2017 lalu, yakni sebesar US$ 46 miliar dollar. Anggaran tersebut masuk pada tahun fiskal 2018, menysuul ancaman Korea Utara yang terus meningkat.
Kantor berita AFP melaporkan bahwa belanja pertahanan itu akan mulai dieksekusi pada April mendatang.
Jumlah anggaran pertahanan Jepang terus meningkat selama enam tahun terakhir. Salah satu alasan utamanya adanya ancaman rezim Kim Jong-un, yang telah dua kali menembakkan rudal melintasi wilayah Jepang.
Dana pertahanan ekstra itu termasuk mencakup biaya persiapan untuk mengenalkan sistem penghalau rudal, Aegis Ashore.
"Pada saat Korea Utara meningkatkan kemampuan rudal balistiknya, kita perlu untuk memperkuat pertahanan," ujar Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera, awal Desember.
Jepang juga berencana untuk membeli rudal jelajah jarak jauh dengan jangkauan 900 km buatan perusahaan di AS.
Advertisement