Liputan6.com, Tokyo - Xiang Xiang, anak panda berusia enam bulan yang beberapa waktu lalu menarik perhatian warga Jepang kembali jadi sorotan. Kelucuan dan keimutan panda itu sudah pasti. Namun, bukan itu yang akan dibahas.
Dikutip dari laman AsiaOne, Kamis (18/1/2018), panda Xiang Xiang dilaporkan harus kerja lembur akibat membeludaknya pengunjung di Kebun Binatang Ueno, Tokyo, Jepang.
Pihak kebun binatang memperpanjang jadwal penampilan Xiang-Xiang. Ia harus menambah jadwal kerja sebanyak empat jam lagi.
Advertisement
Hal itu wajar terjadi. Sebab, dalam satu hari, panda Xiang Xiang kedatangan 10 ribu pengunjung. Keseluruhan pengunjung itu dibagi menjadi 80 kelompok.
Hingga saat ini, pihak kebun binatang belum menjelaskan secara pasti bagaimana pendapatnya soal jadwal kerja Xiang Xiang yang ditambah.
Muncul Perdana
Pada 19 Desember 2017, ribuan orang datang berbondong-bondong ke kebun binatang Ueno Tokyo untuk melihat bayi panda bernama Xiang Xiang yang jadi selebritas di media sosial.
Antrean panjang telah mengular sejak pagi, bahkan sebelum petugas kebun binatang membuka pintu masuk. Anak panda berusia enam bulan tersebut telah menarik perhatian warga Jepang dalam kemunculan perdananya di hadapan media pada hari sebelumnya.
Baca Juga
Nama Xiang Xiang sendiri berarti keharuman dan panda ini lahir pada 12 Juni 2017 (sekarang berusia enam bulan).
Menurut laporan dari petugas kebun binatang, sekitar 25 ribu orang telah mendaftarkan diri untuk melihat panda Xiang Xiang.
Namun, otoritas kebun binatang hanya membatasi jumlah, yaitu dua ribu pengunjung setiap harinya. Untuk satu kali kunjungan, satu kloter hanya dapat melihat bayi panda selama dua menit.
Peraturan seperti ini rencananya akan diberlakukan sampai akhir Januari 2018. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi tingkat stres pada panda.
Di dalam kandang, bayi Xiang Xiang berguling-guling di lantai sambil mengunyah bambu. Ia juga merangkak naik ke pohon, sementara sang ibu, Shin Shin, mengawasi dari kejauhan.
"Oh ... betapa imutnya bayi panda itu," ujar Haruna Yamada, seorang mahasiswa berusia 21 tahun.
"Saya sudah menjadi penggemar panda sejak SMA dan panda adalah hewan favoritku," tambahnya.
Bagi pengunjung yang tak dapat melihat Xiang Xiang secara langsung, pihak kebun binatang akan menyediakan layanan khusus. Akan ada siaran keseharian bayi panda yang dapat disaksikan setiap hari selama satu tahun.
Xiang-Xiang lahir dari sang ibu bernama Shin Shin dan ayahnya yang bernama Ri Ri.
Sebelum melahirkan panda Xiang Xiang, Shin Shin sempat mempunyai anak pada 2012. Namun, bayinya mati enam hari setelah lahir karena menderita pneumonia -- gangguan pada saluran pernapasan.
Warga Indonesia Antusias Sambut Panda Asal China
Sama seperti masyarakat Jepang, warga Indonesia juga sempat dibuat heboh dengan kedatangan panda asal China, yaitu Cai Tao dan Hu Chun.
Keduanya mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada 28 September 2017 pagi dan dibawa ke pusat kedatangan kargo RH 530.
Kedatangan satwa endemik, sekaligus ikon dari Negeri Tirai Bambu itu dianggap sebagai momen bersejarah karena menjadi salah satu upaya untuk mempererat hubungan antara pemerintah Indonesia dan China.
Sebagai bentuk peresmian, Menteri Siti dan Dubes Weide membuka kunci kandang sebagai simbol diterimanya panda ke pihak Indonesia.
"Saya menyampaikan puji syukur karena kedua panda dapat tiba dengan selamat. Dua panda ini berusia tujuh tahun. Jika diibaratkan, keduanya masih remaja dan sedang mengalami masa pubertas," gurau Menteri Siti kepada rekan-rekan media.
"Cai Tao dan Hu Chun akan tinggal di Indonesia selama 10 tahun dan menjalani proses konservasi di Taman Safari Bogor hingga memiliki anak," tambahnya.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Siti juga memaparkan arti nama kedua panda.
"Untuk panda betina 'Hu Chun', punya makna khusus. Artinya 'danau di musim semi'. Saya menyimpulkan bahwa panda betina ini adalah simbol yang sangat cantik. Sedangkan 'Cai Tao' berarti istimewa, tampan, dan berasal dari keluarga bangsawan," kata Siti.
Saat menyampaikan sambutan, Menteri Siti juga ingin belajar dari China yang sukses mengembangkan hewan endemiknya.
"Dari sini kita belajar bahwa Indonesia sepatutnya dapat mengembangkan hewan dengan karismatik serupa, salah satunya komodo," jelas Siti.
"Meski begitu, butuh waktu puluhan tahun agar semuanya dapat sukses dan berjalan dengan lancar," tambahnya.
Sementara itu, PLT Dubes China Sun Weide juga menyampaikan rasa syukur karena Cai Tao dan Hu Chun tiba dengan selamat.
"Saya berharap kedatangan panda ini dapat mempererat hubungan kedua negara pada level yang lebih tinggi lagi," ujar Weide.
"Semoga anak-anak Indonesia bisa tahu seperti apa bentuk panda yang asli. Bukan hanya sebagai sarana hiburan, saya berharap agar keduanya bisa menjadi sarana edukasi," tutur Weide.
Setibanya di Jakarta, Cai Tao dan Hu Chun akan segera dibawa ke Taman Safari Bogor. Dua ekor panda ini belum bisa diperlihatkan kepada umum. Keduanya akan menjalani proses karantina terlebih dahulu selama satu bulan oleh tim Kementerian LHK RI dan Taman Safari Indonesia.
Advertisement