Bunuh Diri ala Mendiang Robin Williams Jadi Tren di AS?

Studi menguak fakta baru mengenai meningkatnya kasus kematian di Amerika Serikat, yang katanya meniru cara Robin Williams.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Feb 2018, 08:15 WIB
Diterbitkan 09 Feb 2018, 08:15 WIB
Robin Williams
Aktor AS Robin Williams tiba dalam pemutaran perdana "Happy Feet Two" di London, Inggris, pada tanggal 20 November 2011. (AFP PHOTO/CARL COURT)

Liputan6.com, New York - Angka bunuh diri di Amerika Serikat meningkat hampir 10 persen, menyusul kematian aktor Robin William pada 2014. Kasus tersebut bahkan meningkat lebih tinggi di kalangan pria dan mereka yang mengakhiri hidup dengan meniru cara Williams, yaitu mati lemas.

Dalam studi yang diterbitkan pada jurnal ilmiah PLOS One dilaporkan bahwa sejak Agustus hingga Desember 2014, tercatat telah terjadi 18.690 kasus bunuh diri. Angka ini naik 9,85 persen dari tahun sebelumnya.

Kematian aktor komedi Robin Williams, pemenang Oscar dalam film "Good Morning Vietnam", mengejutkan para penggemarnya. Ia ditemukan tewas bunuh diri pada Agustus 2014 di kediamannya di California, Amerika Serikat.

Polisi mengatakan, Williams meninggal akibat asfiksia atau mati lemas, setelah gantung diri. Hasil autopsi menunjukkan, pria berumur 63 tahun ini menderita demensia yang mengakibatkan penurunan kemampuan mental secara progresif.

Kasus bunuh diri, menyusul kematian Robin Williamns, naik 12,9 persen pada pria yang berusia antara 30-44 tahun. Sementara itu, 32 persen kematian akibat mati lemas menimpa kaum Adam.

Meski studi tidak bisa membuktikan kaitan yang pasti, tampaknya ada hubungan antara keduanya. Pemberitaan media mengenai kematian Robin Williams terbukti menjadi "pencetus" yang mengerikan bagi populasi di Amerika Serikat.

Kebanyakan pemberitaan mengenai kasus bunuh diri selebritas berdampak pada masyarakat luas, terutama penggemar beratnya. Studi mengatakan, pemberitaan mengenai kematian Robin Williams sangat mendetail dan sensasional. Semakin membesar dengan adanya media sosial.

Bandingkan saja dengan kasus kematian vokalis band Nirvana, Kurt Cobain, pada 1994. Periset menilai efeknya sangat kecil, terlebih untuk para fans di Seattle, kampung halaman Cobain.

Menurut studi, pemberitaan mengenai kematian pentolan band legendaris itu sangat terbatas.

"Industri media bisa secara positif atau negatif memengaruhi peniruan bunuh diri. Tajuk berita populer mengindikasikan pedoman pemberitaan kasus bunuh diri tidak dipatuhi dalam kasus Williams," kata studi itu, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (8/2/2018).

Studi itu menggunakan data yang dikumpulkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kenangan Robin Williams yang Bercanda dengan Gorilla

Robin Williams Bercanda Dengan Gorilla
Almarhum aktor Robin Williams terekam pernah berbincang-bincang hangat dengan seekor gorilla.

Almarhum aktor Robin Williams terekam pernah berbincang-bincang hangat dengan seekor gorilla.

Dalam rekaman oleh Gorilla Foundation ini diperlihatkan bagaimana aktor Robin Williams berbincang-bincang dengan Koko, seekor gorilla dalam penangkaran yang telah dilatih untuk menggunakan 1.000 bahasa isyarat Amerika.

Koko sendiri dilahirkan di kebun binatang dan ditinggalkan oleh induk betinanya sejak kecil. Gorilla itu mendapatkan pelatihan bahasa isyarat cukup lama.

Dari sejumlah komentar pemirsa video, diketahui bahwa perbincangan Koko dengan Robin Williams terjadi cukup lama, tapi hanya kira-kira seminggu setelah Koko kehilangan anak kucing kesayangannya yang mati.

Selanjutnya, disebutkan bahwa Koko akan berusia 44 tahun pada 4 Juli 2015. Usia ini cukup sepuh untuk seekor gorilla, karena usia harapan hidup hewan itu berkisar 40-50 tahun.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya