Kisah Tahera, Reporter Berhijab Pertama di Amerika

Meski sebelumnya pernah diberitahu bahwa Amerika tak siap untuk seorang reporter TV berhijab, Tahera pantang mundur.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 27 Feb 2018, 19:20 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2018, 19:20 WIB
20151116-Ilustrasi Berhijab-iStockphoto
Ilustrasi wanita musilm berhijab. (iStockphoto)

Liputan6.com, illinois - Seorang wanita Muslim berusia 27 tahun menjadi reporter TV Amerika pertama yang berhijab. Ia adalah Tahera Rahman, yang bekerja sebagai reporter untuk WHBF-TV, afiliasi CBS yang bermarkas di Rock Island, Illinois.

Sebeumnya, wartawan Muslim dari Naperville, Illinois itu telah bekerja di stasiun tersebut sebagai produser selama dua tahun. Kendati demikian ia tidak pernah melupakan mimpinya untuk tampil di depan kamera suatu hari nanti.

Ketika posisi reporter dibuka tahun 2017 lalu, Tahera pun melamar. Meski sebelumnya diberitahu bahwa Amerika belum siap memiliki seorang reporter TV berhijab, ia tak lantas patah arang.

Tahera pun terbukti menjadi yang terbaik di antara para pelamar. Wanita Muslim itu memulai posisi barunya yang full time awal Januari ini.

"Tahera adalah reporter perempuan pertama yang mengenakan jilbab saat bekerja penuh untuk sebuah stasiun TV arus utama (mainstream) di AS," demikian pernyataan kelompok Muslim American Women In Media seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (27/2/2018).

 

 

Saksikan juga video berikut:

Mewujudkan Impian

20151116-Ilustrasi Berhijab-iStockphoto
Ilustrasi wanita muslim berhijab. (iStockphoto)

Tahera memutuskan untuk mulai mengenakan jilbab saat berada di kelas lima sekolah dasar, meski tak mendapatkan restu dari sang ibu yang menganggap putrinya masih terlalu muda untuk berhijab.

"Aku ingat pada hari pertama memutuskan memakai hijab seharian, karena sebelumnya aku tidak memakainya di luar sekolah atau di mana pun," kata Tahera.

"Aku keluar dari rumah dan merasa, 'Ya Allah, aku tak percaya sudah berhijab'."

Menurut Tahera, dengan mengenakan jilbab, wanita Muslim bisa menunjukkan keimanan dan kerendahan hatinya.

Tahera kemudian melanjutkan sekolahnya ke Loyola University Chicago, sebuah perguruan tinggi Katolik, tempat dia bergabung dengan sebuah organisasi persaudaraan (sorority). Ia adalah satu-satunya mahasiswi yang mengenakan jilbab. 

"Aku tampil dalam acara formal dan Panhellenic. Aku adalah satu-satunya yang mengenakan jilbab, tapi hal tersebut tak pernah menghentikan langkahku. Aku masih bisa bersenang-senang dan mengambil kursus di luar negeri. Juga bisa bepergian dengan kakakku ke Spring Break."

 

👀 You're lookin at CBS4's newest producer #Day1

A post shared by Tahera Rahman (@taheratv) on

Setelah lulus kuliah, Tahera tertarik dengan jurnalisme. Ia pun menyatakan niatnya untuk terjun ke bidang tersebut kepada dosen pembimbingnya. 

Salah seorang di antara para pengajar tersebut meresponsnya. Kata-kata itu selalu terngiang di benak Tahera: "Amerika belum siap memiliki reporter televisi berhijab".

"Itu pernyataan halus yang berdampak besar pada diriku...," kata Tahera.

Setelah itu, Tahera melihat sebuah berita tentang seorang muslimah berhijab, seorang perempuan AS keturunan Somalia yang terpilih sebagai legislator atau anggota dewan. 

Hal tersebut kemudian memberinya harapan untuk terus mewujudkan impian menjadi seorang reporter. Tahera pun membuktikan, hijab tak menjadi halangan bagi dirinya untuk maju.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya