Liputan6.com, Brasilia - Pada hari ini, 4 April 1950, sebuah kecelakaan maut kereta api terjadi di Brasil. Kala itu, kereta tua Leopoldina yang membawa 200 penumpang jatuh dari jembatan Tangua, di mana perlintasan kereta api dibangun di atasnya.
Hari itu, warga Brasil berbondong-bondong melakukan perjalanan jauh. Bukan untuk mengungsi atau bermigrasi, melainkan untuk liburan Paskah.
Baca Juga
Kereta berangkat pada tengah malam. Kira-kira 50 kilometer dari Rio de Janeiro -- menuju Vitoria, Espirito Santo -- Leopoldina telah mendekati jembatan Tangua yang terletak di atas Sungai Indios. Waktu menunjukkan pukul 1.30 pagi.
Advertisement
Dari 22 gerbong yang ditarik oleh lokomotif, tak satupun kosong. Semua penuh sesak. Meski hari itu hujan mengguyur Brasil dengan amat deras, namun tak menyurutkan antusias orang-orang untuk berlibur. Namun, karena itulah awal mula tragedi muncul.
Hujan lebat ternyata telah meruntuhkan fondasi jembatan. Tak ada sistem peringatan dini untuk menghentikan laju kereta. Akibatnya, jembatan runtuh saat lokomotif menginjakkan kaki di atasnya.
Selain lokomotif, lima gerbong -- dua di antaranya adalah gerbong barang -- juga terjun bebas ke sungai yang arusnya sedang deras.
Tujuh belas gerbong yang tersisa berhasil berhenti, entah apa penyebabnya. Sebanyak 110 orang dinyatakan tewas seketika, 90 orang berhasil menyelamatkan diri dengan 40 di antaranya mengalami luka serius.
Mereka yang meninggal diduga karena tenggelam atau hanyut terbawa arus deras sungai.
Tim SAR sempat menemui kendala ketika hendak mengevakuasi para korban.
Selain hujan lebat, medan yang diakses juga cukup terjal dan licin, sehingga menyulitkan pencarian korban hilang. Butuh waktu berjam-jam untuk menarik gerbong-gerbong kereta keluar dari dasar sungai, menanti cuaca di Brasil membaik.
Â