Liputan6.com, Jakarta - Bumi adalah planet ketiga dari Matahari yang merupakan planet terpadat dan terbesar kelima dari delapan planet dalam Tata Surya. Bumi berinteraksi secara gravitasi dengan objek lainnya di luar angkasa, terutama Matahari dan Bulan.
Ketika mengelilingi Matahari dalam satu orbit, Bumi berputar pada sumbunya sebanyak 366,26 kali, yang menciptakan 365,26 hari atau satu tahun sideris. Perputaran Bumi pada sumbunya miring 23,4 derajat dari serenjang bidang orbit, yang menyebabkan perbedaan musim di permukaan Bumi dengan periode satu tahun tropis (365,24 hari).
Bumi mempunyai sebuah satelit alami, yaitu Bulan. Interaksi gravitasi antara Bulan dengan Bumi merangsang terjadinya pasang laut, menstabilkan kemiringan sumbu, dan secara bertahap memperlambat rotasi Bumi.
Advertisement
Namun, apa yang akan terjadi jika Bumi tak lagi berputar?
Berikut 5 kejadian yang akan terjadi apabila planet yang dihuni oleh manusia ini berhenti berputar, seperti dikutip dari Bright Side, Jumat (6/4/2018).
Saksikan juga video berikut ini:
1. Semua Benda Terbang ke Timur dengan Kecepatan Tinggi
Mungkin selama ini sebagian besar orang tidak memperhatikan adanya kecepatan besar ketika Bumi berputar.
"Tetapi jika Bumi mendadak diam, segala sesuatu yang ada di permukaannya akan tercabut dan terbang ke timur dengan kecepatan tinggi, sebelum akhirnya jatuh kembali ke bawah," kata Sten Odenwald dari NASA.
Kecepatan terbesar ada di garis khatulistiwa, sekitar 1.000 mph (miles per hour). Sedangkan benda-benda yang berterbangan di daerah dekat dengan kutub mencapai 800 mph.
Selain itu, gelombang pasang raksasa akan muncul dan angin ribut berembus.
Bumi yang tak lagi berotasi membuat air laut dan samudra bergerak membentuk tsunami raksasa, mengarah ke timur dan menyapu kota-kota di pesisir.
Meski demikian, atmosfer akan terus bergerak dan berhentinya Bumi membuat atmosfer berputar mengelilingi planet -- mungkin beberapa kali. Awal mula, kecepatan aliran udara diperkirakan sangat besar, yaitu lebih dari 1.100 mph, dan ada kemungkinan Bumi kehilangan sebagian besar atmosfernya dalam peristiwa tersebut.
Advertisement
2. Semua Air di Bumi Terkumpul di 2 Samudra dan Benua Baru Terbentuk
Selama Bumi berputar, air berkumpul di satu titik, yaitu di garis khatulistiwa. Ini disebabkan karena adanya gaya sentrifugal.
Perhentian tiba-tiba rotasi Bumi bisa membuat daratan dan air meredistribusi "diri mereka" untuk membentuk 2 lautan besar di kedua kutub.
Tanah di khatulistiwa akan naik dan sebuah benua baru berukuran besar akan terbentuk menutupi seluruh planet.
3. Gunung Berapi Meletus, Angin Topan, dan Gempa Bumi
Saat berputar, Bumi mengeluarkan energi kinetik yang besar. Sehingga bila berhenti, planet tempat tinggal makhluk hidup ini akan berguncang hingga ke inti. Hasilnya cukup dapat diprediksi: badai, letusan gunung berapi, dan gempa dahsyat terjadi di seluruh penjuru dunia.
Selain itu, Bumi yang sedikit menggembung di khatulistiwa dan sedikit rata pada kutub, akan berubah bentuk menjadi bulat penuh jika tak lagi berotasi.
Advertisement
4. Suhu Berubah Drastis
Satu belahan Bumi mengalami suhu panas ekstrem, sementara sisi lain mengalami suhu super dingin. Bumi yang berputar mengelilingi Matahari menyebabkan pergantian waktu, siang dan malam, juga perbedaan musim dan suhu.
Jika Bumi berhenti, maka setengah bagiannya menghadap ke Matahari dan cuacanya panas terik. Tak ada malam. Sedangkan di belahan lain akan diselimuti cuaca dingin bak Antartika dan tidak ada secercah sinar mentari.
Selain itu, medan magnet yang melindungi Bumi dari radiasi kosmik berbahaya akan lenyap. Medan magnet pada dasarnya terbentuk karena inti luar dan gerakan berputar Bumi. Jika berhenti, medan magnet juga akan hilang.
"Medan magnet melindungi makhluk hidup di Bumi dari angin matahari," kata Sten Odenwald.
5. Bulan Jatuh ke Bumi
Profesor Vaughan Pratt dari Stanford University mengatakan, rotasi Bulan terhadap Bumi secara bertahap akan melambat juga dan jaraknya dari Bumi akan berkurang.
Pada waktunya, Bulan mungkin jatuh ke planet kita.
Advertisement