Siap-Siap, Bulan Ini Bumi Alami Hari Tanpa Bayangan

Pada Maret 2018, Bumi mengalami fenomena alam menarik, yaitu hari tanpa bayangan. Seperti apa?

oleh Afra Augesti diperbarui 20 Mar 2018, 07:21 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2018, 07:21 WIB
Sumbu Bumi
Sumbu Bumi. (Wikipedia)

Liputan6.com, Jakarta - Sudah sejak lama para ilmuwan menjelaskan bahwa posisi Bumi tidak tegak lurus dalam tata surya, namun miring sekitar 23,44 derajat. Kondisi inilah yang menyebabkan perubahan musim di sejumlah benua.

Saat posisi Bumi berada dekat dengan matahari, musim panas terjadi di belahan Bumi utara dan musim dingin di bagian selatan. Sementara saat dimiringkan lagi, situasinya terbalik.

Titik balik matahari musim panas adalah ketika belahan Bumi utara berada pada sudut paling ekstrem menuju matahari, sedangkan titik balik matahari musim dingin, jaraknya paling jauh, sisanya adalah musim semi dan musim gugur.

Dua kali dalam satu tahun, Bumi mengalami fenomena ekuinoks vernal (vernal equinox) atau titik Musim Semi Matahari yang menandai dimulainya musim semi astronomis. Titik ini terjadi sekitar tanggal 20 Maret di belahan Bumi utara dan 23 September di belahan Bumi selatan.

Gambaran fenomena ekuinoks. (Wikipedia)

Di Belahan Bumi Utara, astronom dan ilmuwan menggunakan ekuinoks yang terjadi pada Maret sebagai penanda dimulainya musim semi. Musim tersebut berakhir pada akhir titik balik Matahari pada Juni, yakni saat musim panas dimulai.

Sementara itu ahli meteorolgi menyebut musim semi di belahan Bumi utara berlangsung tiga minggu sebelum ekuinoks Maret berlangsung, yakni sekitar 1 Maret, dan berakhir pada 31 Mei, seperti dikutip dari situs Big Think, Senin (19/3/2018).

Menurut pengetahuan konvensional, saat ekuinoks terjadi seluruh wilayah di Bumi mengalami siang dan malam dengan panjang waktu yang sama, dengan masing-masing waktu 12 jam. Jika ditilik dari asal katanya, equinox berasal dari dua kata latin, yakni aequus yang berarti sama, dan nox yang berarti malam.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

Tak Ada Bayangan?

Melihat Perayaan Karnaval Paling Kuno di Eropa
Seorang anak mengenakan kostum dengan latar belakang bayangan peserta karnaval di antara desa Pyrenees Ituren dan Zubieta, Spanyol (29/1). Acara ini merupakan salah satu karnaval paling kuno di Eropa. (AP Photo / Alvaro Barrientos)

Namun berdasarkan realita, banyak tempat di Bumi lebih lama mengalami siang saat ekuinoks. Hal itu terjadi karena dua hal, yakni pendefinisian matahari terbit dan terbenam, serta pembiasan atmosfer dari sinar matahari.

Titik ekuinoks vernal disebut juga Titik Aries dan merupakan titik acuan bagi koordinat langit. Seluruh koordinat bintang, dalam sistem ekuatorial, dihitung dari titik ini.

Bagi mereka yang berada di garis ekuator atau khatulistiwa pada pukul 12.48 siang waktu setempat, matahari akan berada persis di atas kepala dan sinar matahari jatuh tegak lurus terhadap tanah. Jadi bayangan yang dihasilkan seperti tak ada.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya