Terkuak, Latihan Kebugaran Berpotensi Menyembuhkan Depresi

Latihan kebugaran dapat membantu memberi 'penyegaran' terhadap sel-sel di dalam otak. Benarkah demikian?

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 11 Mei 2018, 06:54 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2018, 06:54 WIB
20160804-Akram-Jakarta- Angga Yuniar
Akram saat berlatih di salah satu pusat kebugaran di Jakarta, Kamis (4/8). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Dublin - Sebuah makalah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Psychiatry, menemukan bahwa latihan kebugaran (RET), seperti angkat berat dan latihan kekuatan, terbukti berkaitan secara signifikan terhadap penurunan risiko gejala depresi.

Dikutip dari Time.com pada Kamis (10/5/2018), temuan tersebut tentunya 'datang bersama' manfaat fisik, seperti membuat tulang lebih kuat dan mencegah serangan penyakit kronis.

Menurut Brett Gordon, penulis sekaligus peneliti pascasarjana di departemen pendidikan jasmani dan ilmu olahraga di Limerick University, Irlandia, bukan berarti latihan kebugaran berperan sebagai obat depresi.

Ia menekankan temuan tersebut sebagai 'aktivitas pendukung' penyembuhan depresi, yang mudah diakses, terjangkau, dan sangat mungkin dilakukan di rumah.

Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan meningkatkan aliran darah ke otak, latihan kebugaran dapat mengubah struktur dan fungsi otak, menciptakan sel-sel otak baru, dan memicu pelepasan bahan kimia yang meningkatkan suasana hati seperti endorfin.

Gordon dan rekan-rekannya menganalisa sebanyak 33 uji klinis -- termasuk hampir 2.000 orang secara keseluruhan -- terhadap efek latihan kebugaran terhadap berbagai gejala depresi.

Pada seluruh papan penelitian, mereka menemukan bahwa latihan kebugaran berkaitan dengan perbaikan gejala depresi, seperti pada kasus suasana hati yang murung, kehilangan minat dalam kegiatan, dan perasaan tidak berharga.

Seluruh faktor tersebut diuji klinis tanpa melihat usia seseorang, jenis kelamin, status kesehatan, dan latihan rutin tertentu.

Menariknya, masih menurut Gordon, perbaikan kondisi yang lebih besar ditemukan pada responden dewasa, yang memiliki gejala depresi cukup akut.

Sebaliknya, pada kelompok dewasa dengan gejala depresi ringan, cenderung tidak menunjukkan perubahan positif yang signifikan.

"Kemungkinannya adalah penderita depresi akut mendapat semacam 'penyegaran' ketika darah mengalir lancar ke otak, atau dengan kata lain, mendapat asupan oksigen untuk meregenerasi sel-sel penting," ujar Gordon.

Meski begitu, peneliti tidak bisa menyebut satu regimen latihan kebugaran tertentu, yang dianggap terbaik, untuk mendukung kesehatan mental.

Namun, Gordon dan tim peneliti yang dipimpinnya, tetap menganjurkan untuk berlatih kebugaran secara kontinuitas selama rentang waktu 30-45 menit, setidaknya minimal dua kali seminggu.

 

Simak video pilihan berikut :

 

 

Setidaknya Dua Kali Seminggu

Ilustrasi depresi
Ilustrasi depresi (iStock)

Ditambahkan oleh peneliti terkait, mereka merekomendasikan pedoman yang diberikan oleh American College of Sports Medicine, yakni melakukan latihan kebugaran setidaknya dua kali per minggu, dengan 8-12 repetisi untuk 8-10 jenis gerakan berbeda.

Sementara tinjauan saat ini hanya khusus memeriksa pola latihan kebugaran konvensional, namun beberapa bukti ilmiah menunjukkan bahwa bentuk lain dari aktivitas fisik, seperti latihan aerobik, kardio dan yoga, juga dapat menurunkan gejala depresi.

"Analisa sekunder yang termasuk dalam makalah JAMA, tidak menemukan perbedaan yang signifikan dalam efek RET, dibandingkan latihan aerobik untuk mengurangi gejala depresi," kata Gordon.

"Tentu saja, faktor-faktor yang menentukan kesehatan mental adalah sebuah kerumitan. Mengangkat beban mungkin tidak cukup untuk menghapus gejala depresi sepenuhnya, dan mungkin sulit untuk menemukan energi atau motivasi," lanjut Gordon.

Meskipun demikian, Gordon mengatakan bahwa hasil studi ilmiah di atas dapat menjadi salah satu acuan yang kuat untuk meningkatkan potensi kesehatan mental.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya