Tanda Depresi yang Jarang Diketahui Orang

Menurut hasil penelitian, orang-orang yang mengalami depresi sukar membedakan antar emosi-emosi negatif.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 27 Okt 2017, 16:36 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2017, 16:36 WIB
Ilustrasi depresi (1)
Ilustrasi orang yang sedang mengalami depresi. (Sumber Pexels)

Liputan6.com, Jakarta - Orang-orang yang secara klinis mengalami depresi seringkali sulit mengetahui bedanya dari emosi-emosi negatif mereka, misalnya kemarahan, rasa bersalah, dan frustrasi.

Hal ini mungkin menjadi alasan mengapa depresi menjadi sulit ditangani.

Mungkin bisa membantu bagi mereka yang mengalami depresi untuk bisa lebih spesifik tentang emosi negatif yang mereka rasakan, demikian menurut sebuah penelitian.

Dikutip dari spring.org.uk pada Kamis (26/10/2017), Dr. Emre Demiralp, penulis pertama penelitian, mengatakan, "Sulit memperbaiki hidup tanpa mengetahui apakah orang sedang sedih atau marah terhadap sebagian aspeknya."

Misalnya, bayangkanlah kalau tidak punya jarum petunjuk yang secara mandiri menunjukkan isi bahan bakar mobil kita. Tentu susah mengetahui saatnya harus berhenti untuk membeli bensin.

Kita ingin melakukan investigasi apakah orang dengan depresi klinis memiliki petunjuk emosional yang memberi informasi dan apakah mereka mengalami emosi dengan tingkat ketepatan dan diferensiasi seperti pada orang sehat.

Kira-kira setengah dari para peserta penelitian adalah orang yang mengalami depresi klinis.

Semua peserta diminta melaporkan emosi-emosi mereka pada interval-interval acak selama periode 1 minggu.

Setiap kali melapor, mereka memberitahukan salah satu dari 11 emosi yang berbeda terdiri dari 7 emosi negatif dan 4 emosi positif.

Emosi-emosi yang dimaksud adalah kesedihan, kecemasan, marah, frustrasi, malu, jijik, perasaan bersalah (guilt), gembira, ceria, waspada, dan aktif.

 

Bedanya Orang Depresi dan Tidak Depresi

Ilustrasi orang yang sedang mengalami depresi. (Sumber Pexels)

Hasil penelitian diterbitkan dalam jurnal Pyschological Science. Menurut hasil itu, orang-orang yang mengalami depresi sukar membedakan antar emosi-emosi negatif.

Sebaliknya, orang-orang yang tidak depresi menyadari secara lebih jelas tentang emosi-emosi negatif yang sedang mereka alami.

Namun, untuk emosi-emosi positif, baik peserta yang depresi maupun tidak depresi, sama-sama dapat membedakan dengan baik.

Menurut Dr. Demiralp, "Hasil kami menengarai bahwa kalau kita spesifik tentang emosi-emosi negatif kita, mungkin hal itu baik bagi kita."

"Mungkin yang terbaik adalah menghindari pemikiran bahwa kita merasa tidak baik atau tidak nyaman secara umum."

"Ayo lebih spesifik. Apakah itu marah, malu, perasaan bersalah, atau emosi yang lain?"

Hal tersebut dapat membantu orang mengatasi depresi dan memperbaiki hidupnya.

Dr. Demiralp melanjutkan, "Salah satu tujuan jauh ke dapan adalah untuk menyidik adanya pendekatan-pendekatan agar memfasilitasi jenis kecerdasan emosional ini pada skala luas dalam populasi."

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya