Najib Razak Diperiksa Komisi Anti-Korupsi Malaysia Terkait Skandal 1MDB

Mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, telah tiba di kantor Komisi Anti-Korupsi Malaysia, 22 Mei 2018.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 22 Mei 2018, 11:31 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2018, 11:31 WIB
Najib Razak tiba di Kantor Pencegahan Korupsi Malaysia
Mantan Perdana Menteri Najib Razak tiba di kantor Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) untuk menjalani pemeriksaan di Putrajaya, Selasa (22/5). Najib Razak akan dimintai keterangan mengenai aliran dana US$10,6 juta ke rekening pribadinya. (AP/Sadiq Asyraf)

Liputan6.com, Putrajaya - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, telah tiba di kantor Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC), Putrajaya, pada Selasa, 22 Mei 2018.

Najib hadir memenuhi panggilan MACC untuk menjalani pemeriksaan seputar keterkaitannya pada skandal mega korupsi 1Malaysia Development Berhad atau 1MDB senilai miliaran dolar Amerika Serikat. Demikian seperti dikutip Channel News Asia, Selasa (22/5/2018).

Menurut laporan, MACC akan meminta Najib menjelaskan dugaan transfer dana senilai 42 juta ringgit Malaysia (setara US$ 10,6 juta) dari anak perusahaan 1MDB, SRC International, ke rekening pribadi sang mantan perdana menteri.

MACC juga akan memeriksa bagaimana uang yang diduga berasal dari SRC International bisa sampai ke rekening Najib.

SRC International merupakan lembaga finansial yang dibentuk pada 2011 pada saat Najib masih menjabat sebagai perdana menteri Malaysia. Lembaga itu dibentuk untuk menguatkan geliat investasi Malaysia di luar negeri pada sektor energi.

MACC berhasil melacak jejak transfer dana dari SRC International karena lembaga itu memanfaatkan entitas Malaysia untuk bertransaksi.

Sedangkan dana 1MDB lain yang dicurangi sulit terdeteksi, karena, transaksi itu memanfaatkan entitas finansial atau firma yang berbasis di luar negeri.

Uang yang diduga ditransfer dari SRC International ke rekening Najib Razak itu merupakan segelintir dari miliaran dolar Amerika Serikat yang dikorupsi dari 1MDB. Sebelum skandal korupsi itu terkuak, total dana yang dikelola 1MDB rencananya digunakan untuk meningkatkan geliat investasi Malaysia.

Di sisi lain, Najib Razak membantah semua tuduhan sejak skandal itu mencuat pada 2015. Ia berdalih, dana yang ada dalam rekening pribadinya merupakan donasi dari Kerajaan Arab Saudi, bukan dari 1MDB.

Namun pada tahun yang sama, Najib Razak -- yang masih menjabat sebagai PM Malaysia -- mengganti Jaksa Agung Malaysia dan pejabat MACC. Langkah itu dipandang banyak pihak sebagai upaya untuk mengebiri jalannya investigasi.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

 

PM Mahathir Ingin Usut Tuntas Skandal 1MDB

Najib Razak tiba di Kantor Pencegahan Korupsi Malaysia
Mantan Perdana Menteri Najib Razak tiba di kantor Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC) untuk menjalani pemeriksaan di Putrajaya, Selasa (22/5). Tersenyum santai, Najib Razak memasuki gedung MACC dengan pengawalan ketat petugas keamanan. (AP/Sadiq Asyraf)

Skandal rasuah 1MDB, salah satu yang terbesar dalam sejarah Malaysia, turut menyita perhatian dunia sejak tiga tahun lalu.

Penyelidikan atas kasus itu sempat senyap pada tahun-tahun sebelumnya. Namun kini, investigasi kembali dibuka menyusul kekalahan Najib dalam Pemilu Malaysia 2018 oleh oposisi yang dipimpin oleh Mahathir Mohammad.

Mahathir, yang kini menjabat sebagai perdana menteri baru Malaysia, bertekad untuk mengusut tuntas kasus 1MDB, selaras dengan janji kampanyenya. Saat kampanye, Mahathir pun berjanji berupaya untuk mengembalikan semua kerugian dari skandal 1MDB.

Saat ini, sebagai salah satu bentuk realisasi janji kampanyenya, Mahathir telah membentuk satuan tugas khusus untuk memeriksa individu yang diduga terlibat dalam skandal 1MDB.

Menurut Oditur Jenderal Malaysia, kerugian yang diderita Negeri Jiran atas kasus rasuah 1MDB ditaksir mencapai US$ 10,6 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya