Hubungan Mesra Malaysia dan China Akan Terus Berlanjut, Ini Alasannya

Di bawah Mahathir Mohamad, Malaysia dinilai akan terus melanjutkan hubungan bersahabat dengan China.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 25 Mei 2018, 14:04 WIB
Diterbitkan 25 Mei 2018, 14:04 WIB
Resmi Jabat PM Malaysia, Mahathir Mohamad Hadiri Pertemuan Perdana
Perdana Menteri baru Malaysia Mahathir Mohamad (tengah) berpidato saat pertemuan bulanan pertamanya sebagai perdana menteri di Putrajaya, Malaysia (21/5). (AP/Vincent Thian)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad (92) telah memberikan isyarat jelas tentang kebijakannya terhadap China. Ia telah mengatakan kepada sejumlah diplomat bahwa persahabatan antara Kuala Lumpur dan Beijing akan tetap solid.

Dalam sebuah memo internal kepada staf urusan luar negeri tertanggal 14 Mei, yang diperoleh This Week in Asia, Mahathir mengatakan kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri Ramlan Ibrahim bahwa "hubungan yang kuat dengan China ... akan terus berkembang".

Pada Kamis kemarin, Mahathir bertemu dengan Duta Besar China untuk Malaysia Bai Tian. Sehari sebelumnya pun, Mahathir mengutus penasihat utamanya, Robert Kuok, ke Kedubes China untuk mendiskusikan kerja sama berkelanjutan antara kedua negara.

"Keduanya sepakat bahwa kerja sama persahabatan China-Malaysia adalah kepentingan mendasar kedua negara dan kedua rakyat. Sebagai negara penting di sepanjang Jalur Sutra Maritim Abad ke-21 di bawah "Belt and Road Initiative", Malaysia dapat lebih banyak manfaat dari kerja sama saling menguntungkan dengan China," demikian seperti dituliskan Kedubes China di situsnya, seperti dikutip dari South China Morning Post, Jumat (25/5/2018).

Kuok yang menetap di Hong Kong dan merupakan orang terkaya di Malaysia, telah ditunjuk oleh Mahathir untuk duduk di dewan penasihat khusus, segera setelah ia dilantik sebagai PM ketujuh Malaysia.

Dubes Bai sendiri memuji kontribusi Kuok terhadap perkembangan Malaysia serta kemajuan hubungan China-Malaysia. Bai berharap, "Kuok akan terus berkontribusi untuk pengembangan masa depan kerja sama China-Malaysia," sebut pernyataan dari Kedubes Tiongkok.

Pertemuan Bai dan Kuok terjadi di tengah spekulasi bahwa Malaysia, yang merupakan sekutu dekat China di bawah pemerintahan Najib Razak, akan mengevaluasi kembali hubungannya dengan Tiongkok. Sementara, Mahathir telah berkali-kali menegaskan bahwa dirinya "bukan anti-China".

Mahathir telah lama dikenal sebagai seorang pengkritik investasi China di Malaysia, yang dikhawatirkannya dapat memperburuk beban utang Negeri Jiran.

Selama kampanye pemilu yang tegang, Mahathir berjanji untuk mengkaji kembali seluruh proyek yang berkaitan dengan China jika dia terpilih.

Sejak kemenangan bersejarahnya yang menggulingkan Najib dan koalisi Barisan Nasional yang telah berkuasa lebih dari 60 tahun, Mahathir pun melontarkan pernyataan bahwa proyek-proyek akan ditinjau ulang. Namun, di lain sisi ia berjanji untuk menghormati seluruh perjanjian. Sikapnya ini meninggalkan para analis dalam tanda tanya besar tentang langkah selanjutnya dalam hubungan China-Malaysia.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Kehadiran Kuok Berikan Petunjuk Jelas

PM Malaysia Mahathir Mohamad bersama dengan jajaran kabinetnya
PM Malaysia Mahathir Mohamad bersama dengan jajaran kabinetnya (Malaysia Minister of Economic Affairs, Azmin Ali Office via AP)

Hadirnya Kuok, dinilai oleh para analis, telah memberikan gambaran yang lebih jelas.

"Robert Kuok pasti akan menjadi jembatan yang sangat kuat antara Beijing dan Kuala Lumpur mengingat hubungan jangka panjangnya dengan kedua negara," ungkap Tang Siew Mun, seorang senior fellow di ISEAS Yusof Ishak Institute di Singapura.

Oh Ei Sun, seorang penasihat senior dari Asian Strategy and Leadership Institute di Malaysia, sependapat dengan Tang Siew Mun. Menurutnya, naluri bisnis Kuok telah terbukti, baik di China maupun di Malaysia, hingga memberinya status tinggi di kedua negara.

"Malaysia dan China secara tradisional menikmati hubungan yang sangat erat dan tangguh, terutama di bidang perdagangan dan ekonomi. Wajar jika hubungan intim seperti itu akan berlanjut di bawah Mahathir, yang berperan dalam meletakkan fondasi hubungan dekat ini di pemerintahan sebelumnya," Oh Ei Sun menerangkan.

Kuok termasuk di antara daftar investor pertama yang masuk ke China pada akhir 1970-an dan awal 1980-an. Pria berusia 94 tahun tersebut lahir di Johor dan memulai kariernya sebagai pedagang gula.

Selama bertahun-tahun setelahnya, kerajaan bisnis Kuok tumbuh nyaris di seluruh sektor seperti properti, ekspedisi, agribisnis dan logistik, termasuk Shangri La Hotels and Resort dan raksasa logistik yang berbasis di Hong Kong, Kerry Group.

Kuok secara luas dipandang sebagai ikon dari 7,4 juta etnis China dan diaspora China di luar negeri. Pada 2013, Kuok meraih "China Economic Persons of the Year" yang dianugerahkan China Central Television.

"Hubungan dekat Kuok dengan China serta latar belakangnya sebagai Tionghoa Malaysia, membuatnya menjadi kandidat ideal dalam menangani relasi kedua negara," jelas Huang Fei, seorang ahli di Xiamen University.

Saat bertemu dengan Mahathir pada Rabu lalu, Kuok sempat mengatakan, "Saya salut pada Anda. Anda telah menyelamatkan negara. Tentu saja dengan bantuan Daim (mantan menteri keuangan)."

Lalu Mahathir menjawab, "Ya, saya tahu. Tapi saya butuh bantuan Anda sekarang."

Meskipun Kuok telah tinggal di Hong Kong sejak akhir 1970-an, dalam memoarnya dia mengatakan bahwa dia masih menganggap negara tempat kelahirannya sebagai rumah yang sebenarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya