Malaysia Batalkan Proyek Kereta Cepat Kuala Lumpur-Singapura

Menurut PM Malaysia Mahathir Mohamad, proyek tersebut tidak menguntungkan negaranya.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 29 Mei 2018, 06:27 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2018, 06:27 WIB
Mahathir Mohamad dan istri, Siti Hasmah.
PM Malaysia Mahathir Mohamad dan istri, Siti Hasmah (Facebook/Kelab Che Det)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Perdana Menteri Mahathir Mohamad menegaskan dalam konferensi pers pada hari ini bahwa Malaysia akan menghentikan proyek kereta api berkecepatan tinggi Kuala Lumpur-Singapura (HSR). Menurut Mahathir, proyek tersebut tidak menguntungkan negaranya.

"Ini adalah keputusan akhir, tapi akan membutuhkan waktu karena kami memiliki perjanjian dengan Singapura," terang PM ke-7 Malaysia tersebut seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (29/5/2018).

"Itu tidak menguntungkan. Akan menghabiskan banyak uang. Kami tidak akan menghasilkan uang sama sekali dari penetapan ini. Itu hanya sebuah trek pendek..."

Mahathir mengatakan akan membahas masalah ini dengan Singapura.

Konfirmasi PM Malaysia itu datang setelah dalam wawancaranya dengan Financial Times ia mengatakan bahwa langkah menghentikan proyek HSR diperlukan untuk "menghindari dinyatakan bangkrut".

"Kita perlu menyingkirkan sejumlah proyek yang tidak perlu, misalnya kereta api berkecepatan tinggi, yang akan menghabiskan biaya 10 miliar ringgit (USD 28 miliar) dan tidak menghasilkan satu sen pun. Itu juga akan disingkirkan," kata Mahathir kepada Financial Times.

Menteri Keuangan Malaysia Lim Guan Eng pekan lalu mengatakan bahwa total utang pemerintah melebihi 1 triliun, dengan skandal 1MDB sebagai salah satu kontributor utama.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Proyek dengan China juga Kena Imbas

Resmi Jabat PM Malaysia, Mahathir Mohamad Hadiri Pertemuan Perdana
Perdana Menteri baru Malaysia Mahathir Mohamad (tengah) berpidato saat pertemuan bulanan pertamanya sebagai perdana menteri di Putrajaya, Malaysia (21/5). (AP/Vincent Thian)

Mahathir lebih lanjut menerangkan bahwa pemerintah Malaysia akan bicara dengan pemerintah China tentang negosiasi ulang "perjanjian yang tidak setara", termasuk East Coast Rail senilai USD 14 miliar.

"Banyak proyek besar dan lembaga pemerintah yang dibentuk oleh mantan Perdana Menteri Najib Razak 'tidak perlu sama sekali'," ungkap Mahathir.

"Sebagian besar itu berusaha membuat perdana menteri populer dan itu bernilai miliar dolar," imbuhnya.

Proyek HSR yang dijadwalkan selesai pada 2026, melintasi empat negara di Malaysia dan digadang-gadang merangsang pembangunan di sepanjang koridor serta menciptakan klaster ekonomi di sekitar tujuh stasiun dari Bandar Malaysia, Putrajaya, Seremban, Melaka ke Muar, Batu Pahat, dan Iskandar Puteri, sebelum akhirnya menyeberang ke Singapura.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya