Para Uskup Berupaya Hentikan Konflik Politik di Nikaragua

Para uskup senior gereja Katolik berusaha mengajukan perundingan damai untuk menghentikan konflik politik yang berkepanjangan di Nikaragua.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Jun 2018, 09:12 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2018, 09:12 WIB
Lawan Polisi, Demonstran Anti-Pemerintah Buat Mortir Rakitan di Nikaragua
Demonstran anti-pemerintah menyalakan mortir rakitan di kota Masaya, Nikaragua (5/6). Akibat aksi dan bentrokan yang dimulai sejak 18 April tersebut, setidaknya 121 orang telah tewas. (AFP/Inti Ocon)

Liputan6.com, Managua - Para uskup senior di Nikaragua berinisiatif untuk segera melakukan pertemuan dengan pemerintah dan tokoh masyarakat pada akhir pekan ini, sebagai upaya mengakhiri krisis politik yang telah berlangsung berminggu-minggu.

Pengumuman yang disampaikan pada Rabu, 13 Juni 2018 itu juga turut menguak laporan tentang jumlah korban tewas, yang sejauh ini mencapai setidaknya 152 orang. 

Dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (14/6/2018), pengumuman itu muncul ketika masyarakat Nikaragua bersiap melakukan aksi protes nasional secara damai, untuk mendesak pemerintah bertindak tegas menumpas pemberontakan terhadap kepemimpinan Presiden Daniel Ortega.

Dalam sebuah pernyataan, Gereja Katolik Nikaragua mengatakan tengah berupaya mengajukan tawaran mediasi kepada Presiden Ortega, tapi belum ada jawaban. 

"Rakyat menunggu dengan sangat cemas, kekacauan tidak bisa dibiarkan lebih lama lagi," ujar salah seorang juru terkait.

Kelompok uskup Katolik  juga mengatakan bahwa tanggapan Presiden Ortega sangat penting untuk memberi kepastian bagi rakyat tentang masa depan demokrasi di Nikaragua. 

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

Rusuh Nikaragua, Warga Jarah Kasur hingga Motor
Petugas keamanan berjaga di sebuah toko setelah penjarahan di Managua, Nikaragua, Minggu (22/4). (INTI OCON / AFP)

Meningkatnya Konflik Kekerasan

Sebelumnya, pihak gereja membatalkan agenda perundingan dengan Presiden Ortega pada Maret lalu, karena lambatnya respons pemerintah. Hal itu kemudian memicu protes masyarakat secara besar-besaran, yang disertai kekerasan.

Sejak itu, Nikaragua terus mengalami peningkatan konflik kekerasan, di mana amukan massa banyak menyasar aparat kepolisian dan paramiliter pro pemerintah. Beberapa demonstran bahkan nekat melakukan serangan menggunakan ketapel dan mortir buatan tangan, yang dibalas oleh tembakan gas air mata oleh petugas keamanan. 

Aksi protes damai direncanakan mulai berlangsung pada Kamis siang, selama 24 jam ke depan, dan akan mengambil tempat di lokasi-lokasi utama di berbagai kota besar di Nikaragua, termasuk di ibu kota Managua.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya