Pria Tikam Ibu dan Adik hingga Tewas di Paris, ISIS Mengklaim Bertanggungjawab

Seorang pria membunuh ibu dan saudara perempuannya, sertai melukai seorang korban lain di Paris. ISIS mengklaim, meski tak ada bukti tekait hal itu.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 23 Agu 2018, 19:30 WIB
Diterbitkan 23 Agu 2018, 19:30 WIB
Ilustrasi pisau (iStock)
Ilustrasi pisau penikaman (iStock)

Liputan6.com, Paris - Seorang pria membunuh ibu dan saudara perempuannya, serta melukai seorang korban lain di jalan di Trappes, pinggiran kota Paris, Prancis pada Kamis, 23 Agustus 2018 waktu setempat.

Kepolisian Paris yang merespons langsung saat kejadian segera melepaskan tembakan ke arah pelaku hingga tewas, demikian seperti dikutip dari BBC, Kamis (23/8/2018).

Menteri Dalam Negeri Prancis Gérard Collomb mengatakan insiden itu, untuk saat ini, tidak diperlakukan sebagai serangan teror.

Kendati demikian ISIS mengklaim sebagai dalang di balik serangan itu, namun, tidak memberikan detail mengenai keterlibatan mereka.

Beberapa laporan mengatakan pria itu mengancam akan membunuh polisi dan bertakbir sebelum dia ditembak.

Pria itu berlari ke dalam rumah setelah menyerang korbannya sebelum keluar dengan pisau di tangannya, di mana dia ditembak oleh polisi Paris.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Simak video pilihan berikut:

 


Pelaku Mungkin Mengalami Gangguan Jiwa

Ilustrasi pisau penusukan
Ilustrasi (iStock)

Berbicara di pinggiran barat-selatan Trappes di mana insiden itu terjadi, Mendagri Prancis Gérard Collomb mengatakan, penyerang itu tampaknya memiliki "masalah kejiwaan yang signifikan".

Dia mengatakan pria itu diketahui polisi karena mengekspresikan pandangan ekstremis, tetapi mungkin memiliki psikis yang "tidak stabil" dan "bukan seseorang yang dapat menanggapi instruksi dari kelompok teroris".

Prancis selalu waspada terhadap serangan teroris jihadis sejak serangan Paris 2015.

Trappes adalah area kumuh yang dekat dengan Versailles. Pinggiran kota dikenal karena kekerasan geng dan kemiskinan.

Wilayah itu juga diduga kuat sebagai tempat bermukim beberapa anggota ISIS di antara penduduk muslimnya yang besar, dengan 50 orang lokal yang dicurigai meninggalkan Prancis untuk berperang bagi Daesh di Suriah dan Irak, menurut sumber-sumber keamanan yang dikutip oleh AFP.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya