Liputan6.com, Paris - Teror kembali menerjang Prancis. Seorang polisi dilaporkan tewas oleh pria bersenjata. Kejadian ini tepatnya terjadi di Elysees, Paris.
Insiden ini mendapat kecaman dari internasional. Termasuk salah satunya Pemerintah Indonesia.
"Kita mengecam aksi teror yang ada di Paris," sebut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir dalam press briefing mingguan Kemlu, Jumat (21/4/2017).
Advertisement
Baca Juga
Terkait kejadian ini, Arrmanatha mengatakan, KBRI Paris segera ditugaskan untuk mencari informasi apakah ada WNI yang menjadi korban atau tidak.
"Informasi yang kami terima sampai saat ini tidak ada WNI yang jadi korban," tambah dia.
Walau tidak ada korban, WNI di seluruh Prancis diminta terus meningkatkan kewaspadaan. Pasalnya, aksi teror seperti ini bisa saja terulang.
"KBRI juga telah keluarkan peringatan untuk menghindari chmap elyses dan sekitarnya serta terus berhati-hati karena kerjadian ini bsia terjadi di mana saja," sebutnya.
Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan, ia meyakini serangan itu terkait dengan terorisme.
"Orang-orang yang berada di lokasi kejadian telah dievakuasi dan kami meyakini bahwa petunjuk yang mengarahkan kita apaka kasus ini, dan yang memungkinkan kita mengungkap kebenaran, merupakan perbuatan teroris," kata Hollande seperti dikutip dari CNN, Jumat (21/4/2017).
Kelompok radikal ISIS menyebut, serangan tersebut dilakukan salah satu militannya. Hal tersebut disampaikannya melalui pernyataan yang dirilis media kelompok itu, Amaq.
Menurut Juru Bicara Menteri Dalam Negeri Piere Henry Brandet mengatakan, penembakan terjadi sekitar pukul 21.00 waktu setempat ketika sebuah mobil berhenti di 102 Chmps-Elysees di depan mobil van polisi.
Seorang pria kemudian keluar dari mobil dan melepaskan tembakan ke mobil polisi dengan sejata otomatis. "(Tersangka) lalu melarikan diri, berusa menembak dan melukai dua polisi lainnya. Polisi lain kemudan menembak dan menewaskan penyerang tersebut," ujar Brandet.