Mengenang 21 Tahun Kepergian Putri Diana, Ini Kata-Kata Terakhirnya Sebelum Tewas...

Putri Diana meninggal 21 tahun yang lalu pada 31 Agustus 1997 di rumah sakit Pitié-Salpêtrière di Paris. Ini kata-kata terakhirnya sebelum mengembuskan napas terakhir.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 02 Sep 2018, 21:00 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2018, 21:00 WIB
Putri Diana
Dalam sebuah buku biografi, ternyata terungkap Putri Diana ternyata membutuhkan waktu untuk bisa terbiasa dengan kehidupannya sebagai istri dari Pangeran Charles. ( DENIS PAQUIN/AP)

Liputan6.com, Paris - Mendiang Putri Diana meninggal 21 tahun yang lalu pada 31 Agustus 1997 di rumah sakit Pitié-Salpêtrière di Paris, setelah mengalami cedera akibat kecelakaan mobil di sebuah terowongan di ibu kota Prancis, setahun setelah perceraiannya dari Pangeran Charles.

Petugas pemadam kebakaran Xavier Gourmelon, yang merupakan petugas jaga di stasiun pemadam kebakaran Malar, Paris dan salah satu yang pertama kali tiba di lokasi kecelakaan itu, mengungkapkan kepada The Sun apa kata-kata terakhir sang Princess of Wales pada 2017 lalu, 20 tahun setelah kematiannya.

Selain mengingat apa yang dikatakannya kepadanya sebelum jantungnya gagal, Gourmelon juga mengatakan bahwa ketika dia tiba di terowongan Pont de l'Alma, dia tidak tahu siapa yang dia rawat, The Daily Mail melaporkan.

Begini cerita selengkapnya:

Pada 31 Agustus 1997 malam, Xavier Gourmelon, seorang pemadam kebakaran yang berdinas di Pos Pemadam Malafar, Paris, mengaku mendapat panggilan tugas untuk merespons sebuah kecelakaan mobil di Terowongan Pont de l'Alma.

Di Paris, personel pemadam kebakaran turut dikerahkan oleh otoritas setempat untuk merespons situasi darurat seperti kecelakaan lalu lintas.

Dua puluh tahun yang lalu, Gourmelon yang berusia 22 tahun, merespons panggilan tugas itu seperti situasi kecelakaan lalu lintas pada umumnya. Sang pemadam tak mengetahui, misi malam itu adalah untuk menyelamatkan seorang perempuan yang paling populer di dunia.

Saat tiba di lokasi dan mendekat ke sebuah sedan Mercedes yang ringsek, Gourmelon melihat seorang perempuan berparas cantik berambut pirang terluka di bangku penumpang belakang. Pada saat itu ia masih juga belum menyadari, korban yang ditangani Gourmelon adalah Lady Di.

"Ya Tuhan, apa yang terjadi," kenang Gourmelon, meniru perkataan Lady Di saat berada di dalam mobil nahas tersebut, seperti dikutip dari The New Zealand Herald, Minggu (2/9/2018).

Saat itu, Gourmelon melihat, Diana nampak tak kritis. Meski ada sedikit luka lecet, sang pemadam melihat bahwa ibu dari Pangeran William dan Harry itu seakan baik-baik saja.

"Aku raih tangannya, kemudian aku berkata, 'tenanglah dan jangan bergerak, aku di sini untuk menolong mu', guna menenangkannya," ujar Gourmelon.

"Saat rekanku datang, kami mulai memberikan dia (Diana) oksigen dan kami terus mendampinginya hingga berhasil dikeluarkan dari mobil. Prosesnya cepat, karena kami tak harus membongkar paksa mobil ringsek itu," kenangnya.

Namun, lanjut Gourmelon, ketika telah ditandu, sang Princess of Wales mengalami gagal jantung. Kondisi sang putri mendadak kritis.

Menanggapi hal itu, Gourmelon dan tim medis mulai melakukan resusitasi jantung-paru (CPR), dengan memijat dada untuk memompa denyut jantung pasien sambil memompa oksigen ke paru-paru guna mengembalikan sirkulasi pernapasan.

Resusitasi itu berhasil dan kondisi sang putri kembali stabil. Putri Diana lantas dimasukkan ke dalam ambulans menuju rumah sakit terdekat.

Sejenak, Gourmelon mengira sang putri akan selamat.

"Jujur, aku pikir ia akan hidup. Karena setahuku, saat ia telah ada di ambulans, ia dalam kondisi hidup dan stabil, aku mengira ia akan selamat," tambahnya.

Saat ambulans yang membawa sang Princess of Wales pergi, barulah Gourmelon mengetahui dari rekan sejawatnya, bahwa korban adalah Putri Diana.

"Sungguh sedih mengetahui bahwa pada akhirnya, ia meninggal (di rumah sakit)," tambahnya.

 

* Saksikan keseruan Upacara Penutupan Asian Games 2018 dan kejutan menarik Closing Ceremony Asian Games 2018 dengan memantau Jadwal Penutupan Asian Games 2018 serta artikel menarik lainnya di sini.

 

Simak video pilihan berikut:

Kematian yang Menuai Tanda Tanya

Putri Diana
Diana, Princess of Wales pada sebuah upacara untuk Palang Merah di Washington. (AFP PHOTO / JAMAL A. WILSON)

Paul Burrell, mantan pelayan pribadi Putri Diana kala masih menjadi anggota Kerajaan Inggris, hingga kini masih menaruh curiga yang sangat mendalam atas kematian sang Princess of Wales pada 31 Agustus 2017. Ia merupakan salah satu dari sekian banyak orang yang menduga, ada 'pihak berkuasa' yang berkontribusi pada kematian Lady Di.

Dugaan itu, hingga 2017, masih konsisten diutarakan oleh Burrell. Demikian seperti dikutip dari Mirror, yang meliput seremoni tabur bunga sang pelayan pribadi Lady Di di jalan Terowongan Pont de l'Alma, TKP tewasnya sang Princess of Wales.

Burrell, hingga kini, masih memendam rasa penasaran pada sejumlah aspek penting terkait situasi seputar kematian Diana.

Pertama, ia penasaran mengenai perjalanan Diana ke Prancis, serta mengapa mobil itu harus melintas di terowongan Pont de l'Alma. Kedua, mengapa Lady Di dan Dodi Fayed --yang turut tewas dalam kecelakaan mobil tersebut-- tidak bermalam di hotel mereka di Ritz Paris.

Ketiga, Burrell penasaran mengapa pengawal pribadi Diana kala itu tetap membiarkan Henri Paul --sang pengemudi pribadi Lady Di-- tetap menyetir. Padahal diketahui, kadar alkohol di tubuh Paul cukup tinggi saat itu.

Keempat, Burrell masih dirundung tanya soal Diana yang tidak menggunakan sabuk pengamanan saat berkendara. Dan terakhir, rasa penasaran Burrell sangat tertuju pada proses penyelematan hingga ke rumah sakit yang membutuhkan waktu hampir sekitar dua jam.

"Semua hal itu membuatku bertanya-tanya," ujar Burrell.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya