Dubes Inggris untuk Indonesia: Surabaya Punya Kesamaan dengan Liverpool

Duta besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik, menuturkan bahwa Surabaya dan Liverpool terlihat punya kemiripan.

oleh Afra Augesti diperbarui 13 Sep 2018, 13:29 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2018, 13:29 WIB
Duta Besar Inggris untuk Indonesia
Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik saat menghadiri acara ASEAN Leaders Programme, Rabu 12 September 2018 di kediamannya di Patra Kuningan, Jakarta. (Afra Augesti/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Moazzam Malik mengatakan, ada sebuah kota di Indonesia yang punya kemiripan dengan salah satu kota ternama di negara asalnya, Liverpool. Kota yang dimaksud adalah Surabaya.

Ia pun menceritakan pengalamannya ketika mendampingi Wali Kota Liverpool, Joe Anderson, dan wakilnya, Gary Millar menyambangi Surabaya dan bertemu dengan Wali Kota Tri Rismaharini atau akrab disapa Risma pada 18-22 Maret 2018.

"Awal tahun ini, wali kota Liverpool datang ke Surabaya. Liverpool dan Surabaya menandatangani perjanjian Kota Kembar (Sister City Agreement), dan apa yang hendak dikolaborasikan kedua wali kota adalah tentang pembangunan Kota Pintar (Smart City)," ucap Moazzam di sela-sela acara ASEAN Leaders Programme, Kamis 12 September 2018, di Kedutaan Besar Inggris, Jakarta.

"Misalnya, ketika Bu Risma menunjukkan Pak Anderson layar televisi raksasa dan ruang kontrolnya, Bu Risma menegaskan bahwa ini sama dengan yang ada di Liverpool. Pemerintah kota Surabaya bisa mengontrol lampu lalu lintas di seluruh kota, jadi pemerintah bisa mengurai kemacetan tergantung pada kebutuhan, situasi dan kondisi. Bu Risma sangat bersemangat dan tertarik untuk menerapkan inovasi seperti itu di kotanya," imbuh Moazzam.

Menurut keterangan tertulis dari situs resmi pemerintah kota Liverpool, www.liverpoolecho.co.uk, Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat di dunia dan pasar yang penting untuk bisnis Inggris.

"Kunjungan ini memungkinkan wali kota dan wakil Wali kota untuk bertemu dengan pemimpin negara dan pemerintah provinsi, guna memulai proses pengembangan kontak dan pasar untuk perusahaan dan produk Liverpool --sesuatu yang sangat penting pasca-Brexit," imbuh pernyataan tersebut.

Kedatangan Joe Anderson dan Gary Millar adalah hasil akhir dari permintaan resmi yang dibuat oleh pemerintah Inggris, melalui Kedutaan Inggris di Jakarta, untuk Liverpool agar bekerja sama dengan Surabaya dan mengembangkan hubungan formal.

Dalam lawatan itu, Joe Anderson memimpin satu delegasi yang mencakup pejabat Kedutaan Inggris, Departemen Perdagangan Internasional, Kantor Urusan Luar Negeri dan Persemakmuran, Liverpool John Moores University, FACT, Tranmere Rovers, dan Tranmere Rovers and St Vincent's School for the Visually Impaired.

Letter of Intent (LoI) dari Sister City Agreement ditandatangani oleh kedua pihak pada 17 Mei 2017 di Liverpool yang meliputi 5 bidang kerja sama, antara lain manajemen pelabuhan dan kemaritiman, ekonomi, sumber daya manusia dan manajemen pengembangan kapasitas, kota pintar, serta industri kreatif.

Walokota Liverpool Joe Anderson mengunjungi Indonesia pada Maret 2018 untuk membuat kerja sama antara Surabaya dan Liverpool. (Kedutaan Besar Inggris)

Dengan total ekspor Indonesia ke Inggris sebesar 1,545 juta pound sterling (Rp 29,9 miliar) pada tahun 2016 (peningkatan sebanyak 16,4% dari tahun 2015), Indonesia menikmati surplus perdagangan sebesar 578 juta pound sterling (Rp 11,1 triliun). Hasil ini lebih rendah dari surplus tahun sebelumnya sebesar 443 juta pound sterling (Rp 8,5 triliun). Demikian menurut keterangan dari Kedutaan Besar Inggris.

"Mayoritas ekspor Inggris ke Indonesia adalah peralatan mesin dan transportasi (36,2%), bahan kimia dan produk terkait (25,8%), serta bahan mentah yang tidak dapat dimakan (14,4%). Sebaliknya, impor Inggris dari Indonesia adalah barang-barang manufaktur (61,5%)," tulis keterangan resmi Kedubes Inggris.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Integrasi Layanan Publik

Kota London, Inggris
Kota London, Inggris (AFP)

Pembangunan transportasi umum bukan satu-satunya tantangan di Indonesia, melainkan di seluruh dunia. Di Inggris, Moazzam menuturkan bahwa transportasi umum di negaranya sudah cukup memadai.

"Kereta api bawah tanah berusia 120 tahun, tapi kami masih bisa membangun jalur baru, misalnya yang akan di buka awal tahun depan. Namanya Elizabeth line. Jadi kami tidak berhenti sampai di situ saja, kota-kota di Inggris beradaptasi dengan kebutuhan masyarakatnya," papar Moazzam.

Ilustrasi Kota London (iStockphoto)

London, katanya lagi, juga terbilang unik, sebab ibu kota Inggris ini menjadi salah satu dari sedikit kota di negara Barat yang terus tumbuh.

"Populasinya sekarang mencapai 8 juta. London adalah tempat yang nyaman, 10% penduduknya merupakan Muslim, dan anak-anak mudanya sangat melek teknologi, berpendidikan dan inovasi. London pun punya kesamaan dengan Bandung, Yogyakarta dan Surabaya," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya