Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN, Moazzam Malik menuturkan bahwa pemerintah Inggris telah menyetujui bantuan kemanusiaan senilai Rp 38,9 miliar untuk Sulawesi Tengah. Keputusan tersebut dibuat melalui Kementerian Pembangunan Internasional Inggris pada Senin malam waktu setempat, 1 Oktober 2018.
Selain itu, Moazzam menyebut bahwa tim dari kementerian terkait sedang terbang dari London menuju Jakarta untuk berkoordinasi dengan mitra-mitra Tanah Air, terutama pemerintah Indonesia.Â
"Jadi ada departemen yang bertanggung jawab untuk mengelola bantuan kemanusiaan, ada orang-orang yang ahli di bidangnya dalam departemen tersebut. Ada ahli untuk mengelola bantuan kemanusiaan, ahli logistik, macam-macam. Ada lima orang yang terbang hari ini, dan mungkin beberapa orang lagi yang datang pada dua atau tiga hari berikutnya," tutur Moazzam ketika ditemui awak media di Kedutaan Besar Inggris di Jakarta, Selasa (2/10/2018).
Advertisement
Dubes juga menyampaikan bahwa pemerintah Inggris memberikan sejumlah pilihan untuk disalurkan ke Sulawesi tengah, guna membantu para korban dan organisasi-organisasi kemanusiaan di wilayah terdampak.
"Kami punya beberapa opsi. Jadi kami punya bahan-bahan dalam gudang di Dubai dan Delhi, khususnya shelter kit (fasilitas tempat tinggal). Ini bisa digunakan. Ada tenda, dapur sementara, jeriken, selimut dan lain-lain. Kit ini lengkap untuk satu keluarga korban,"Â
"Kami juga berhubungan dengan maskapai transportasi untuk memindahkan bahan-bahan tersebut, langsung ke Palu atau ke bandara-bandara besar seperti Makassar dan Balikpapan, yang ada di sekitar daerah terdampak," imbuh dubes yang telah menetap di Indonesia sejak 2014.
Di satu sisi, Moazzam mengatakan bahwa militer Inggris juga akan dilibatkan, apabila pemerintah Indonesia berkenan. Ia menggaris bawahi, pesawat dan kapal Angkatan Laut Inggris yang berada di Singapura bisa digunakan untuk memberikan bantuan tersebut.
Seluruh bentuk pertolongan yang hendak diberikan oleh Inggris akan diputuskan malam ini, Selasa (2/10/2018), setibanya tim ahli dari Kementerian Pembangunan Internasional di Jakarta.
"Jadi ada beberapa opsi dan pastilah kami akan mendanai lembaga-lembaga darurat yang bisa membantu dalam hal ini, yang sudah beraktivitas di Indoenesia, termasuk Red Cross, PMI, dan LSM. Kami telah mengkaji pilihan-pilihannya hari ini dan kami sedang koordinasikan dengan pemerintah Indonesia, apa yang diperlukan, opsi mana yang akan digunakan sesuai keperluannya. Malam ini, kami akan memutuskan dan mengarahkan opsi-opsi tersebut untuk dilaksanakan," ucap Moazzam.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini: