Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Berfoto Bugil di Situs Bersejarah Turki, Mantan Model Playboy Dikecam Keras

Mantan model majalah Playboy ini menuai kecaman keras setelah foto-foto telanjangnya di Turki dan Mesir beredar luas, namun ada juga yang mendukungnya?

oleh Afra Augesti diperbarui 08 Nov 2018, 07:31 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2018, 07:31 WIB
Ilustrasi telanjang
Ilustrasi telanjang (iStockphoto)​

Liputan6.com, Istanbul - Kecintaan Marisa Papen pada naturisme (pandangan hidup yang meyakini bahwa telanjang adalah sebuah kenormalan, bahwa dengan bertelanjang manusia bisa lebih dekat dengan alam) menyebabkan dia harus berurusan dengan hukum.

Padahal tahun lalu, blogger kontroversial itu dipenjara setelah dia tertangkap basah sedang berpose telanjang di sebuah kuil Mesir kuno. Demikian seperti dikutip dari Daily Star, Selasa, 6 November 2018.

Kemudian, pada Juni tahun ini, dia juga memicu amarah netizen dengan 'mencoreng' tempat-tempat suci di Yerusalem: menjalani sesi pemotretan secara diam-diam dan tanpa sehelai busana pun.

Kecaman tersebut seolah tak menghalangi wanita kelahiran Belgia itu, untuk tak lagi mengulangi perbuatannya. Dia tak jera, bahkan semakin liar dan terus berkeliling dunia untuk mengambil sejumlah jepretan 'panas' dirinya.

Hal yang membuat kesal warganet adalah dia hanya mendatangi negara-negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam.

Dalam aksi terbarunya, mantan model Playboy ini menjalankan pemotretan yang cukup berani di Istanbul, ibu kota Turki.

Dalam sebuah unggahan yang beredar di media sosial, Papen terlihat memamerkan alat kelaminnya di Hagia Sophia, sebuah situs bersejarah penting di Turki yang telah berdiri sejak 537 Masehi.

Hagia Sophia dulunya adalah Katedral Byzantium dan Masjid Ottoman, namun kini pemerintah Turki telah mengubahnya menjadi museum.

Foto tersebut menunjukkan Papen mengenakan abaya serba hitam, lengkap dengan hijab, dan sedang membuka bagian bawah pakaiannya. Dia sama sekali tak mengenakan pakaian dalam, sehingga organ vitalnya pun terlihat.

Meskipun turis dan penduduk lokal terlihat berlalu lalang di belakangnya, Papen dan fotografernya tampak cuek dan tidak khawatir bila tertangkap polisi setempat.

Untuk mengambil bidikan yang memicu pro dan kontra, Papen dan fotografernya, Jesse Walker, memasuki bangunan tersebut dengan sangat hati-hati. Begitu mereka berada di dalam, Papen harus menunggu kesempatan emas untuk mengangkat bagian bawah abayanya.

"Kami memutuskan untuk menunggu kelompok yang dipandu oleh pemandu wisata, berlalu. Saat pemandu sedang menceritakan kisahnya dan perhatian semua orang tertuju padanya, kami langsung melancarkan aksi," katanya, seperti dilansir dari Sputnik, Rabu (7/11/2018).

Aksi berani Papen tak berhenti sampai di situ. Ia juga berpose hanya mengenakan sepatu hak tinggi berwarna hitam di atas atap gedung yang dekat dengan Hagia Sophia.

Menurut sang pemotret, mereka sempat dikejar oleh polisi setempat, yang menginterogasi staf di hotel Istanbul setelah mereka check out.

Mereka mengklaim, seorang penjaga bersenjata pernah mengikuti mereka, berjalan satu meter di belakang mereka selama beberapa waktu.

"Segera setelah kami tiba di lokasi, pria itu memberi isyarat bahwa ia sedang mengawasi kami, dan kemudian menunjuk sekelompok laki-laki bersenjata di perbukitan. Benar-benar terlihat bak adegan film," ucap Papen.

Terlepas dari segala rintangan yang menghadang, Papen dan Walker berhasil meninggalkan Turki dengan aman.

Tidak seperti petualangan mereka sebelumnya di Mesir, di mana Papen ditahan oleh penegak hukum setempat karena kepergok melakukan sesi pemotretan telanjang di kuil kuno Luxor.

Dia juga harus menghadapi kecaman dan kemarahan pada Musim Panas ini, usai berpose bugil di depan Tembok Ratapan (Wailing Wall) di Yerusalem, yang dianggap suci oleh orang Yahudi.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Alasan...

Ilustrasi telanjang
Ilustrasi telanjang (iStockphoto)​

Dalam posting blognya baru-baru ini, Papen mengungkapkan motivasi dia melakukan seluruh kegilaan tersebut. Dia mengklaim bahwa dia ingin memprotes tirani agama, memperjuangkan hak-hak perempuan dan kebebasan berekspresi kaum Hawa.

"Ini semua mengandung pesan, agar setiap orang menyadari citra yang telah dibuatnya. Kami berusaha membantu orang-orang untuk membebaskan diri dari belenggu penjara mental, yang datang dari pemerintah dan agama di planet ini," tulis Papen dalam situs blognya.

"Kita menjadi sangat buta dan tersipu oleh apa yang kita terima. Kita tidak lagi mempertanyakan apa pun. Semuanya dikendalikan, dimanipulasi," lanjutnya.

Marisa bukan satu-satunya aktivis yang berkeliaran di situs terkenal di sebuah negara.

Pada bulan September tahun ini, Deborah de Robertis mengejutkan para pengunjung museum seni yang ada di Lourdes, Prancis. Setelah tampil tanpa mengenakan sehelai benang pun, ekshibisionis itu diinterogasi oleh polisi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya