Ditutup, Tempat Jagal Anjing Terbesar di Korea Selatan Disulap Jadi Taman

Aparat Korea Selatan mulai membongkar kompleks rumah jagal anjing terbesar di negara tersebut, Kamis 22 November 2018.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 30 Nov 2018, 09:01 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2018, 09:01 WIB
Para aktivis perlindungan hak-hak binatang 'Animal Liberation Wave' dan 'Last Chance for Animals' menunjukkan bangkai anak anjing yang diambil dari peternakan anjing dalam demo menentang perdagangan daging anjing di Seoul, Korea Selatan (17/7) (AFP)
Para aktivis perlindungan hak-hak binatang 'Animal Liberation Wave' dan 'Last Chance for Animals' menunjukkan bangkai anak anjing yang diambil dari peternakan anjing dalam demo menentang perdagangan daging anjing di Seoul, Korea Selatan (17/7) (AFP)

Liputan6.com, Seoul - Aparat Korea Selatan mulai membongkar kompleks rumah jagal anjing terbesar di negara tersebut, Kamis 22 November 2018, di tengah upaya para aktivis hak-hak binatang mendorong penghentian kebiasaan menyantap daging anjing, kantor berita AFP melaporkan.

Sekitar satu juta anjing dikonsumsi di Korea Selatan setiap tahunnya, seringkali sebagai cemilan selama musim panas dan biasanya disajikan dengan cara direbus supaya empuk. Daging anjing dianggap bisa meningkatkan energi.

Tapi tradisi itu telah mengundang kritik dari luar negeri dan semakin ditinggalkan karena warga Korea Selatan kini lebih menganggap anjing sebagai hewan peliharaan daripada makanan.

Sekarang, memakan daging anjing dianggap sebagi hal yang tabu di kalangan anak muda Korea Selatan.

Di daerah Taepyeong-dong di Kota Seongnam, Seoul selatan, sedikitnya ada enam rumah pemotongan anjing yang bisa sekaligus menampung beberapa ratus anjing. Daerah itu merupakan pemasok daging anjing terbesar di seluruh Korea Selatan.

Menurut pejabat Kota Seongnam, kawasan tersebut akan dikosongkan dalam dua hari dan dialih fungsikan menjadi taman umum, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (30/11/2018).

Pemilik rumah pemotongan dikabarkan menggunakan tempat itu selama bertahun-tahun tanpa izin. Setelah melalui proses pengadilan bertahun-tahun, pengadilan Seoul memutuskan pemerintah kota bisa menutup tempat itu.

Para aktivis hak-hak binatang mengecam pemilik rumah pemotongan karena memperlakukan anjing-anjing dengan buruk dan membunuh hewan itu dengan cara yang kejam, seperti menyetrum mereka sebelum dipotong di hadapan anjing-anjing lainnya.

Para aktivis hak-hak binatang Humane Society International menemukan alat setrum di kawasan tersebut dan tumpukan anjing mati yang dibiarkan di lantai ketika mereka mengunjungi tempat itu pada Kamis 22 November.

"Ini adalah momen bersejarah," tulis Pendukung Hak Binatang Korea Selatan (KARA) di blog mereka.

"Ini akan menjadi awal ditutupnya lebih banyak rumah pemotongan anjing di seluruh negeri, mempercepat penurunan industri daging anjing secara keseluruhan," tambahnya.

 

Simak video pilihan berikut:

Harus Dilarang

Anjing Ini Ilustrasikan Kesedihan Paling Duka dalam Hidup
Tahukah kamu kesedihan paling duka dalam hidup?

Menurut survei tahun lalu, 70 persen penduduk Korea Selatan tidak memakan anjing, tapi hanya sekitar 40 persen yang percaya praktik tersebut harus dilarang.

Survei tersebut juga mendapati 65 persen mendukung ternak dan pemotongan anjing asal dengan perlakuan yang lebih baik.

Saat ini tidak ada hukum tentang tata cara pengurusan atau pemotongan anjing untuk dimakan dagingnya di Korea Selatan.

Para peternak anjing mendorong Kota Seoul memasukkan anjing dalam peraturan kesejahteraan hewan ternak, sedangkan para aktivis hak-hak binatang menentang usulan tersebut, dan justru menuntut agar praktik tersebut dihapuskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya