Makan KFC hingga Pakai Celana Dalam Merah, 4 Tradisi Unik Perayaan Natal di Dunia

Berikut sejumlah tradisi unik negara-negara di dunia dalam merayakan Natal. Seperti apa?

oleh Afra Augesti diperbarui 28 Des 2018, 20:10 WIB
Diterbitkan 28 Des 2018, 20:10 WIB
Ilustrasi ayam goreng KFC
Ilustrasi (iStock)

Liputan6.com, Tokyo - Setiap tahun pada tanggal 25 Desember, umat Kristiani memperingati hari kelahiran Yesus Kristus, yakni Natal. Pada umumnya, orang-orang di Amerika Serikat dan negara Barat lain merayakannya dengan cara yang biasa saja.

Seperti misal pergi ke gereja untuk misa, kumpul bersama keluarga besar sembari menikmati hidangan khas Natal, atau menemui Sinterklas yang sedang membagikan kado di pusat-pusat perbelanjaan.

Namun, tahukah Anda bahwa ada sejumlah negara yang merayakan Natal dengan cara yang berbeda dan tak biasa? Tradisi-tradisi ini sudah dilakukan turun temurun sejak zaman dahulu kala.

Seperti apa budaya Natal unik yang ada di beberapa negara di dunia? Berikut empat di antaranya, seperti dikutip dari Top Tenz, Jumat (28/12/2018).

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

1. Pergi ke KFC - Jepang

Kehabisan Stok Ayam, KFC Tutup Ratusan Gerai di Inggris
Pengumuman penutupan sementara terpampang di luar gerai makanan cepat saji KFC dekat Ashford, Inggris, Senin (19/2). Lebih dari 600 dari 900 gerai KFC yang ada di Inggris tutup sejak akhir pekan lalu karena kehabisan stok ayam. (Gareth Fuller/PA via AP)

Di Amerika dan negara-negara Barat, makan malam Natal biasanya menjadi momen yang meriah. Selain kalkun raksasa, orang-orang juga akan berusaha keras untuk membuat aneka lauk pauk.

Terkadang, para wanita bahkan menghabiskan hingga sepanjang hari (atau bahkan beberapa hari sebelumnya) di dapur untuk menyiapkan makanan tersebut.

Namun, di Jepang, segala sesuatunya dilakukan agak berbeda saat merayakan Natal. Umat Kristiani di Jepang tidak sungguh-sungguh memperingati Natal sebagai hari libur keagamaan nasional, sebab kebanyakan penduduk Negeri Matahari Terbit berkeyakinan Shinto.

Tetapi, selama beberapa dekade terakhir, mereka telah membuat tradisi Natal sendiri yang sekarang sangat mereka sukai.

Semua ini dimulai pada tahun 1970, ketika manajer KFC pertama di Jepang, Takeshi Okawara, mendengar beberapa orang Amerika berbicara tentang betapa sulitnya mendapatkan kalkun di Jepang untuk Natal.

Mengetahui banyak keluhan itu, Okawara pun mendapatkan ide segar. Ia ingin orang Amerika yang telah pindah ke Jepang merasakan Natal. Dia menciptakan "KFC Party Barrel" dan mendapat respons positif dari publik di Jepang. Bahkan bagi mereka yang tahu sedikit atau tidak peduli tentang Natal.

Saat ini, orang-orang yang ada di Jepang sudah banyak yang memesan "paket" tersebut jauh sebelum Natal tiba.

Pada hari H atau 25 Desember, biasanya gerai-gerai KFC di seluruh Negeri Sakura akan dipadati oleh warga negara asing yang memesan "KFC Party Barrel" dan nilai penjualannya bisa 10 kali lipat dari hari biasa.

Dalam boks tersebut juga terdapat kue coklat dan sampanye.

2. Datang ke Gereja dengan Sepatu Roda - Venezuela

Ilustrasi pohon natal (iStock)
Ilustrasi pohon natal (iStock)

Venezuela kini sedang mengalami masa sulit. Perkonomian negara dan sistem pemerintahannya berada dalam posisi yang masih terpuruk. Baru-baru ini, Venezuela mengalami penurunan dramatis dalam produksi minyak, sehingga berdampak besar pada negara.

Terlepas dari kerugian yang ditimbulkan oleh minyak pada ekonomi dan stabilitas politik Venezuela, negara ini masih menyimpan sejumlah keunikan tersendiri, termasuk salah satunya tentang perayaan Natal. Ada beberapa macam tradisi yang kemungkinan akan terus bertahan, meski sedang berada dalam kondisi terburuk sekalipun.

Salah satu di antaranya yakni penduduk Nasrani setempat mengenakan sepatu roda ketika pergi gereja untuk mengikuti misa Natal. Bahkan, pemerintah sampai menerapkan aturan untuk mendukungnya, dengan menutup jalan-jalan raya sampai sekitar pukul 08.00 pada hari Natal agar para pesepatu roda bisa sampai di gereja dengan aman.

Meskipun tidak ada yang tahu apa alasan di balik tradisi itu, beberapa pengamat berpendapat bahwa cara itu mungkin merupakan alternatif untuk menggantikan olahraga musim dingin --seperti ski-- yang kerap dinikmati saat salju turun, sebab Venezuela tidak memiliki musim dingin.

Selain mengendarai sepatu roda, warga Venezuela yang mampu, gemar mengecat rumah mereka sebelum Natal, merayakan petasan atau kembang api agar suasana Natal semarak dan ramai.

3. Memakai Celana Dalam Warna Merah - Spanyol

Underware Celana Dalam Wanita
Ilustrasi Foto Celana Dalam Wanita (iStockphoto)

Spanyol memiliki banyak tradisi Natal yang dijalankan dengan normal, seperti kebanyakan negara Barat. Di sisi lain, mereka juga memiliki beberapa kebiasaan yang agak aneh untuk merayakannya.

Saat Old Night, sehari sebelum Tahun Baru, semua orang di Spanyol berkumpul di sekitar TV di rumah mereka atau di Puerto de Sol di Madrid, dan memperhatikan menara jam raksasa untuk menghitung mundur Tahun Baru.

Pertama, lonceng akan berbunyi sebanyak empat kali, dan kemudian berdenting 12 kali yang menandakan bulan dalam satu tahun. Ini memang cukup signifikan dengan apa yang dilakukan oleh warga negara Amerika pada Malam Tahun Baaru.

Namun, perbedaannya yang unik adalah, tiap satu lonceng yang berbunyi, orang-orang akan memakan satu butir buah anggur, hingga jumlah yang dikonsumsi mencapai 12 --termasuk bijinya.

Konon, jika seseorang dapat menelan 12 butir anggur tersebut sebelum lonceng terakhir berdenting, maka ia akan mendapatkan keberuntungan untuk tahun yang akan datang.

Bagian aneh lain dari tradisi ini adalah pengenaan pakaian dalam berwarna merah saat Natal sebagai simbol Dewi Fortuna.

4. Kisah Soal Sarang Laba-Laba dan Pohon Natal - Ukraina

Pohon Natal di Vatikan
Pekerja dibantu sebuah derek mendirikan pohon pohon Natal raksasa di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Kamis (22/11). Pohon cemara yang didatangkan dari Hutan Consiglio di Italia ini tingginya mencapai 23 meter. (Tiziana FABI / AFP)

Ukraina dan banyak daerah di sekitar Eropa Timur, secara tradisional, memiliki lebih sedikit kekayaan dan kemakmuran daripada tetangganya di barat.

Bahkan, bagi sebagian besar orang yang tinggal di Eropa Timur, keberadaan wilayah yang mereka tinggali tak luput dari perjuangan yang panjang dan tak berkesudahan. Untuk alasan inilah, jenis legenda Natal yang keluar dari negara-negara seperti Ukraina seringkali agak berbeda.

Salah satu kisah paling terkenal dari Ukraina menceritakan tentang seekor laba-laba, dan bagaimana hewan itu menyelamatkan satu keluarga saat Natal.

Dalam beberapa cerita rakyat, keluarga yang dimaksud terdiri dari seorang janda, anak lelaki dan anak perempuan. Namun dongeng lain adalah seorang duda bersama seorang putra dan putrinya. Keluarga kecil ini sangat miskin dan hidup serba kekurangan.

Saking tak mampunya, mereka tidak sanggup membeli apa pun untuk menghias Pohon Natal. Saat malam Natal datang, mereka meratapi hal itu dan sebelum tidur, mereka memohon kepada Tuhan agar keajaiban muncul.

Lalu, seeokor laba-laba yang ada di rumah mereka mendengar permohonan tersebut. Binatang ini kemudian membuat jaring di Pohon Natal mereka dan menghiasnya dengan bentuk nan indah.

Ketika keluarga itu bangun, mereka melihat pohon tersebut sudah berubah menjadi sesuatu yang terlihat istimewa dan cantik. Persis seperti angan-angan mereka.

Bahkan, jaring milik laba-laba tersebut berubah menjadi untaian emas dan perak ketika terkena cahaya mentari. Jadi, keluarga ini tidak perlu khawatir lagi tentang uang.

Oleh karena itu, orang-orang Ukraina akan membiarkan laba-laba yang berada di dalam rumah mereka tetap hidup. Bahkan sampai beranak-pinak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya