Liputan6.com, Athena - Ribuan pengunjuk rasa terlibat bentrok dengan polisi di ibu kota Yunani, Athena, dalam aksi protes besar-besaran menentang kesepakatan pemerintah setempat atas perubahan nama negara tetangga, Makedonia.
Kesepakatan itu, yang belum disetujui parlemen Yunani, menunjuk tetangga utara negara itu sebagai Republik Makedonia Utara.
Dikutip dari BBC pada Senin (21/1/2019), nama Makedonia dinilai sensitif bagi banyak orang Yunani, di mana hal tersebut merujuk pada klaim salah satu provinsi setempat yang bernama sama.
Advertisement
Ratusan ribu orang melakukan perjalanan dari seluruh wilayah Yunani untuk berunjuk rasa di dekat parlemen nasional negara itu.
Baca Juga
Demonstran di Athena pada Minggu 20 Januari, meneriakkan "Makedonia adalah Yunani", dan mengibarkan bendera Yunani.
"Kami tidak bisa menerima kesepakatan ini, untuk memberikan (nama) Makedonia kami, sejarah kami," kata seorang pengunjuk rasa berusia lanjut, kepada kantor berita Reuters.
Pada satu titik, bentrokan terjadi di dekat gedung parlemen Yunani, ketika para demonstran bertopeng melemparkan batu dan kembang api ke polisi.
Tindakan itu segera dibalas oleh polisi yang membentuk barikade untuk memblokir pengunjuk rasa, yang berusaha menyerbu parlemen.
Isu penggunaan nama Makedonia menciptakan pertengkaran bertahun-tahun, sebelum kemudian menghasilkan kesepakatan kontroversial pada Juni lalu, yang diteken oleh Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras, dan mitranya dari Makedonia, Zoran Zaev.
Pemungutan suara terkait kesepakatan itu, yang bertujuan untuk mengakhiri pertikaian 28 tahun antara kedua negara, direncanakan berlangsung di parlemen Yunani pada pekan ini.
Di lain pihak, Makedonia telah meratifikasi kesepakatan tersebut, yang disambut dengan suka cita oleh masyarakat di sana.
Simak video pilihan berikut:
Sengketa Bermula Sejak 1991
Sementara itu, pihak oposisi di Yunani menuding PM Tsipras telah membuat terlalu banyak konsesi yang merugikan negara tersebut.
Pekan lalu ia berhasil lolos dari mosi tidak percaya, setelah mitra koalisinya menarik dukungan secara tiba-tiba.
Muncul kabar bahwa perubahan suara mendadak itu disebabkan oleh ancaman pembunuhan yang diterima oleh beberapa anggota parlemen, sejak beberapa bulan lalu.
Menilik ke belakang, sengketa nama bermula pada 1991 silam, menyusul perpecahan Yugoslavia, yang menjadikan beberapa wilayahnya merdeka, termasuk Makedonia.
Yunani telah lama berargumen bahwa penggunaan nama Makedonia menyiratkan klaim teritorial dan perampasan budaya. Di PBB, negara itu secara resmi dikenal sebagai Bekas Republik Yugoslavia Makedonia, dengan penekanan kuat pada nama "Yugoslavia".
Para nasionalis Yunani berpendapat bahwa nama Makedonia hanya dapat merujuk pada provinsi dengan nama serupa di negara tersebut.
Perselisihan nama menyebabkan Yunani memblokir harapan Makedonia untuk bergabung dengan NATO dan Uni Eropa.
Advertisement