Tangguhkan Government Shutdown AS, Trump Bantah Menyerah ke Demokrat

Donald Trump membantah keras telah menyerah terhadap kubu Demokrat, terkait pembukaan kembali pemerintah AS.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 28 Jan 2019, 12:34 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2019, 12:34 WIB
Donald Trump mengunjungi American Cemetery of Suresnes di luar kota Paris dalam rangka peringatan berakhirnya Perang Dunia I (AFP)
Donald Trump mengunjungi American Cemetery of Suresnes di luar kota Paris dalam rangka peringatan berakhirnya Perang Dunia I (AFP)

Liputan6.com, Washington DC - Gedung Putih membantah pada Minggu 27 Januari 2019 bahwa Donald Trump menyerah kepada kubu Demokrat atas pembukaan kembali pemerintah federal Amerika Serikat (AS), meskipun tidak menerima dana untuk tembok perbatasan -sebuah perjanjian di mana Trump pernah bersumpah tidak akan pernah membuatnya.

Ratusan fasilitas pemerintah mulai kembali beroperasi normal setelah penutupan parsial (shutdown) selama 35 hari, demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Senin (28/1/2019).

Sementara publik AS sangat menyalahkan Trump tentang penutupan pemerintahan, partai Republik berusaha untuk menyalahkan Demokrat.

"Demokrat telah menahan sandera pemerintah kita selama berminggu-minggu, tetapi berkat kepemimpinan Presiden @realDonaldTrump, pemerintah akan dibuka kembali dan pekerja federal akan dibayar dalam beberapa hari ke depan," twit Partai Republik

Pesan itu digaungkan oleh kepala staf Gedung Putih, Mick Mulvaney, kepada program Face the Nation di stasiun televisi CBS. Dia menyangkal bahwa Donald Trump telah kehilangan pertarungan penutupan dengan Demokrat.

"Tidak, saya pikir apa yang Anda lihat di sini adalah presiden melihat peluang," katanya kepada Fox News Sunday.

Demokrat mengindikasikan kepada Trump bahwa mereka akan menyetujui uang untuk keamanan perbatasan dalam putaran pembicaraan anggaran berikutnya, kata Mulvaney.

Sementara itu, sebagian kecil dari publik AS mendukung rencana Donald Trump untuk membangun tembok di perbatasan selatan dengan Meksiko, dan peringkat kontra rata-rata melonjak selama masa penutupan pemerintah, yakni dari 52 persen menjadi 56 persen.

Para pengkritik rencana tembok perbatasan mengatakan usualan Trump membuang-buang uang untuk mengatasi masalah yang terlalu dibesar-besarkan, dan menyarankan bahwa akan lebih baik diatasi dengan memadukan inovasi teknologi dan personel.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

Masih Memicu Beberapa Kendala

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Amerika Serikat (AFP Photo)

Ratusan ribu pegawai negeri sipil dijanjikan akan segera mendapat pembayaran kembali upah mereka, menjelang akhir pekan nanti.

Fasilitas federal dibuka kembali dengan jadwal yang terhuyung-huyung. Di Washington, museum Smithsonian yang populer di National Mall dan National Zoo akan tetap ditutup hingga Selasa esok.

Fasilitas seperti monumen nasional Fort McHenry di Baltimore, negara bagian Maryland, yang pertahanannya dalam Perang 1812 menginspirasi lagu kebangsaan Amerika, dibuka pada akhir pekan.

Masalah penundaan jadwal penerbangan masih berlanjut di banyak bandara pada akhir pekan lalu, ketika pos pemeriksaan keamanan masih kekurangan staf, yang memilih cuti.

Staf di Internal Revenue Service, pekerja keamanan perbatasan, petugas koreksi, dan lainnya yang diharuskan bekerja tanpa gaji selama shutdown, diberitahu bahwa mereka akan segeri diberi kompensasi.

"Beberapa dari mereka dapat (dibayar) awal pekan ini, beberapa dari mereka mungkin akan mendapat sisanya pada akhir pekan nanti," kata Mulvaney, kepada program Face the Nation di stasiun televisi CBS.

"Tapi kami berharap bahwa pada akhir pekan ini semua pembayaran diselesaikan, dan tentu saja penggajian berikutnya akan keluar tepat waktu," lanjutnya.

Tetapi bagi sebagian pekerja federal yang hidup dari gaji ke gaji, pembukaan kembali pemerintahan tidak sepenuhnya menyelesaikan masalah. Mereka dibayangi oleh beragam hambatan seperti terkendalanya pembayaran utang, peringkat kredit yang menurun, dan keraguan tentang keamanan pekerjaan di masa depan.

Keraguan itu dipicu oleh ancaman Donal Trump pada Jumat 25 Januari, yang mengatakan akan kembali menutup pemerintah "jika tidak mendapatkan kesepakatan yang adil dari Kongres", sebelum dana sementara habis pada 15 Februari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya