Pembicaraan Demokrat - Republik Jelang Tenggat Government Shutdown Jilid 2 Tersendat

Ketua negosiator, Senator Richard Shelby mengatakan kepada Fox News bahwa dia tidak yakin bisa mewujudkan keinginan Donald Trump jelang tenggat government shutdown.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 11 Feb 2019, 04:42 WIB
Diterbitkan 11 Feb 2019, 04:42 WIB
White House atau Gedung Putih
White House atau Gedung Putih. (AP)

Liputan6.com, Washington DC - Pembicaraan antara kubu Republik dan Demokrat AS untuk mencapai kesepakatan soal keamanan perbatasan dan menghindari government shutdown atau penutupan pemerintah lainnya terhenti.

Ketidaksepakatan berpusat pada desakan Presiden Donald Trump atas RUU terkait pendanaan tembok perbatasan AS-Meksiko.

Seperti dilaporkan CNN, Senin (11/2/2019), para negosiator menginginkan kesepakatan pada hari Senin untuk memberi Kongres waktu guna meloloskan undang-undang terkait pada Jumat 15 Februari mendatang. Batas kesepakatan untuk mendanai pemerintah soal tembok perbatasan, yang jika tak dikabulkan berujung government shutdown jilid dua.

Shutdown sebelumnya, yang berlangsung 35 hari, tercatat sebagai yang terpanjang dalam sejarah AS.

Kebuntuan terbaru ini terjadi karena Demokrat ingin pejabat dari Immigration and Customs Enforcement (ICE) berkonsentrasi pada penahanan migran dengan catatan kriminal daripada mereka yang telah memperpanjang visa, dengan membatasi jumlah tempat tidur yang dimiliki pusat penahanan, New York Times melaporkan.

Negosiator Demokrat berharap pembatasan jumlah tempat tidur pada angka 16.500. Itu kira-kira jumlah orang yang ditahan dalam tahun-tahun terakhir Obama di Gedung Putih, lapor Washington Post.

Para negosiator juga tengah mencari dana antara US$ 1,3 miliar dan US$ 2 miliar untuk dinding perbatasan yang diusulkan Trump, jauh dari permintaan sang pemimpin AS sebesar $ 5,7 miliar.

Dalam pertemuan yang digelar pada Minggu 10 Februari waktu setempat, ketua negosiator, Senator Richard Shelby mengatakan kepada Fox News bahwa dia tidak yakin bisa mewujudkan keinginan Trump.

"Aku akan mengatakan 50-50 untuk mencapai kata sepakat," ujar Shelby  seraya menambahkan bahwa "Momok shutdown masih membayangi."

Trump menyarankan para pemimpin Demokrat mencegah para negosiator mencapai kesepakatan. Bulan lalu dia mengatakan pembicaraan itu "buang-buang waktu".

Hal itu bagai pertanda bahwa akan ada sebuah penutupan pemerintahan baru yang membuat agen-agen federal termasuk Departemen Keamanan Dalam Negeri, Negara, Pertanian dan Perdagangan kehilangan akses untuk mendapatkan pendanaan dan mulai ditutup kembali.

Di mana akan memengaruhi sekitar 800.000 karyawan federal, yang tidak akan dibayar. Selama government shutdown lalu, beberapa karyawan terus bekerja tanpa dibayar.

Saksikan juga video berikut ini:

Pidato Kenegaraan Donald Trump

Donald Trump
Donald Trump telah mengancam penutupan sangat lama terhadap pemerintah AS apabila pendanaan untuk pembangunan tembok perbatasan tidak direstui. (AP File)

Dalam pidato keduanya sejak menjabat sebagai presiden, Trump meminta anggota parlemen untuk "memecahkan dekade kebuntuan politik" dan "menyembuhkan luka lama" hanya beberapa pekan setelah penutupan pemerintah parsial atau government shutdown terpanjang dalam sejarah Negeri Paman Sam.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menyampaikan pidato kenegaraan awal tahunnya di Kongres AS (parlemen) pada Selasa 5 Februari 2019 pukul 21.00 malam waktu lokal --atau pukul 09.00 WIB pada 6 Februari 2019.

Sesuai tradisi The State of the Union (sebagaimana perhelatan itu dikenal di AS), pidato itu menjadi ajang bagi presiden untuk menyuarakan pelaksanaan kebijakannya tahun lalu dan memproyeksikan kebijakannya yang akan datang pada sepanjang tahun ini.

Pernyataan Trump juga disampaikan ketika Kongres berupaya membuat kesepakatan mengenai keamanan perbatasan untuk mencegah terjadinya shutdown jilid dua yang tenggat waktunya semakin dekat pada 15 Februari mendatang.

Berikut 8 garis besar pidato the State of the Union Presiden Donald Trump seperti dikutip dari CBS.

Selengkapnya di sini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya