Liputan6.com, London - Beberapa anggota di kabinet Inggris meyakini bahwa Theresa May akan mundur dari jabatan perdana menteri, segera setelah kesepakatan Brexit dirilis.
Kabar itu, masih menurut mereka, dapat mempengaruhi pilihan terhadap siapa yang akan menggantikannya, demikian sebagaimana dikutip dari Express.co.uk pada Selasa (12/2/2019).
Kabar ini pertama kali diwartakan oleh surat kabar The Sun pada Senin 11 Februari, di mana menyebut langkah pengunduran diri May sebagai upaya untuk menghentikan saingan lawasnya, Boris Johnson, dalam meraih jabatan tertinggi di ranah politik Inggris.
Advertisement
Baca Juga
Dalam tata politik Inggris, perdana menteri yang mengundurkan diri memiliki satu kesempatan untuk memilih penggantinya, yang didasarkan pada beberapa pertimbangan kabinet dan pihak Kerajaan Britania Raya.
Jika May benar-benar pergi dari Downing Street Nomor 10, maka partai konservatif yang mengusungnya, akan mengesahkan sosok perdana menteri baru pada konferensi tahunnya, Oktober mendatang.
Menteri Perdagangan Internasional Liam Fox adalah salah satu pejabat senior yang mengaku telah mendapat "firasat kuat" tentang kepergian PM May.
"Liam yakin dia akan mengundurkan diri pada musim panas ini," kata salah seorang sumber.
Ditambahkan bahwa Liam juga meyakini PM May bertekad memastikan sosok yang tepat untuk menggantikannya sebagai pemimpin politik Inggris, dan "tidak akan mengatakan apapun sebelum semuanya pantas disampaikan".
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Theresa May Belum Menanggapi
Di lain pihak, para sekutu May mengatakan bahwa sang perdana menteri belum menciptakan agenda pasca-Brexit selama dua tahun ke depan.
Berkaitan dengan pernyataan May yang enggan untuk bertarung dalam pemilu Inggris pada 2022, maka sebagai pemimpin konservatif, dia harus menentukan penerusnya paling lambat dua tahun dari sekarang.
Namun, sekutu dekat PM May lainnya bersikeras bahwa dia belum menunjukkan indikasi pribadi untuk meninggalkan jabatannya.
Sumber itu mengatakan kepada The Sun: "Satu-satunya orang yang akan mengetahui pemikiran Theresa yang sebenarnya, tentang kapan dia akan turun adalah suaminya, Philip.
"Dia tidak akan membaginya dengan siapa pun, bukan kita atau menteri kabinet mana pun," lanjut sumber itu.
Banya anggota parlemen Inggris setuju jika May harus melepaskan jabatan perdana menteri setelah Brexit.
Seorang anggota parlemen mengatakan, baru-baru ini: "Semua orang ingin dia memenangkan (kesepakatan) Brexit, yang akan menjadi warisan substansial."
"Ada dugaan besar bahwa kini dia telah kehabisan cara. Semua kekuatannya habis dibakar, baik di sini (London) maupun Brussels (ibu kota Uni Eropa), dan orang lain perlu mengambil kendali dengan mandat baru," lanjutnya.
Advertisement