Jadi Buruan dengan Imbalan... Hamza bin Laden Akan Bernasib Serupa Ayahnya?

Mulai jadi buruan hingga sayembara berhadiah fantastis kini tengah dialami putra Osama bin Laden. Apakah ia akan bernasib sama seperti sang ayah dahulu?

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 07 Mar 2019, 16:40 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2019, 16:40 WIB
Putra Osama bin Laden, Hamza kini masuk dalam daftar buruan. Pemerintah AS telah menyiapkan uang senilai US$ 1 juta (sekira Rp 14,1 miliar). (AFP)
Putra Osama bin Laden, Hamza kini masuk dalam daftar buruan. Pemerintah AS telah menyiapkan uang senilai US$ 1 juta (sekira Rp 14,1 miliar). (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Putra Osama bin Laden, Hamza, kini masuk dalam daftar buruan. Pemerintah AS telah menyiapkan uang senilai US$ 1 juta (sekira Rp 14,1 miliar) sebagai hadiah untuk pemberi informasi, serta jaminan kerahasiaan identitas.

Sayembara berhadiah semacam itu juga pernah dibuat dengan menargetkan sang ayah, pemimpin kelompok militan Al Qaeda Osama bin Laden, sebelum kematiannya. Ia menjadi buruan banyak pihak di dunia.

Mantan tentara elite Amerika Serikat (AS) Navy SEAL yang ikut dalam penyerbuan ke persembunyian Osama bin Laden di Abbottabad, Pakistan buka suara terkait hal tersebut. Menurut pria yang menembak ayah Hamza bin Laden pada 2011, putra Osama yang suka Coca Cola namun benci Amerika itu bisa saja berakhir seperti pendahulunya.

Saat ini, putra pemimpin kelompok militan Al Qaeda yang tengah diburu itu diduga bersembunyi di perbatasan Pakistan. Ia diperkirakan dilindungi oleh raja penguasa obat terlarang.

Hamza dilaporkan telah mengambil alih pimpinan militan global sejak kematian ayahnya pada tahun 2011.

Rob O'Neill berbicara kepada media Daily Mail yang dikutip Kamis (7/3/2019), bahwa dirinya menyambut baik sayembara berhadiah US$ 1 juta untuk menemukan Hamza. Kendati demikian ia yakin harga putra Osama bin Laden itu bisa lebih tinggi.

"Jika semakin besar uang yang ditawarkan, peluang seseorang melapor persembunyian Hamza  makin meningkat," kata O'Neill. "Kalau sudah begitu, tergantung intelijen untuk memilah informasi yang benar atau sekadar mengincar uang hadiahnya."

O'Neill adalah anggota SEAL Team 6 yang menyerbu tempat persembunyian Osama bin Laden di Abbottabad, Pakistan, hampir delapan tahun lalu.

Pria 42 tahun itu mengaku menembak dan membunuh Osama bin Laden pada penyerbuan 2 Mei 2011. Pengakuannya baru mengemuka ke publik pada 2014.

Veteran itu yakin Hamza bin Laden akan menemui nasib serupa dengan sang ayah jika terus melanjutkan misi menyerang Barat seperti yang pernah dilontarkan dalam sebuah ancaman.

"Hentikanlah. Saya percaya nasib Hamza akan seperti sang ayah. Sebaiknya berhenti saja. Ideologi itu tak sepadan, sudah kuno," papar O'Neill.

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

Pernah Ancam AS Akan Balas Dendam untuk Ayahnya

Hamza bin Laden
Sejumlah agen intelijen Barat semakin berfokus pada keberadaan Hamza bin Laden, salah satu anak laki-laki pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden. (Foto: AP)

Hamza bin Laden, yang diyakini saat ini berusia sekitar 30 tahun, sebelumnya pernah mengancam akan menyerang AS untuk membalas dendam atas pembunuhan sang ayah pada tahun 2011 oleh SEAL Team 6.

Sejak Agustus 2015, ia telah merilis pesan audio dan video di internet guna menyerukan pengikutnya untuk meluncurkan serangan terhadap Amerika Serikat dan sekutunya di Barat, kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan Kamis lalu.

Jumat 1 Maret lalu, Arab Saudi telah mencabut kewarganegaraan Hamza bin Laden. Berita itu dipublikasikan surat kabar resmi Um al-Qura yang mengutip perintah kerajaan yang dikeluarkan untuk Kementerian Dalam Negeri setempat.

Setidaknya 20 anak Osama bin Laden dan seorang putra dari istri ketiganya, Hamza telah dipersiapkan untuk mengikuti jejak sang ayahnya sejak kecil.

Departemen Luar Negeri AS mengatakan barang-barang yang disita dari tempat persembunyian Osama bin Laden di Pakistan pada saat kematiannya mengindikasikan dia sedang mengajari Hamza bin Laden untuk menggantikannya sebagai pemimpin Al Qaeda.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya