3 Anak Miliarder Denmark Tewas dalam Teror Bom Sri Lanka

Miliarder Denmark, bos Asos dan Bestseller, kehilangan nyawa tiga anaknya yang tewas dalam teror bom beruntun di Sri Lanka pada Minggu 21 Maret 2019.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 22 Apr 2019, 19:16 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2019, 19:16 WIB
Teror Bom di Sri Lanka
Personel keamanan Sri Lanka berjaga di pintu masuk Hotel Shangri-La, Kolombo, pada 21 April 2019 untuk mengantisipasi teror susulan. (AFP)

Liputan6.com, Kopenhagen - Miliarder Denmark, Anders Holch Povlsen, kehilangan nyawa tiga anaknya yang tewas dalam teror bom beruntun di Sri Lanka pada Minggu 21 Maret 2019.

Bos situs butik daring Bestseller.com dan Asos.com itu tengah berlibur di Sri Lanka bersama keluarga selama libur Paskah --yang jatuh pada hari yang sama dengan tragedi kemarin.

"Sayangnya, kami dapat mengkonfirmasi laporan tersebut," kata juru bicara Bestseller dalam email, seperti dilansir BBC, Senin (22/4/2019).

"Kami meminta Anda untuk menghormati privasi keluarga dan oleh karena itu kami tidak memiliki komentar lebih lanjut."

Ayah dari empat anak itu adalah pemilik tanah pribadi terbesar di Inggris, menurut surat kabar Times.

Holch Povlsen memiliki portofolio properti besar di Skotlandia, di mana ia memiliki sekitar selusin perkebunan termasuk Kastil Aldourie. Dia membelinya melalui perusahaannya Wildland, yang menggambarkan dirinya sebagai proyek konservasi "skala lanskap".

290 Orang Tewas, 36 di Antaranya WN Asing

99 Orang Tewas dalam Ledakan Gereja dan Hotel di Sri Lanka
Prajurit Angkatan Darat Sri Lanka mengamankan sekitar Gereja St Anthony Shrine usai ledakan di Kochchikade, Kolombo, Sri Lanka, Minggu (21/4). Menurut laman News18 dikutip pada Minggu (21/4/2019), saat ini terdapat sekitar 450 orang yang telah dibawa ke rumah sakit. (AP Photo/Eranga Jayawardena)

Korban tewas dalam serangan Sri Lanka mencapai 290 orang, setelah serangkaian ledakan di gereja-gereja dan hotel-hotel mewah pada Minggu. Polisi telah menangkap 24 orang, tetapi tidak ada yang mengaku bertanggung jawab.

Sebagian besar dari mereka yang terbunuh dianggap sebagai warga negara Sri Lanka, termasuk banyak orang Kristen yang meninggal pada kebaktian Paskah.

Pihak berwenang mengatakan, mereka percaya bahwa 36 warga negara asing termasuk di antara yang tewas, dengan sebagian besar masih belum diidentifikasi di kamar mayat Kolombo.

Para korban internasional meliputi:

  1. Setidaknya delapan warga negara Inggris - dengan dua di antaranya pemegang paspor AS (kewarganegaraan ganda)
  2. Tiga warga negara Denmark
  3. Satu warga negara Portugis
  4. Enam warga negara India
  5. Dua insinyur dari Turki, menurut kantor berita Turki Anadolu
  6. Dua warga negara China, menurut China Daily
  7. Dua warga Australia, kata Perdana Menteri Scott Morrison
  8. Satu orang dari Belanda
  9. Satu orang dari Jepang, menurut media Jepang mengutip sumber-sumber pemerintah

Sri Lanka Nyatakan Darurat Nasional

Gereja rusak parah pasca ledakan bom di Sri Lanka (Sumber: Twitter.com/Geeta_Mohan)
Gereja rusak parah pasca ledakan bom di Sri Lanka (Sumber: Twitter.com/Geeta_Mohan)

Sri Lanka telah menyatakan keadaan darurat nasional yang mulai berlaku pada Senin 22 April 2019 malam hingga Selasa 23 April 2019, menurut siaran pers dari divisi media kantor kepresidenan.

Keputusan darurat nasional dibuat oleh Dewan Keamanan Nasional Sri Lanka, yang merujuk pasal-pasal dalam pencegahan terorisme di bawah Peraturan Darurat, demikian seperti dilansir CNN, Senin (22/4/2019).

Kebijakan itu diumumkan sehari usai rangkaian teror bom beruntun yang melanda Kolombo (7 ledakan) dan Batticaloa (1 ledakan) pada Minggu 21 April 2019. Tragedi yang menewaskan 290 orang dan melukai 500 lainnya.

Pemerintah Sri Lanka juga telah mengumumkan hari Selasa 23 April 2019 sebagai hari berkabung nasional.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya