Sekjen PBB dan PM Selandia Baru Bersatu Melawan Perubahan Iklim

Sekjen PBB datang ke Selandia Baru dan bergabung dalam inisiatif melawan perubahan iklim yang mengancam kelestarian Bumi.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 13 Mei 2019, 14:51 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2019, 14:51 WIB
Sekeretari Jenderal PBB Antonio Guterres (kiri) berjabat tangan dengan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern di Auckland, Senin 13 Mei 2019 (AP/Hannah Peters)
Sekeretari Jenderal PBB Antonio Guterres (kiri) berjabat tangan dengan Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern di Auckland, Senin 13 Mei 2019 (AP/Hannah Peters)

Liputan6.com, Auckland - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan pada hari Minggu bahwa kemauan politik untuk memerangi perubahan iklim tampaknya memudar, pada saat yang sama ketika keadaan semakin memburuk bagi mereka yang merasakan dampaknya.

Guterres membuat komentar setelah tiba di Selandia Baru, di mana ia berbicara kepada media bersama Perdana Menteri Jacinda Ardern di Auckland.

Dikutip dari Time.com pada Senin (13/9/2019), Guterres berencana untuk menghabiskan tiga hari di Selandia Baru, sebagai bagian dari perjalanan ke Pasifik Selatan untuk menyoroti masalah perubahan iklim.

Selain membahas isu perubahan Iklim, Guterres juga dijadwalkan berkunjung ke Christchurch, guna bertemu dengan para pemimpin Muslim setelah tragedi penembakan yang menewaskan 51 orang pada 15 Maret lalu.

Guterres mengatakan dia biasanya mengunjungi negara Muslim selama bulan suci Ramadan, tetapi tahun ini memutuskan untuk mengunjungi Muslim di Selandia Baru, sebagai penghargaan atas keberanian dan ketahanan mereka setelah teror penembakan.

Dia mengatakan sangat mengagumi solidaritas yang ditunjukkan Selandia Baru setelah serangan itu, dan memuji Ardern karena membantu menerapkan undang-undang kontrol senjata baru.

Sementara itu, pada pekan ini, PM Ardern berencana melakukan perjalanan ke Paris, di mana dia dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, akan menjadi tuan rumah pertemuan untuk mendesak penghapusan visual kekerasan secara online.

 

Banyak Negara Tidak Berkomitmen pada Perjanjian Paris

Ilustrasi perubahan iklim
Ilustrasi perubahan iklim (AFP)

Guterres mengatakan banyak negara tidak memenuhi komitmen terhadap Perjanjian Paris 2016, dalam menjaga kenaikan suhu global di bawah 2 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri.

"Kami tidak berada di jalur tepat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris," kata Guterres. "Dan paradoksnya adalah bahwa ketika keadaan semakin memburuk, kemauan politik tampaknya memudar."

Di lain pihak, pada pekan lalu, Guterres memuji Ardern karena telah memperkenalkan undang-undang ambisius, yang membuat Selandia Baru akan hampir sepenuhnya bebas dari karbon pada 2050 mendatang.

RUU itu diperkirakan akan lolos sidang terakhir di parlemen pada akhir tahun ini.

Kepulauan Pasifik Rentan Perubahan Iklim

Ilustrasi gelombang laut
Ilustrasi gelombang laut (Sumber: Pixabay)

Sementara itu, Guterres juga mengatakan bahwa negara-negara Kepulauan Pasifik berada di garis terdepan perubahan iklim.

"Kami tidak bisa membiarkan perubahan iklim yang tak terkendali," katanya. "Kita perlu melindungi kehidupan rakyat dan planet kita."

Guterres juga berencana untuk mengunjungi kepulauan Fiji, Tuvalu dan Vanuatu.

Di Fiji, ia akan bertemu dengan para pemimpin dan pejabat senior pemerintah dari Forum Kepulauan Pasifik.

Perjalanannya dilakukan menjelang KTT Aksi Iklim yang rencananya akan dia selenggarakan pada bulan September di New York.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya