Liputan6.com, Canberra - Seorang pria Australia tengah berkelana di ladang emas Australia Barat, saat ia tiba-tiba menemukan sebongkah emas. Batu mulia yang memiliki massa 1,4 kilogram itu berhasil didapatkan dengan menggunakan pendeteksi logam (metal detector).
Seorang penjual peralatan bagi pencari emas bernama Cook, mengatakan pria beruntung itu mendeteksi bongkahan sekitar 45 sentimeter di bawah permukaan tanah Kota Kalgoorlie, Australia.
Advertisement
Baca Juga
"Dia berjalan ke toko saya dan menunjukkan kepada bongkahan emas di tangannya, kemudian (saya sambut) dengan senyum lebar di wajah saya," kata Cook kepada BBC News sebagaimana dikutip pada Selasa (20/5/2019).
"Bongkahan emas itu hanya sedikit lebih besar dari sebungkus rokok, dan kepadatannya luar biasa, begitu berat," lanjutnya mendeskripsikan.
Sebuah toko di Kalgoorlie, Australia memperkirakan batu mulia itu bernilai A$ 100.000 (sekitar Rp 1,003 miliar).
Penemuan Bongkahan Emas Beberapa Kali Terjadi
Sekitar tiga perempat dari emas yang ditambang di Australia memang diproduksi di sekitar wilayah Kalgoorlie.
"Seiring dengan banyaknya tambang, semakin banyak orang berkeliling untuk mencari keuntungan di akhir pekan, sebagai hobi. Orang lain melakukannya secara penuh waktu," kata Prof. Sam Spearing, direktur Sekolah Pertambangan Australia Barat di Curtin University.
Sementara pria yang menemukan bongkahan emas 1,4 kilogram itu adalah salah satu orang yang memiliki hobi mencari keuntungan di Kalgoorlie, kata Cook, kepada BBC.
"Sebagian besar emas yang ditemukan berada dalam kategori kurang dari setengah ons, tetapi cukup sering ditemukan."
Penemuan emas seberat 1,4 kg itu menurut para ahli hanya terjadi beberapa kali dalam setahun.
Advertisement
Bongkahan Emas Terbesar di Dunia
Pada 150 tahun silam, dua warga negara Inggris bernama John Deason dan Richard Oats, tengah berjalan di area perkebunan di Australia. Saat menyusuri jalan setapak, mereka menemukan sebuah pohon rindang dan memutuskan untuk beristrihat di bawahnya.
Salah satu dari dua lelaki itu lantas berinisiatif untuk menggali tanah di dekat tanaman besar itu. Mujur benar nasib mereka. Tanpa sengaja, keduanya menemukan bongkahan emas berukuran jumbo.
Dilansir dari situs Revolvy, logam mulia terbesar di dunia itu ditemukan oleh Deason dan Oats di Moliagul, Victoria, Australia. Oleh mereka, bongkahan emas ini bahkan diberi julukan: "Welcome Stranger".
Benda seberat 97,14 kilogram tersebut berbentuk cenderung tak beraturan, dengan sisi terpanjangnya mencapai 61 cm. Emas ini diperkirakan bernilai US$ 3 sampai 4 juta, atau sekitar Rp 41,9 - 55,9 miliar jika dijual pada hari ini.
Jangan bayangkan Deason dan Oats harus melakukan ekspedisi berhari-hari dan menggali tanah sangat dalam, seperti dalam dongeng pencarian harta karun.
Pasalnya, bongkahan emas ini ditemukan hanya 3 sentimeter di bawah permukaan tanah, dekat dengan pangkal pohon yang berada tak jauh dari sebuah lereng yang mengarah ke karang Bulldog Gully.
Saat ditemukan, tidak ada satu pun alat timbang yang dapat mengukur bobot emas sebesar itu. Akhinya sang penemu memotongnya menjadi tiga bagian, dengan bantuan seorang pandai besi bernama Archibald Walls, di sebuah daerah bernama Dunolly.
Setelah emas berhasil dijadikan lebih kecil, Deason dan Oats --yang diikuti beberapa orang teman-- pergi menuju London Chartered Bank of Australia, di kota yang sama dengan tempat pandai besi berada.
Sesampainya di bank, transaksi jual-belipun dilakukan. Meski ukurannya besar dan berat, namun mereka hanya dibayar sekitar 9,381 pound sterling atau sekitar Rp 171,7 juta saja.
Pada Februari 2018, nilai "Welcome Stranger" telah berubah menjadi amat fantastis, yakni US$ 3,8 juta atau berkisar Rp 53,2 miliar.