Liputan6.com, Jakarta - Sepanjang sejarah Tanah Air, mungkin tak banyak pejabat Indonesia seperti sosok almarhum Sutopo Purwo Nugroho (49). Kehadirannya adalah salah satu contoh langka dan unik mengenai seorang abdi negara yang benar-benar mengabdi serta disukai khalayak juga media.
Dedikasinya sebagai the first responder kala bertugas sebagai Kepala Pusat Data dan Humas BNPB, ketika rentetan bencana melanda Indonesia tahun lalu, merupakan sebuah torehan.
Pengabdiannya bukan main. Ia tetap menjadi penyampai informasi pertama dan tepercaya perihal kebencanaan, meski diri sendiri tengah berjuang melawan kanker paru-paru kronis.
Advertisement
Baca Juga
Namanya terpatri di tengah-tengah publik, pada era di mana masyarakat Indonesia rajin menggeluti dunia maya.
Kini, Pak Topo --sebagaimana ia karib disapa oleh awak media-- telah tutup usia. Ia mengembuskan napas terakhir di Guangzhou Modern Hospital pada Minggu 7 Juli 2019 pukul 02.20 waktu Guangzhou, China.
Berbagai media hingga kantor berita konstan memberitakan obituari almarhum hari ini (7/7). Tak terkecuali situs berita internasional ternama.
Situs surat kabar Inggris, The Guardian, memasang tajuk berita "Indonesia's much-loved disaster agency chief dies of cancer" yang ditulis oleh Kate Lamb.
"Dikenal karena komitmennya yang tak kenal lelah terhadap pekerjaan itu, misi pribadinya untuk memerangi berita palsu, serta selera humornya yang unik, seperti yang sering ditampilkan di akun Twitter-nya, Pak Topo dipuji sebagai 'abdi negara yang sejati' oleh pengguna media sosial Indonesia pada hari Minggu, termasuk oleh presiden, Joko Widodo," tulis Lamb, seperti dikutip dari The Guardian, Minggu (7/7/2019).
Tak ketinggalan, situs surat kabar ternama Amerika Serikat, the New York Times, juga menerbitkan obituari almarhum Pak Topo dalam artikel berjudul "Sutopo Purwo Nugroho, Indonesia Disaster Spokesman, Dies at 49," yang ditulis oleh Richard C Paddock, dibantu kontributor Muktita Suhartono.
"Juru bicara untuk badan manajemen bencana Indonesia yang sangat dihormati ... Sutopo mendapat pengakuan nasional sebagai juru bicara pemerintah yang langsung mengandalkan ilmu pengetahuan untuk memberikan penjelasan berdasarkan fakta untuk bencana alam yang sering terjadi di Indonesia, termasuk gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami," tulis the Times.
Surat kabar dari negara tetangga, the Strait Times Singapura, juga menulis obituari berjudul "Indonesia's famed disaster spokesman Sutopo Purwo Nugroho dies of cancer," yang ditulis oleh koresponden di Indonesia, Wahyudi Soeriaatmadja.
"Ketika Gunung Agung meletus dan membuat Bali lumpuh, Dr Sutopo yang masih terhubung ke selang infus dan bernapas melalui satu paru-paru, tetap mengeluarkan siaran pers kepada wartawan. Sambil berjuang melawan kankernya sendiri, ia terus menenangkan negara yang dilanda kebakaran hutan, tanah longsor, banjir, dan gempa bumi," tulis Wahyudi untuk the Strait Times.
"Dr Sutopo adalah salah satu dari empat lelaki pemberani yang secara kolektif berlabel The First Responders, yang dianugerahi The Straits Times, Orang Asia Tahun 2018 di The Straits Times Global Outlook Forum 2019," lanjut artikel itu.
Ucapan Belasungkawa Jokowi untuk Sutopo Purwo Nugroho
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho. Sutopo meninggal dunia pada Minggu, 7 Juli 2019 di rumah sakit di Guangzhou, Tiongkok.
"Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Kita kehilangan seorang yang hidupnya didedikasikan untuk orang banyak. Sebagaimana yang pernah ia sampaikan: "Hidup itu bukan soal panjang pendeknya usia, tapi seberapa besar kita dapat membantu orang lain."
Selamat jalan Pak @Sutopo_PN, tulis Jokowi melalui akun Twitternya."
Advertisement