Polisi Hong Kong Dikritik Soal Isu Triad Serang Massa Aksi Pro-Demokrasi

Polisi Hong Kong menghadapi kritik setelah dituduh gagal melindungi aktivis pro-demokrasi yang diserang oleh penyerang tak dikenal.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 23 Jul 2019, 09:23 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2019, 09:23 WIB
Polisi Hong Kong berjaga usai demonstrasi pro demokrasi berujung ricuh akhir pekan lalu, 21 Juli 2019 (Philip Fong / AFP PHOTO)
Polisi Hong Kong berjaga usai demonstrasi pro demokrasi berujung ricuh akhir pekan lalu, 21 Juli 2019 (Philip Fong / AFP PHOTO)

Liputan6.com, Hong Kong - Polisi Hong Kong menghadapi kritik setelah dituduh gagal melindungi aktivis pro-demokrasi yang diserang oleh penyerang tak dikenal pada Minggu 21 Juli 2019 sekitar pukul 22:30 waktu setempat (14:30 GMT).

Anggota parlemen Hong Kong dari kubu oposisi mengatakan, tidak adanya tindakan polisi memungkinkan para penjahat, yang diduga terafiliasi triad, memukuli demonstran setelah aksi protes yang berlangsung akhir pekan lalu.

Puluhan orang terluka ketika mereka diserang oleh orang-orang berbaju putih, bertopeng serta bersenjata tongkat.

Polisi dilaporkan tiba di TKP setelah pukul 23:00, saat sebagian besar penyerang telah pergi.

Kepolisian Hong Kong mengatakan pasukan mereka terpecah untuk menangani aksi protes yang terjadi pada hari lain. Hong Kong telah diguncang oleh protes berminggu-minggu yang dipicu oleh RUU ekstradisi.

Rekaman video pada hari Minggu malam menunjukkan sekelompok pria memukuli penumpang dengan tongkat di stasiun kereta api di daerah Yuen Long.

Ada spekulasi bahwa penyerang memiliki hubungan dengan geng kriminal terorganisasi lokal, lazim dikenal sebagai triad. Empat puluh lima orang terluka, dengan satu orang dalam kondisi kritis.

Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam menggambarkan serangan itu "mengejutkan". Dia juga mengutuk pengunjuk rasa karena merusak kantor perwakilan utama China di kota pada hari sebelumnya.

Jika terbukti bahwa gerombolan insiden Minggu terafiliasi triad, ini bukan pertama kalinya kelompok kejahatan terorganisasi itu menargetkan massa pro-demokrasi di Hong Kong. Peristiwa serupa pernah terjadi pada 2017 selama protes serupa dan melukai sejumlah orang --the Daily Beast melaporkan.

Simak video pilihan berikut:

Spesifik Menargetkan Massa Pro-Demokrasi

Seorang demonstran pro-demokrasi Hong Kong terluka usai gerombolan bersenjata tongkat menyerang massa aksi akhir pekan lalu. Gerombolan itu diduga terafiliasi triad Hong Kong. (AFP PHOTO)
Seorang demonstran pro-demokrasi Hong Kong terluka usai gerombolan bersenjata tongkat menyerang massa aksi akhir pekan lalu. Gerombolan itu diduga terafiliasi triad Hong Kong. (AFP PHOTO)

Para pengunjuk rasa pro-demokrasi diserang ketika mereka melakukan perjalanan kembali dari sebuah demonstrasi di pusat Hong Kong, di mana polisi anti huru hara menembakkan gas air mata dan peluru karet kepada para pengunjuk rasa.

Para pria bertopeng menyerbu stasiun Yuen Long MTR sekitar pukul 22:30 waktu setempat (14:30 GMT), Minggu 21 Juli.

Media lokal mengatakan mereka menargetkan orang-orang berpakaian hitam - warna yang paling banyak dipakai pemrotes.

Seorang jurnalis, Gwyneth Ho, diserang ketika dia berada di tengah streaming langsung untuk situs web berita Stand News. Dia saat ini di rumah sakit.

Seorang saksi - Galileo Cheng, 34 - mengatakan kepada BBC bahwa dia menderita beberapa pukulan di punggung dan lengannya ketika dia mencoba membantu Gwyneth.

Asosiasi Jurnalis Hong Kong mengatakan beberapa wartawan di tempat kejadian mengaku bahwa peralatan mereka disita sejumlah oknum.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya