Beda Pandangan, Mahasiswa China dan Pro-Hong Kong Bentrok di Universitas Queensland

Kelompok mahasiswa asal China dan pro-Hong Kong bersitegang di posisi saling berhadapan selama empat jam di lokasi bentrok. Ricuh berakhir ketika polisi berhasil meyakinkan kedua kelompok untuk pulang.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Jul 2019, 13:04 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2019, 13:04 WIB
Bendera negara Australia - AFP
Bendera negara Australia - AFP

Liputan6.com, Brisbane - Akibat berbeda pandangan tentang China dan aksi unjuk rasa pro-demokrasi di Hong Kong, sejumlah mahasiswa asal Tiongkok di Universitas Queensland, Brisbane, dilaporkan terlibat bentrok pada Rabu, 24 Juli 2019.

Menurut Informasi yang diperoleh ABC, bentrokan ini terjadi ketika sejumlah aktivis pro-China mendatangi aksi unjuk rasa yang digelar oleh rekan-rekan mereka sesama mahasiswa asal Tiongkok yang sedang menunjukkan solidaritas mereka terhadap kaum minoritas yang teraniaya di tanah air.

Ratusan mahasiswa dari kedua kelompok itu berkumpul di luar Gedung Pengadilan Agung Universitas Queensland (UQ) di Brisbane, Queensland, untuk mengekspresikan pandangan mereka.

Seperti dikutip dari ABC Indonesia, Kamis (25/7/2019), bentrokan antara kedua kubu mahasiswa ini tidak terhindarkan ketika kelompok mahasiswa pro-China memainkan lagu-lagu nasionalis dan meneriakkan yel-yel "China itu hebat".

Sejumlah video yang diunggah di media sosial menunjukkan teriakan dan pelecehan yang dilontarkan mahasiswa di kedua kubu itu kemudian memuncak dan berubah menjadi kekerasan.

Kedua kelompok mahasiswa asal China itu bersitegang di posisi saling berhadapan selama empat jam di lokasi bentrok dan baru berakhir ketika polisi berhasil meyakinkan kedua kelompok untuk pulang.

Sejauh ini tak ada penangkapan.

Namun, untuk beberapa waktu, aktivis pro-China terus bertahan di pengadilan UQ, bahkan ketika rekan mahasiswa yang lain meninggalkan area itu.

Saksikan video pilihan di bawah ini: 

Bentrok yang Menakutkan...

Bullying Penindasan dan Kekerasan
Ilustrasi Tindak Kekerasan dan Penganiayaan (iStockphoto)

Presiden Serikat Mahasiswa UQ, Georgia Milroy, mengatakan bentrok yang terjadi cukup menakutkan.

"Saya pikir ada banyak mahasiswa yang bersikeras di kedua kelompok ... Jujur saja, situasinya saat itu cukup menakutkan," katanya.

"Ada beberapa kekerasan yang terjadi. Saya pikir mahasiswa yang memulainya adalah mahasiswa Hong Kong. Mereka tidak melakukan kekerasan... Mahasiswa Hong Kong itu mulai melakukan aksi unjuk rasa damai yang dalam waktu singkat memicu eskalasi."

"Dan kemudian situasinya menjadi semakin sengit dan terjadi garis pemisah yang kuat ketika mahasiswa pro-China mulai menyanyikan lagu kebangsaan dan saat itulah bentrok kemudian tidak terhindarkan."Ini sesuatu yang belum pernah kita lihat sebelumnya di UQ, tingkat nasionalisme semacam ini, dan saya pikir ada sedikit kekhawatiran dari para mahasiswa asal China dan mengapa mereka diizinkan melakukan aksi unjuk rasa.

"Saya pikir kita berada di masa yang belum pernah terjadi sebelumnya, jujur saja."

Dalam sebuah pernyataan, UQ mengatakan mereka mengharapkan staf dan mahasiswa untuk "mengekspresikan pandangan mereka dengan cara yang sah dan penuh hormat, dan sesuai dengan kebijakan dan nilai-nilai universitas".

"Sebelumnya hari ini, menanggapi kekhawatiran soal keselamatan dan keamanan yang diakibatkan oleh sebuah aksi unjuk rasa yang diprakarsai mahasiswa di kampus, pihak Universitas Queensland meminta dukungan polisi," demikian bunyi pernyataan pihak UQ.

"Atas saran polisi, mahasiswa yang terlibat aksi unjuk rasa diminta membubarkan diri. Keselamatan semua mahasiswa adalah yang terpenting bagi universitas."

Pengunjuk Rasa Hong Kong Terluka

Ilustrasi Penganiayaan
Ilustrasi bentrok. (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Aksi unjuk rasa mahasiswa China di Brisbane ini terjadi merupakan respons atas aksi unjuk rasa yang telah berlangsung selama berminggu-minggu di Hong Kong. Awal mulanya adalah aksi penentangan terhadap RUU ekstradisi China yang meluas kepada isu keprihatinan tentang masa depan kebebasan demokrasi di Hong Kong.

Para pengunjuk rasa pro-demokrasi di Hong Kong telah diserang oleh kelompok-kelompok bersenjata pada akhir pekan lalu. Situasi ini mendorong beberapa orang mengecam kepolisian Hong Kong yang dinilai telah gagal melindungi mereka.

Kepolisian Hong Kong mengatakan mereka telah menangkap sejumlah orang. Beberapa di antaranya berkaitan dengan geng mafia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya